Share

Home Stories

Stories 08 Agustus 2023

Menelisik Pengaruh Dialog Budaya & Agama Asean

Forum Konferensi Dialog Antarbudaya dan Antaragama Asean memengaruhi kebijakan politik para pemimpin negara di kawasan ini

Konferensi Dialog Antarbudaya dan Antaragama Asean/ Dok. NUOnline

Context.id, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengatakan forum Konferensi Dialog Antarbudaya dan Antaragama Asean lebih berpengaruh dalam kebijakan politik dibandingkan dengan forum lain.

"Forum ini lebih politically decisive [menentukan secara politik] dibandingkan dengan forum diskusi antaragama lainnya," katanya.

Pria yang akrab disapa Gus Yahya tersebut, menjelaskan forum ini merupakan forum para pemimpin umat beragama, namun berkaitan erat dengan pemerintah negara masing-masing peserta.

Dia menyebutkan acara ini merupakan kelanjutan dari forum Religion of Twenty (R20) yang dilaksanakan pada tahun lalu, namun dengan status yang lebih kuat.

"Ini bukan sekadar dialog intelektual, tapi ada nuansa politik di dalamnya, karena pemerintah yang kita undang, juga kita ajak untuk berkomunikasi," ujarnya.

Ia menyebutkan Pemerintah Indonesia telah mengadopsi acara ini menjadi rangkaian kegiatan keketuaan Indonesia di Asean pada 2023, sehingga hasil dan kesimpulan dari acara ini akan menjadi salah satu pokok diskusi yang akan dibahas pada agenda KTT Asean Summit berikutnya.

Pihaknya telah mengantisipasi titipan materi dari pemerintah masing-masing peserta, termasuk di antaranya terkait dengan soal Myanmar, yang sedang berada dalam polemik antaragama.

Meskipun demikian, Gus Yahya belum dapat menjelaskan hingga tingkat apa kesepakatan antarnegara terkait dengan umat beragama dapat dibuat pada forum ini.

"Yang jelas, kita tidak hanya berhenti sampai mengecam, protes, atau kritik, tapi kita juga berpikir tentang apa yang bisa dilakukan untuk membawa kepada pengaruh nyata yang dapat menjadi solusi," kata dia.

Adapun acara ini dilaksanakan di Jakarta pada 7 Agustus 2023, diikuti 200 peserta, termasuk 11 pembicara dalam negeri, 15 pembicara luar negeri, serta 27 delegasi dari negara-negara Asean dan negara undangan, seperti Amerika Serikat, China, India, dan Jepang.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Home Stories

Stories 08 Agustus 2023

Menelisik Pengaruh Dialog Budaya & Agama Asean

Forum Konferensi Dialog Antarbudaya dan Antaragama Asean memengaruhi kebijakan politik para pemimpin negara di kawasan ini

Konferensi Dialog Antarbudaya dan Antaragama Asean/ Dok. NUOnline

Context.id, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengatakan forum Konferensi Dialog Antarbudaya dan Antaragama Asean lebih berpengaruh dalam kebijakan politik dibandingkan dengan forum lain.

"Forum ini lebih politically decisive [menentukan secara politik] dibandingkan dengan forum diskusi antaragama lainnya," katanya.

Pria yang akrab disapa Gus Yahya tersebut, menjelaskan forum ini merupakan forum para pemimpin umat beragama, namun berkaitan erat dengan pemerintah negara masing-masing peserta.

Dia menyebutkan acara ini merupakan kelanjutan dari forum Religion of Twenty (R20) yang dilaksanakan pada tahun lalu, namun dengan status yang lebih kuat.

"Ini bukan sekadar dialog intelektual, tapi ada nuansa politik di dalamnya, karena pemerintah yang kita undang, juga kita ajak untuk berkomunikasi," ujarnya.

Ia menyebutkan Pemerintah Indonesia telah mengadopsi acara ini menjadi rangkaian kegiatan keketuaan Indonesia di Asean pada 2023, sehingga hasil dan kesimpulan dari acara ini akan menjadi salah satu pokok diskusi yang akan dibahas pada agenda KTT Asean Summit berikutnya.

Pihaknya telah mengantisipasi titipan materi dari pemerintah masing-masing peserta, termasuk di antaranya terkait dengan soal Myanmar, yang sedang berada dalam polemik antaragama.

Meskipun demikian, Gus Yahya belum dapat menjelaskan hingga tingkat apa kesepakatan antarnegara terkait dengan umat beragama dapat dibuat pada forum ini.

"Yang jelas, kita tidak hanya berhenti sampai mengecam, protes, atau kritik, tapi kita juga berpikir tentang apa yang bisa dilakukan untuk membawa kepada pengaruh nyata yang dapat menjadi solusi," kata dia.

Adapun acara ini dilaksanakan di Jakarta pada 7 Agustus 2023, diikuti 200 peserta, termasuk 11 pembicara dalam negeri, 15 pembicara luar negeri, serta 27 delegasi dari negara-negara Asean dan negara undangan, seperti Amerika Serikat, China, India, dan Jepang.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Keajaiban Terasering di Yaman, Warisan Peradaban yang Bertahan

Pegunungan berbatu di Yaman bukan hanya lanskap alami menakjubkan, tetapi juga saksi kejeniusan manusia dalam mengelola lingkungan

Noviarizal Fernandez . 07 February 2025

Studi: Kaum Muda Prioritaskan Keamanan Hidup di Atas Segalanya

Penelitian ini menantang stereotip Gen Z lebih berorientasi pada ketenaran dan pengakuan

Noviarizal Fernandez . 06 February 2025

Mandi Es, Tren Kesehatan yang Perlu Ditinjau Ulang

Beberapa tahun terakhir, praktik mandi es semakin populer di kalangan atlet, selebritas, dan influencer kesehatan

Context.id . 06 February 2025

EvieAI: Asisten Kesehatan Virtual Berbasis Jurnal Medis

Movano Health hadirkan EvieAI, asisten kesehatan berbasis AI yang menjanjikan informasi akurat memanfaatkan data jurnal medis

Context.id . 06 February 2025