Share

Home Stories

Stories 21 Juli 2023

Catat! Ini Empat Hal Penting Buat UMKM Calon Pengekspor

Biasanya ada empat masalah utama yang dihadapi UMKM untuk melangkah ke pasar mancanegara, padahal pintu menuju ke sana sebenarnya terbuka lebar.

Pelaku UMKM terus didorong untuk melakukan ekspor/ Istimewa

Context.id, JAKARTA - Segelintir UMKM di Tanah Air masih punya tantangan dalam mempersiapkan diri merambah pasar mancanegara alias menjadi pengekspor. 

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani melihat ada empat masalah utama yang dihadapi UMKM untuk melangkah ke pasar mancanegara, padahal pintu menuju ke sana sebenarnya terbuka lebar. 

Pertama, terlalu fokus pada sisi pemasaran. Padahal, ada hal-hal yang lebih mendasar yang wajib dipenuhi terlebih dahulu. Misalnya, kematangan manajemen finansial, terutama untuk berbisnis dengan kurs dollar.

Selain itu, manajemen sumber daya manusia (SDM), manajemen hubungan pelanggan, dan metode menjaring inovasi.

Kedua, strategi meningkatkan kualitas produk atau jasa yang ditawarkan. Pasalnya, Apindo melihat UMKM seringkali belum memiliki nilai kompetitif dengan produk-produk kompetitor di pasar yang dituju.

“Kesiapan ekspor itu bukan hanya dari sisi kelembagaan, seperti soal badan hukum dan perizinan. Tapi juga, misalnya, apakah menyadari apa saja standar-standar keamanan yang dipakai di negara tujuan? Apakah desain produk sudah sesuai preferensi pasar di target ekspor? Semua ini perlu dipelajari secara detail,” ungkapnya kepada Context.id, dikutip Kamis (20/7/2023).

Ketiga, konsistensi dalam memenuhi permintaan secara tepat dan cepat. Terakhir, kontinuitas dalam memahami dinamika pasar di negara tujuan.

Saat ini, Shinta melihat banyak program pendampingan UMKM dari pemerintah maupun korporasi besar yang terbilang sporadis dan tidak berkelanjutan, sehingga belum bisa mencapai standar untuk membawa pelaku UMKM mampu menjadi pengekspor.

Bantuan lewat pelatihan dan program-program hibah memang ada pengaruhnya. Namun, untuk mempersiapkan para pelaku UMKM mencapai standar ekspor, minimal perlu ada pendampingan mulai dari pembenahan proses bisnis, sampai strategi analisis pasar mancanegara secara sistematis.

Oleh sebab itu, kolaborasi terstruktur dari berbagai pemangku kepentingan, demi menciptakan indikator keberhasilan yang lebih terukur.

"Itulah alasan Apindo selalu menyuarakan pendampingan UMKM yang terstruktur, membangun ekosistem kolaborasi pentahelix. Ada peran industri, seperti korporasi, pengusaha dan profesional, kemudian didampingi ekosistem akademisi dan pemerintahan di provinsi atau daerah masing-masing," jelasnya.



Penulis : Aziz Rahardyan

Editor   : Thomas Mola

Stories 21 Juli 2023

Catat! Ini Empat Hal Penting Buat UMKM Calon Pengekspor

Biasanya ada empat masalah utama yang dihadapi UMKM untuk melangkah ke pasar mancanegara, padahal pintu menuju ke sana sebenarnya terbuka lebar.

Pelaku UMKM terus didorong untuk melakukan ekspor/ Istimewa

Context.id, JAKARTA - Segelintir UMKM di Tanah Air masih punya tantangan dalam mempersiapkan diri merambah pasar mancanegara alias menjadi pengekspor. 

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani melihat ada empat masalah utama yang dihadapi UMKM untuk melangkah ke pasar mancanegara, padahal pintu menuju ke sana sebenarnya terbuka lebar. 

Pertama, terlalu fokus pada sisi pemasaran. Padahal, ada hal-hal yang lebih mendasar yang wajib dipenuhi terlebih dahulu. Misalnya, kematangan manajemen finansial, terutama untuk berbisnis dengan kurs dollar.

Selain itu, manajemen sumber daya manusia (SDM), manajemen hubungan pelanggan, dan metode menjaring inovasi.

Kedua, strategi meningkatkan kualitas produk atau jasa yang ditawarkan. Pasalnya, Apindo melihat UMKM seringkali belum memiliki nilai kompetitif dengan produk-produk kompetitor di pasar yang dituju.

“Kesiapan ekspor itu bukan hanya dari sisi kelembagaan, seperti soal badan hukum dan perizinan. Tapi juga, misalnya, apakah menyadari apa saja standar-standar keamanan yang dipakai di negara tujuan? Apakah desain produk sudah sesuai preferensi pasar di target ekspor? Semua ini perlu dipelajari secara detail,” ungkapnya kepada Context.id, dikutip Kamis (20/7/2023).

Ketiga, konsistensi dalam memenuhi permintaan secara tepat dan cepat. Terakhir, kontinuitas dalam memahami dinamika pasar di negara tujuan.

Saat ini, Shinta melihat banyak program pendampingan UMKM dari pemerintah maupun korporasi besar yang terbilang sporadis dan tidak berkelanjutan, sehingga belum bisa mencapai standar untuk membawa pelaku UMKM mampu menjadi pengekspor.

Bantuan lewat pelatihan dan program-program hibah memang ada pengaruhnya. Namun, untuk mempersiapkan para pelaku UMKM mencapai standar ekspor, minimal perlu ada pendampingan mulai dari pembenahan proses bisnis, sampai strategi analisis pasar mancanegara secara sistematis.

Oleh sebab itu, kolaborasi terstruktur dari berbagai pemangku kepentingan, demi menciptakan indikator keberhasilan yang lebih terukur.

"Itulah alasan Apindo selalu menyuarakan pendampingan UMKM yang terstruktur, membangun ekosistem kolaborasi pentahelix. Ada peran industri, seperti korporasi, pengusaha dan profesional, kemudian didampingi ekosistem akademisi dan pemerintahan di provinsi atau daerah masing-masing," jelasnya.



Penulis : Aziz Rahardyan

Editor   : Thomas Mola


RELATED ARTICLES

Muatan Politis Proyek Revisi Sejarah Versi Pemerintah

Proyek penulisan ulang sejarah Indonesia versi pemerintah dianggap bermuatan politis, bukan karena dasar pertimbangan ilmu pengetahuan

Renita Sukma . 25 June 2025

Bagaimana AI Meresap dalam Parfum

AI merevolusi proses pembuatan wewangian atau parfum. Benarkah hasilnya sesuai dengan hasil racikan tangan manusia?

Noviarizal Fernandez . 25 June 2025

Meningkatnya Penculikan Miliarder Kripto

Awalnya, pencurian kripto identik dengan peretas tapi kini kembali ke cara konvensional, menculik investornya dan memindahkan kekayaannya ke rekening

Noviarizal Fernandez . 23 June 2025

Turang Sudah Pulang, Film Terbaik yang Lama Menghilang

Seniman Bunga Siagian berhasil membawa pulang film karya aktivis Lekra Bachtiar Siagian berjudul Turang, yang sempat hilang puluhan tahun dari per ...

Renita Sukma . 22 June 2025