Share

Home Stories

Stories 29 April 2022

10 Tahun Lagi Bonus Demografi, Waspada Brain Drain!

Saat ini, sudah ada 9 juta imigran Indonesia yang tersebar di seluruh dunia. Ternyata, angka ini hampir menyamai jumlah penduduk di Austria, lho!

Ilustrasi fenomena brain drain. - Context -

Context.id, JAKARTA – Saat ini, sudah ada 9 juta imigran Indonesia yang tersebar di seluruh dunia. Ternyata, angka ini hampir menyamai jumlah penduduk di Austria, lho!

Kesempatan hidup yang baik, pendidikan, dan karir di mancanegara yang lebih menjanjikan jadi alasannya. Indonesia pun harus hati-hati terhadap besarnya arus emigrasi ini. Jika salah langkah, negara bisa saja kehilangan orang-orang berbakatnya.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate mewakili Presiden Joko Widodo meminta para milenial di bidang digital yang memiliki keahlian spesifik untuk memajukan negeri, dengan harapan tidak terjadi fenomena brain drain.

“Kita harus punya talent scouting untuk mencari di mana anak-anak milenial kita yang ahli-ahli ini berada, jangan sampai terjadi brain drain yang membuat tenaga-tenaga ahli kita justru berpindah dan bekerja di tempat atau negara yang lain,” jelasnya.

Pada dasarnya, brain drain adalah kondisi saat kaum intelektual, ilmuwan, atau peneliti dari negerinya sendiri dan menetap ke luar negeri. Oleh karena itu, fenomena brain drain di Indonesia bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam menghadapi bonus demografi tahun 2030-2040. Pasalnya pada dekade tersebut, jumlah usia produktif diproyeksikan berjumlah 60 persen.

Bonus demografi ini juga merupakan peluang bagi Indonesia melakukan strategi-strategi untuk menjadi negara yang lebih maju. Kualitas sumber daya manusia kemudian menjadi titik kunci bagaimana strategi tersebut bisa diimplementasikan.

Selain itu, menurut Menteri Tenaga Kerja, Ida Fauziyah, penduduk usia produktif diprediksi akan mencapai 205 juta dan 2 jutaan usia produktif di antaranya akan masuk ke pasar kerja setiap tahun. Dengan demikian bonus demografi akan tercermin dari peningkatan standar hidup penduduk Indonesia.

“Manfaat bonus demografi akan tercermin pada peningkatan standar hidup penduduk, yang faktor penentunya adalah produktivitas,” ujar Ida dikutip dari Tempo.

Namun di sisi lain, jika bonus demografi ini tidak dimanfaatkan dengan baik, akan menyebabkan kerugian. Apalagi bonus demografi ini hanya terjadi sekali dalam sejarah perjalanan sebuah bangsa.

 



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 29 April 2022

10 Tahun Lagi Bonus Demografi, Waspada Brain Drain!

Saat ini, sudah ada 9 juta imigran Indonesia yang tersebar di seluruh dunia. Ternyata, angka ini hampir menyamai jumlah penduduk di Austria, lho!

Ilustrasi fenomena brain drain. - Context -

Context.id, JAKARTA – Saat ini, sudah ada 9 juta imigran Indonesia yang tersebar di seluruh dunia. Ternyata, angka ini hampir menyamai jumlah penduduk di Austria, lho!

Kesempatan hidup yang baik, pendidikan, dan karir di mancanegara yang lebih menjanjikan jadi alasannya. Indonesia pun harus hati-hati terhadap besarnya arus emigrasi ini. Jika salah langkah, negara bisa saja kehilangan orang-orang berbakatnya.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate mewakili Presiden Joko Widodo meminta para milenial di bidang digital yang memiliki keahlian spesifik untuk memajukan negeri, dengan harapan tidak terjadi fenomena brain drain.

“Kita harus punya talent scouting untuk mencari di mana anak-anak milenial kita yang ahli-ahli ini berada, jangan sampai terjadi brain drain yang membuat tenaga-tenaga ahli kita justru berpindah dan bekerja di tempat atau negara yang lain,” jelasnya.

Pada dasarnya, brain drain adalah kondisi saat kaum intelektual, ilmuwan, atau peneliti dari negerinya sendiri dan menetap ke luar negeri. Oleh karena itu, fenomena brain drain di Indonesia bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam menghadapi bonus demografi tahun 2030-2040. Pasalnya pada dekade tersebut, jumlah usia produktif diproyeksikan berjumlah 60 persen.

Bonus demografi ini juga merupakan peluang bagi Indonesia melakukan strategi-strategi untuk menjadi negara yang lebih maju. Kualitas sumber daya manusia kemudian menjadi titik kunci bagaimana strategi tersebut bisa diimplementasikan.

Selain itu, menurut Menteri Tenaga Kerja, Ida Fauziyah, penduduk usia produktif diprediksi akan mencapai 205 juta dan 2 jutaan usia produktif di antaranya akan masuk ke pasar kerja setiap tahun. Dengan demikian bonus demografi akan tercermin dari peningkatan standar hidup penduduk Indonesia.

“Manfaat bonus demografi akan tercermin pada peningkatan standar hidup penduduk, yang faktor penentunya adalah produktivitas,” ujar Ida dikutip dari Tempo.

Namun di sisi lain, jika bonus demografi ini tidak dimanfaatkan dengan baik, akan menyebabkan kerugian. Apalagi bonus demografi ini hanya terjadi sekali dalam sejarah perjalanan sebuah bangsa.

 



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025