Kongres Diaspora, Bahas IKN hingga Bahasa Indonesia
Diaspora Indonesia harus bisa menghubungkan potensi di Tanah Air dengan di luar negeri, semisal memperkenalkan bahasa Indonesia dan IKN.
Context.id, JAKARTA - Indonesian Diaspora Network (IDN) Global yang menaungi diaspora atau WNI yang menyebar atau berkarya di seluruh dunia baru saja menggelar Kongres ke-7 Diaspora Indonesia atau Congress of Indonesian Diaspora 7 (CID-7), Sabtu (12/8).
Kongres diaspora yang dimulai pada pukul 9.00 WIB ini berlangsung secara hybrid. Untuk kongres luring diadakan di Senayan City Hall, Jakarta, dan yang daring atau virtual dilakukan serentak di seluruh dunia menyesuaikan dengan waktu masing-masing negara.
Chairman Board of Trustee IDN Global Dino Patti Djalal dalam sambutannya menjelaskan bahwa konsep diaspora sangat luas dan mencakup orang-orang Indonesia yang memberikan kontribusi di dalam maupun luar negeri.
"Diaspora itu adalah semua orang yang berdarah dan berbudaya dan berkarya untuk Indonesia yang berada di luar negeri tapi juga termasuk yang tadinya di luar negeri masuk kembali ke Indonesia, kecuali tentara atau diplomat," jelas Dino, Sabtu (12/8).
Mantan Wakil Menlu RI itu juga menjelaskan bahwa dua sumber kekuatan diaspora adalah Indonesianisme dan idealisme. Para diaspora berkegiatan dan berkarya karena kecintaan mereka kepada Indonesia.
Dino turut menyorot tiga peran penting yang harus diapresiasi para diaspora, yakni sebagai creator, connector, dan communicator. Untuk connector adalah potensi diaspora untuk menghubungkan potensi di luar negeri dengan Tanah Air, sementara sebagai communicator berarti diaspora lebih ampuh melakukan promosi-promosi untuk Indonesia.
Dino juga menyorot salah satu diaspora yang kembali ke Indonesia, yakni Bambang Susantono yang merupakan Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN). Ternyata, dulu Bambang tidak menerima gaji ketika baru awal-awal kembali, bahkan dengan rentang waktu yang cukup lama, 11 bulan kata Dino.
Sementara itu, Presiden IDN Global Kartini Sarsilaningsih mengatakan diaspora Indonesia harus menjadi bagian dari kemajuan Indonesia dan juga memberikan citra yang positif di dunia karena para diaspora berinteraksi langsung dengan orang-orang di luar negeri.
"Pada saat ini, Indonesia sedang menyongsong usia emasnya yang akan jatuh pada tahun 2045 dan menetapkan berbagai sasaran yang tujuan utamanya adalah memposisikan Indonesia sebagai bangsa yang besar, bermartabat, dan dihormati bangsa-bangsa lain di dunia. Adakah diaspora menjadi bagian dari upaya itu? Tentu saja, ya dan harus. Bahkan kalau perlu berada di garis depan," tegas Nining.
Pada kongres ke-7 ini, dibahas juga bagaimana diaspora Indonesia siap mempromosikan dan membawa citra positif bangsa atau nation branding IKN ke mata dunia. Dukungan IKN nanti akan dilakukan lewat kerja kolektif para diaspora Indonesia yang tersebar di seluruh dunia.
Selain mengenalkan proyek IKN, kongres ini juga membahas dukungan diaspora terkait tema “Wonderful Indonesia” dan “Spice Up the World” yang diusung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Di luar negeri, diaspora Indonesia bisa mengenalkan pariwisata dan kebudayaan Indonesia semisal masakan, tarian, bumbu dan lainnya.
Kongres ini juga mendeklarasikan bahasa Indonesia sebagai Bahasa internasional. Komitmen ini sesuai dengan target yang ditetapkan oleh pemerintah bahwa Bahasa Indonesia harus menjadi salah satu bahasa internasional pada 2045.
Di sisi lain, pemerintah melalui Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 telah menyusun strategi secara sistematis untuk meningkatkan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sedang menyusun strategi agar bahasa Indonesia mendunia.
Ada tiga strategi yang dilakukan, pertama menguatkan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dan perguruan tinggi di luar negeri. Saat ini ada sekitar 52 negara yang mengajarkan bahasa Indonesia. Para tutornya dibina oleh Pusat Bahasa, Kemendikbudristek.
Strategi kedua adalah menguatkan jejaring dengan diaspora. Keberadaan diaspora di berbagai negara dinilai bisa mempopulerkan bahasa Indonesia lebih luas.
Ketiga, Kemendikbudristek bersama dengan Kementerian Luar Negeri sedang berupaya menjadikan bahasa Indonesia untuk diakui sebagai salah satu bahasa resmi di sidang umum UNESCO.
