Share

Stories 18 Juli 2023

Kisah Agrinesia & Kunci Sukses Bangun Bisnis Oleh-Oleh

Berawal dari mencoba pulih dari kebangkrutan, Pendiri Agrinesia Raya mengungkap kunci suksesnya membangun bisnis oleh-oleh khas daerah di kota wisata.

Aktivitas produksi oleh-oleh Lapis Bogor dari Agrinesia/ Aziz Rahardyan

​Context.id, JAKARTA - Berawal dari jatuh-bangun melahirkan Lapis Bogor Sangkuriang, saat ini pasangan suami-istri Anggara Jati & Rizka Wahyu Romadhona telah sukses membangun berbagai merek oleh-oleh kenamaan di berbagai kota lewat PT Agrinesia Raya. 

Sebagai informasi, saat ini Agrinesia membawahi merek oleh-oleh yang tersebar di berbagai kota pariwisata di samping Lapis Bogor. Antara lain, Bolu Susu Lembang, Bakpia Kukus Tugu Jogja, Lapis Kukus Pahlawan Surabaya, Bolu Malang Singosari, Bolu Stim Menara Medan, dan Bolu Nusarasa. 

Rizka yang saat ini menjabat Founder dan Managing Director Agrinesia sempat mengungkap kisahnya kepada Context.id bahwa awal membangun Lapis Bogor Sangkuriang pada 2011 sebenarnya tak disengaja. Tapi karena terpepet keadaan, sebab bisnis baksonya bersama suami hampir tumbang. 

“Tadinya bisnis bakso berjalan baik, apalagi setelah kami buat kemasan siap makan untuk karyawan kantoran. Tapi waktu itu, kami masih pelaku UMKM yang belum matang dari sisi manajemen,” ujarnya kepada Context.id, dikutip Selasa (18/7/2023).

Kala itu, Rizka menilai bahwa kesalahan terbesarnya adalah tidak fokus di satu bisnis, tergiur untuk memakai profit buat bikin bisnis lain, dan akhirnya justru membuatnya terlilit utang sampai dicari-cari debt collector. Padahal, Rizka baru saja memutuskan resign dari kantornya untuk fokus berbisnis demi membantu suami.

“Setelah bisnis bakso nyungsep, kami sempat coba banyak bisnis lain. Akhirnya, kami kepikiran bikin bisnis oleh-oleh karena melihat potensi Bogor sebagai kota wisata, banyak dikunjungi orang. Pilihan oleh-oleh waktu itu pun masih sedikit sekali. Apalagi yang memakai olahan talas sebagai salah satu ikon kawasan ini,” tambahnya.

Akhirnya, berbekal modal Rp500.000 dan mixer pinjaman milik Ibu mertua, Rizka pun mulai membuat percobaan kue lapis berbahan talas untuk dijual demi bertahan hidup.

Setelah melewati beberapa kali percobaan karena mengolah talas notabene bukan pekerjaan mudah, akhirnya mulai ada respon positif dari para tetangga dan muncul testimoni dari mulut ke mulut. 

“Alhamdulillah, ternyata para tetangga yang suka juga ikut promosi produk saya. Kemudian, mulai ada pesanan dari teman-teman, sampai akhirnya kami memberanikan diri buka kios kecil,” ungkap Rizka.

Setelah itu, menurut Rizka, salah satu kunci sukses dalam membesarkan bisnis oleh-oleh adalah kolaborasi dengan pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan berkaitan pariwisata.

Kala itu, Rizka sampai berkunjung ke dinas-dinas pemerintah kota, berpromosi dengan mengunjungi media-media arus utama di kawasan Bogor, bekerja sama dengan hotel-hotel di kawasan puncak, mengikuti program-program pembinaan UMKM dari korporasi besar, dan lain sebagainya.

“Kami punya momentum dikenal orang sejak ikut promosi di acara-acara UMKM besutan pemerintah dan salah satu perbankan. Selain itu, kami juga ada kerja sama dengan Dinas Pariwisata untuk membuat kemasan edisi khusus yang isinya edukasi tentang tempat-tempat wisata di Bogor. Nama kami jadi semakin terkenal dan terpercaya setelah itu,” ungkapnya.

Terkini, Agrinesia Raya telah memiliki 1.300 karyawan, di mana sekitar 300 orang di antaranya bernaung di Lapis Bogor Sangkuriang. Pabrik untuk pusat produksi berada di kawasan Sentul, Citeureup, Kabupaten Bogor.

Pabrik besar lain di samping Bogor juga ada di wilayah Sidoarjo, Yogyakarta, dan Medan, seiring moncernya merek-merek yang telah membutuhkan kapasitas produksi besar, seperti Lapis Kukus Pahlawan Surabaya dan Bakpia Kukus Tugu Jogja. 

Sudah ada 7 toko oleh-oleh yang dibangun langsung oleh Grup Agrinesia di Bogor, dengan 48 toko mitra khusus di Bogor dan sekitar 460 toko mitra di beberapa kota wisata lain di Indonesia. 



Penulis : Aziz Rahardyan

Editor   : Thomas Mola

Stories 18 Juli 2023

Kisah Agrinesia & Kunci Sukses Bangun Bisnis Oleh-Oleh

Berawal dari mencoba pulih dari kebangkrutan, Pendiri Agrinesia Raya mengungkap kunci suksesnya membangun bisnis oleh-oleh khas daerah di kota wisata.

