Share

Home Stories

Stories 17 Mei 2022

Larangan Ekspor Gandum India dan Dampaknya ke Indonesia

Kebijakan pelarangan ekspor gandum di India diprediksi akan menambah parah krisis gandum dunia.

Pekerja sedang memanggul sekarung gandum di Punjab, India, pada Minggu (1/5/2022). - Bloomberg-

Context.id, JAKARTA - Kebijakan pelarangan ekspor gandum di India diprediksi akan menambah parah krisis gandum dunia. Pasalnya, harga gandum dunia telah terombang-ambing karena perang Ukraina-Rusia. Belum lagi harga gandum juga telah naik sebanyak 58,8 persen dalam setahun terakhir.

“Ekspor semua gandum termasuk durum berprotein tinggi dan varietas roti, telah diubah kategorinya dari “bebas” ke “terlarang” mulai 13 Mei 2022,” ujar Perdana Menteri India, Narendra Modi, dilansir dari Indian Express.

Namun melansir dari Bisnis, hal tersebut dinilai tidak terlalu berdampak pada Indonesia. Direktur CORE Indonesia Muhammad Faisal mengatakan, India hanya menyumbang 2,8 persen dari total impor gandum Indonesia. 

“Di dunia pun share ekspor gandum India sekitar 3 persen. Ada resikonya tapi tidak sebesar dampaknya akibat misalnya Ukraina atau Rusia yang diembargo,” ujar Muhammad Faisal.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), impor biji gandum tanpa cangkang kode Harmonized System (HS) 10019912 dari India seberat 184,6 juta ton pada 2021, bernilai US$60 juta. Lalu pada 2022, impor gandum dari India mencapai 98,18 juta ton hingga Maret dengan nilai US$3,9 juta. 

Angka tersebut masih termasuk kecil dibandingkan gandum yang diimpor dari Australia senilai US$2,62 miliar atau hampir 42 persen. Selain itu, Indonesia juga mengimpor gandum dengan jumlah yang cukup fantastis dari Argentina, Australia, Brazil, Burgaria, Kanada, Moldova, Ukraina, dan Amerika Serikat.

“Makanya pentingnya diversifikasi partner dagang kita. Jadi tidak bergantung pada negara-negara tertentu. Untungnya India yang hanya 2,8 persen, coba kalau Australia 42 persen,” ujar Muhammad Faisal.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 17 Mei 2022

Larangan Ekspor Gandum India dan Dampaknya ke Indonesia

Kebijakan pelarangan ekspor gandum di India diprediksi akan menambah parah krisis gandum dunia.

Pekerja sedang memanggul sekarung gandum di Punjab, India, pada Minggu (1/5/2022). - Bloomberg-

Context.id, JAKARTA - Kebijakan pelarangan ekspor gandum di India diprediksi akan menambah parah krisis gandum dunia. Pasalnya, harga gandum dunia telah terombang-ambing karena perang Ukraina-Rusia. Belum lagi harga gandum juga telah naik sebanyak 58,8 persen dalam setahun terakhir.

“Ekspor semua gandum termasuk durum berprotein tinggi dan varietas roti, telah diubah kategorinya dari “bebas” ke “terlarang” mulai 13 Mei 2022,” ujar Perdana Menteri India, Narendra Modi, dilansir dari Indian Express.

Namun melansir dari Bisnis, hal tersebut dinilai tidak terlalu berdampak pada Indonesia. Direktur CORE Indonesia Muhammad Faisal mengatakan, India hanya menyumbang 2,8 persen dari total impor gandum Indonesia. 

“Di dunia pun share ekspor gandum India sekitar 3 persen. Ada resikonya tapi tidak sebesar dampaknya akibat misalnya Ukraina atau Rusia yang diembargo,” ujar Muhammad Faisal.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), impor biji gandum tanpa cangkang kode Harmonized System (HS) 10019912 dari India seberat 184,6 juta ton pada 2021, bernilai US$60 juta. Lalu pada 2022, impor gandum dari India mencapai 98,18 juta ton hingga Maret dengan nilai US$3,9 juta. 

Angka tersebut masih termasuk kecil dibandingkan gandum yang diimpor dari Australia senilai US$2,62 miliar atau hampir 42 persen. Selain itu, Indonesia juga mengimpor gandum dengan jumlah yang cukup fantastis dari Argentina, Australia, Brazil, Burgaria, Kanada, Moldova, Ukraina, dan Amerika Serikat.

“Makanya pentingnya diversifikasi partner dagang kita. Jadi tidak bergantung pada negara-negara tertentu. Untungnya India yang hanya 2,8 persen, coba kalau Australia 42 persen,” ujar Muhammad Faisal.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Paus dari Chicago, Leo XIV dan Langkah Baru Gereja Katolik

Dikenal cukup moderat tapi tetap memegang teguh doktrin gereja

Context.id . 09 May 2025

Diplomasi Olahraga RI-Inggris: Sumbangsih BritCham untuk Anak Indonesia

Program GKSC diharapkan dapat menjadi langkah awal perubahan positif anak-anak dalam hidup mereka.

Helen Angelia . 08 May 2025

Bobby Kertanegara Dapat Hadiah Spesial dari Pendiri Microsoft

Dari boneka paus untuk kucing presiden, hingga keris untuk sang filantropis. Momen yang memperlihatkan diplomasi tak selalu kaku.

Noviarizal Fernandez . 07 May 2025

Siap-siap, Sampah Antariksa Era Soviet Pulang Kampung ke Bumi

Diluncurkan Uni Soviet pada 1972, sayangnya wahana ini gagal menuju Venus karena roket pengangkutnya gagal total

Noviarizal Fernandez . 06 May 2025