RELATED ARTICLES
Kongres Diaspora, Bahas IKN hingga Bahasa Indonesia
Diaspora Indonesia harus bisa menghubungkan potensi di Tanah Air dengan di luar negeri, semisal memperkenalkan bahasa Indonesia dan IKN.
Context.id, JAKARTA - Indonesian Diaspora Network (IDN) Global yang menaungi diaspora atau WNI yang menyebar atau berkarya di seluruh dunia baru saja menggelar Kongres ke-7 Diaspora Indonesia atau Congress of Indonesian Diaspora 7 (CID-7), Sabtu (12/8).
Kongres diaspora yang dimulai pada pukul 9.00 WIB ini berlangsung secara hybrid. Untuk kongres luring diadakan di Senayan City Hall, Jakarta, dan yang daring atau virtual dilakukan serentak di seluruh dunia menyesuaikan dengan waktu masing-masing negara.
Chairman Board of Trustee IDN Global Dino Patti Djalal dalam sambutannya menjelaskan bahwa konsep diaspora sangat luas dan mencakup orang-orang Indonesia yang memberikan kontribusi di dalam maupun luar negeri.
"Diaspora itu adalah semua orang yang berdarah dan berbudaya dan berkarya untuk Indonesia yang berada di luar negeri tapi juga termasuk yang tadinya di luar negeri masuk kembali ke Indonesia, kecuali tentara atau diplomat," jelas Dino, Sabtu (12/8).
Mantan Wakil Menlu RI itu juga menjelaskan bahwa dua sumber kekuatan diaspora adalah Indonesianisme dan idealisme. Para diaspora berkegiatan dan berkarya karena kecintaan mereka kepada Indonesia.
Dino turut menyorot tiga peran penting yang harus diapresiasi para diaspora, yakni sebagai creator, connector, dan communicator. Untuk connector adalah potensi diaspora untuk menghubungkan potensi di luar negeri dengan Tanah Air, sementara sebagai communicator berarti diaspora lebih ampuh melakukan promosi-promosi untuk Indonesia.
Dino juga menyorot salah satu diaspora yang kembali ke Indonesia, yakni Bambang Susantono yang merupakan Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN). Ternyata, dulu Bambang tidak menerima gaji ketika baru awal-awal kembali, bahkan dengan rentang waktu yang cukup lama, 11 bulan kata Dino.
Sementara itu, Presiden IDN Global Kartini Sarsilaningsih mengatakan diaspora Indonesia harus menjadi bagian dari kemajuan Indonesia dan juga memberikan citra yang positif di dunia karena para diaspora berinteraksi langsung dengan orang-orang di luar negeri.
"Pada saat ini, Indonesia sedang menyongsong usia emasnya yang akan jatuh pada tahun 2045 dan menetapkan berbagai sasaran yang tujuan utamanya adalah memposisikan Indonesia sebagai bangsa yang besar, bermartabat, dan dihormati bangsa-bangsa lain di dunia. Adakah diaspora menjadi bagian dari upaya itu? Tentu saja, ya dan harus. Bahkan kalau perlu berada di garis depan," tegas Nining.
Pada kongres ke-7 ini, dibahas juga bagaimana diaspora Indonesia siap mempromosikan dan membawa citra positif bangsa atau nation branding IKN ke mata dunia. Dukungan IKN nanti akan dilakukan lewat kerja kolektif para diaspora Indonesia yang tersebar di seluruh dunia.
Selain mengenalkan proyek IKN, kongres ini juga membahas dukungan diaspora terkait tema “Wonderful Indonesia” dan “Spice Up the World” yang diusung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Di luar negeri, diaspora Indonesia bisa mengenalkan pariwisata dan kebudayaan Indonesia semisal masakan, tarian, bumbu dan lainnya.
Kongres ini juga mendeklarasikan bahasa Indonesia sebagai Bahasa internasional. Komitmen ini sesuai dengan target yang ditetapkan oleh pemerintah bahwa Bahasa Indonesia harus menjadi salah satu bahasa internasional pada 2045.
Di sisi lain, pemerintah melalui Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 telah menyusun strategi secara sistematis untuk meningkatkan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sedang menyusun strategi agar bahasa Indonesia mendunia.
Ada tiga strategi yang dilakukan, pertama menguatkan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dan perguruan tinggi di luar negeri. Saat ini ada sekitar 52 negara yang mengajarkan bahasa Indonesia. Para tutornya dibina oleh Pusat Bahasa, Kemendikbudristek.
Strategi kedua adalah menguatkan jejaring dengan diaspora. Keberadaan diaspora di berbagai negara dinilai bisa mempopulerkan bahasa Indonesia lebih luas.
Ketiga, Kemendikbudristek bersama dengan Kementerian Luar Negeri sedang berupaya menjadikan bahasa Indonesia untuk diakui sebagai salah satu bahasa resmi di sidang umum UNESCO.
POPULAR
RELATED ARTICLES