Stories - 08 July 2023
Antraks Merebak, Kenali Bahaya Penyakit Hewan Ini
Antraks tidak menular dari manusia ke manusia, tetapi dari hewan ke manusia.
.jpg)
Context.id, JAKARTA — Penyakit antraks kembali menjadi perhatian serius pemerintah setelah tiga orang meninggal dunia akibat penyakit tersebut.
Ketiga korban penyakit antraks itu berasal dari Gunung Kidul, Yogyakarta. Mereka meninggal dunia akibat mengonsumsi hewan yang terjangkit penyakit antraks. Selain tiga korban meninggal dunia, puluhan orang lainnya tertular penyakit ini.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Kementerian Kesehatan, Imran Pambudi mengemukakan bahwa kasus kematian terhadap manusia akibat penyakit antraks baru pertama kali terjadi dalam kurun waktu 2016-2023 di daerah Yogyakarta.
Padahal, penyakit antraks seringkali muncul di Kota Pelajar itu, tetapi tidak pernah ada korban jiwa.
“Spora ini bisa masuk ke manusia dan masuk lewat luka di tubuh maupun makanan dan minuman,” tuturnya dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (6/7/2023).
Dia menjelaskan bahwa bakteri bacillus anthracis dari penyakit antraks tersebut bisa bertahan selama 40 tahun pada tubuh manusia maupun hewan.
Tidak hanya itu, menurutnya, penyakit antraks juga bisa terbang dan menetap pada hewan dan menularkannya kepada manusia.
Maka dari itu, dia mengatakan bahwa Pemerintah telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) kepada masyarakat terutama di wilayah Yogyakarta untuk waspada dan berhati-hati pada penyakit tersebut.
“Kami sudah mengeluarkan SE imbauan agar meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati dengan penyakit ini karena penyakit ini bisa terbang ke mana-mana,” katanya.
Menurutnya, untuk menangani masyarakat yang terkena penyakit antraks tidak akan sama seperti penyakit Covid-19 beberapa waktu lalu. Pasalnya, penyakit antraks tidak menular dari manusia ke manusia, tetapi dari hewan ke manusia.
Dia mengimbau kepada masyarakat untuk melaporkan kepada dinas kesehatan setempat jika ada hewan ternak yang mendadak sakit atau menunjukkan gejala sakit antraks.
“Diharapkan masyarakat segera melapor saat menemukan penyakit itu,” ujarnya.
Penulis : Sholahuddin Ayyubi
Editor : Oktaviano Donald
MORE STORIES

Kejagung Dalami Korupsi Dana Sawit di BPDPKS
Kerugian negara dalam dugaan korupsi di BPDPKS ini karena ada korporasi yang mendapatkan dana pengembangan biodiesel tapi hasilnya tidak sesuai
Noviarizal Fernandez | 21-09-2023

Kementerian BUMN Gandeng Kejagung Awasi Dana Pensiun
Amburadulnya pengelolaan dana pensiun badan usaha milik negara (Dapen BUMN) yang dapat mengakibatkan kerugian besar menjadi perhatian pemerintah
Noviarizal Fernandez | 21-09-2023

Harga Masih Tinggi, Ombudsman: HET Beras Sebaiknya Dihapus
Harga eceran tertinggi (HET) beras dinilai tidak efektif menjaga stabilisasi harga beras yang masih tetap melonjak di pasaran
Noviarizal Fernandez | 19-09-2023

Benarkah Tiap WNI Menanggung Utang Rp28 Juta?
Besarnya utang negara yang dimiliki Indonesia bukan berarti setiap penduduk akan menanggung utang sebesar Rp28 juta.
Noviarizal Fernandez | 19-09-2023
A modern exploration of business, societies, and ideas.
Powered by Bisnis Indonesia.
Copyright © 2023 - Context
Copyright © 2023 - Context