Aktivitas produksi oleh-oleh Lapis Bogor dari Agrinesia/ Aziz Rahardyan

​Context.id, JAKARTA - Berawal dari jatuh-bangun melahirkan Lapis Bogor Sangkuriang, saat ini pasangan suami-istri Anggara Jati & Rizka Wahyu Romadhona telah sukses membangun berbagai merek oleh-oleh kenamaan di berbagai kota lewat PT Agrinesia Raya. 

Sebagai informasi, saat ini Agrinesia membawahi merek oleh-oleh yang tersebar di berbagai kota pariwisata di samping Lapis Bogor. Antara lain, Bolu Susu Lembang, Bakpia Kukus Tugu Jogja, Lapis Kukus Pahlawan Surabaya, Bolu Malang Singosari, Bolu Stim Menara Medan, dan Bolu Nusarasa. 

Rizka yang saat ini menjabat Founder dan Managing Director Agrinesia sempat mengungkap kisahnya kepada Context.id bahwa awal membangun Lapis Bogor Sangkuriang pada 2011 sebenarnya tak disengaja. Tapi karena terpepet keadaan, sebab bisnis baksonya bersama suami hampir tumbang. 

“Tadinya bisnis bakso berjalan baik, apalagi setelah kami buat kemasan siap makan untuk karyawan kantoran. Tapi waktu itu, kami masih pelaku UMKM yang belum matang dari sisi manajemen,” ujarnya kepada Context.id, dikutip Selasa (18/7/2023).

Kala itu, Rizka menilai bahwa kesalahan terbesarnya adalah tidak fokus di satu bisnis, tergiur untuk memakai profit buat bikin bisnis lain, dan akhirnya justru membuatnya terlilit utang sampai dicari-cari debt collector. Padahal, Rizka baru saja memutuskan resign dari kantornya untuk fokus berbisnis demi membantu suami.

“Setelah bisnis bakso nyungsep, kami sempat coba banyak bisnis lain. Akhirnya, kami kepikiran bikin bisnis oleh-oleh karena melihat potensi Bogor sebagai kota wisata, banyak dikunjungi orang. Pilihan oleh-oleh waktu itu pun masih sedikit sekali. Apalagi yang memakai olahan talas sebagai salah satu ikon kawasan ini,” tambahnya.

Akhirnya, berbekal modal Rp500.000 dan mixer pinjaman milik Ibu mertua, Rizka pun mulai membuat percobaan kue lapis berbahan talas untuk dijual demi bertahan hidup.

Setelah melewati beberapa kali percobaan karena mengolah talas notabene bukan pekerjaan mudah, akhirnya mulai ada respon positif dari para tetangga dan muncul testimoni dari mulut ke mulut. 

“Alhamdulillah, ternyata para tetangga yang suka juga ikut promosi produk saya. Kemudian, mulai ada pesanan dari teman-teman, sampai akhirnya kami memberanikan diri buka kios kecil,” ungkap Rizka.

Setelah itu, menurut Rizka, salah satu kunci sukses dalam membesarkan bisnis oleh-oleh adalah kolaborasi dengan pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan berkaitan pariwisata.

Kala itu, Rizka sampai berkunjung ke dinas-dinas pemerintah kota, berpromosi dengan mengunjungi media-media arus utama di kawasan Bogor, bekerja sama dengan hotel-hotel di kawasan puncak, mengikuti program-program pembinaan UMKM dari korporasi besar, dan lain sebagainya.

“Kami punya momentum dikenal orang sejak ikut promosi di acara-acara UMKM besutan pemerintah dan salah satu perbankan. Selain itu, kami juga ada kerja sama dengan Dinas Pariwisata untuk membuat kemasan edisi khusus yang isinya edukasi tentang tempat-tempat wisata di Bogor. Nama kami jadi semakin terkenal dan terpercaya setelah itu,” ungkapnya.

Terkini, Agrinesia Raya telah memiliki 1.300 karyawan, di mana sekitar 300 orang di antaranya bernaung di Lapis Bogor Sangkuriang. Pabrik untuk pusat produksi berada di kawasan Sentul, Citeureup, Kabupaten Bogor.

Pabrik besar lain di samping Bogor juga ada di wilayah Sidoarjo, Yogyakarta, dan Medan, seiring moncernya merek-merek yang telah membutuhkan kapasitas produksi besar, seperti Lapis Kukus Pahlawan Surabaya dan Bakpia Kukus Tugu Jogja. 

Sudah ada 7 toko oleh-oleh yang dibangun langsung oleh Grup Agrinesia di Bogor, dengan 48 toko mitra khusus di Bogor dan sekitar 460 toko mitra di beberapa kota wisata lain di Indonesia. 



Penulis : Aziz Rahardyan

Editor   : Thomas Mola


RELATED ARTICLES

Apakah Curhat Membantu atau Justru Memperburuk Amarah?

Penelitian menunjukkan mengeluh atau curhat malah tidak baik bagi kesehatan mental

Context.id . 08 November 2024

Donald Trump Menang, Harga Bitcoin Melambung

Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS 2024 disambut positif oleh pasar kripto, dengan harga Bitcoin yang melambung hingga US 75 ribu atau sekitar ...

Context.id . 08 November 2024

Jaga Kesehatan Sopir, Jepang Siapkan Jalan Otomatis untuk Logistik

Jepang merancang jalur transportasi otomatis antara Tokyo dan Osaka untuk mengantisipasi krisis pengemudi truk serta lonjakan kebutuhan logistik.

Context.id . 07 November 2024

Kolaborasi Manusia dan Kecerdasan Buatan Mengubah Metode Perawatan Kanker

Teknologi AI merevolusi deteksi, diagnosis, dan perawatan kanker dengan meningkatkan akurasi dan kecepatan, namun perlu kehati-hatian dan keputusa ...

Context.id . 06 November 2024