Share

Stories 19 Juni 2023

Kemarau Panjang, BMKG Imbau Ancaman Kebakaran Hutan

Kemarau yang berkepanjangan rentan memicu kebakaran hutan. BMKG serukan upaya antisipasi

Bangunan terbakar di belakang kendaraan yang hangus selama Kebakaran Hutan Oak di Mariposa County, California, AS, 23 Juli 2022. - Bloomberg-

Context.id, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melihat adanya ancaman kebakaran hutan akibat kekeringan yang berkepanjangan dan minimnya curah hujan di beberapa wilayah di Indonesia. 

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan perlu ada langkah cepat yang harus diambil untuk menghadapi kondisi kekeringan yang semakin memburuk. Salah satunya dengan menggunakan air secara bijak.

"Saat ini beberapa wilayah  memang sudah mencapai tahap kemarau, tetapi beberapa daerah masih diguyur hujan. Hujan ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin sehingga air tidak terbuang percuma begitu saja," paparnya dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk ‘Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan’, Senin (19/6/2023).

Guswanto juga menyoroti pentingnya untuk melakukan langkah-langkah antisipasi. Salah satu langkah ini adalah melakukan pembasahan di wilayah yang memiliki gambut.

"Ini bisa dilakukan melalui penyiraman tanah secara teratur atau menggunakan teknologi modifikasi cuaca untuk memicu hujan buatan di wilayah tersebut. Tindakan tersebut untuk menjaga kelembaban tanah dan mencegah terjadinya kebakaran gambut yang sering kali terjadi selama musim kemarau," lanjutnya. 

BMKG, kata Guswanto, memanfaatkan teknologi dalam upayanya mencegah dan menangani kebakaran hutan dan lahan. Pengamatan dari satelit digunakan untuk mendeteksi kebakaran dan memberikan peringatan dini. Ia juga menyoroti pentingnya pembasahan gambut di wilayah yang memiliki potensi kebakaran.

"Untuk mengantisipasi asap lintas batas, kolaborasi dengan negara tetangga harus dilakukan agar kebakaran tidak mengganggu wilayah mereka," ucapnya.

Melalui pendekatan yang holistik, penguatan analisis iklim dan cuaca, operasional di lapangan, pengelolaan lanskap, serta penanganan asap lintas batas, upaya penanganan kebakaran dan kekeringan akan maksimal. Kerja sama dengan negara tetangga dan pemanfaatan teknologi juga menjadi faktor penting dalam upaya ini.

Semua pihak, termasuk pemerintah, korporasi, dan masyarakat harus bekerja sama untuk menjaga kelestarian hutan serta mencegah terjadinya kebakaran yang merugikan bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 19 Juni 2023

Kemarau Panjang, BMKG Imbau Ancaman Kebakaran Hutan

Kemarau yang berkepanjangan rentan memicu kebakaran hutan. BMKG serukan upaya antisipasi

Bangunan terbakar di belakang kendaraan yang hangus selama Kebakaran Hutan Oak di Mariposa County, California, AS, 23 Juli 2022. - Bloomberg-

Context.id, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melihat adanya ancaman kebakaran hutan akibat kekeringan yang berkepanjangan dan minimnya curah hujan di beberapa wilayah di Indonesia. 

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan perlu ada langkah cepat yang harus diambil untuk menghadapi kondisi kekeringan yang semakin memburuk. Salah satunya dengan menggunakan air secara bijak.

"Saat ini beberapa wilayah  memang sudah mencapai tahap kemarau, tetapi beberapa daerah masih diguyur hujan. Hujan ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin sehingga air tidak terbuang percuma begitu saja," paparnya dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk ‘Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan’, Senin (19/6/2023).

Guswanto juga menyoroti pentingnya untuk melakukan langkah-langkah antisipasi. Salah satu langkah ini adalah melakukan pembasahan di wilayah yang memiliki gambut.

"Ini bisa dilakukan melalui penyiraman tanah secara teratur atau menggunakan teknologi modifikasi cuaca untuk memicu hujan buatan di wilayah tersebut. Tindakan tersebut untuk menjaga kelembaban tanah dan mencegah terjadinya kebakaran gambut yang sering kali terjadi selama musim kemarau," lanjutnya. 

BMKG, kata Guswanto, memanfaatkan teknologi dalam upayanya mencegah dan menangani kebakaran hutan dan lahan. Pengamatan dari satelit digunakan untuk mendeteksi kebakaran dan memberikan peringatan dini. Ia juga menyoroti pentingnya pembasahan gambut di wilayah yang memiliki potensi kebakaran.

"Untuk mengantisipasi asap lintas batas, kolaborasi dengan negara tetangga harus dilakukan agar kebakaran tidak mengganggu wilayah mereka," ucapnya.

Melalui pendekatan yang holistik, penguatan analisis iklim dan cuaca, operasional di lapangan, pengelolaan lanskap, serta penanganan asap lintas batas, upaya penanganan kebakaran dan kekeringan akan maksimal. Kerja sama dengan negara tetangga dan pemanfaatan teknologi juga menjadi faktor penting dalam upaya ini.

Semua pihak, termasuk pemerintah, korporasi, dan masyarakat harus bekerja sama untuk menjaga kelestarian hutan serta mencegah terjadinya kebakaran yang merugikan bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Haruskah Tetap Belajar Coding di Dunia AI?

Kamp pelatihan coding dulunya tampak seperti tiket emas menuju masa depan yang aman secara ekonomi. Namun, saat janji itu memudar, apa yang harus ...

Context.id . 25 November 2024

Menuju Pemulihan: Dua Ilmuwan Harvard Mencari Jalan Cepat Atasi Depresi

Depresi menjadi musuh yang sulit ditaklukkan karena pengobatannya butuh waktu panjang

Context.id . 24 November 2024

Hati-hati! Terlalu Banyak Duduk Rentan Terkena Serangan Jantung

Menurut penelitian terbaru meskipun kita rajin olahraga yang rutin jika tubuh tidak banyak bergerak dapat meningkatkan risiko gagal jantung hingga 60%

Context.id . 24 November 2024

Klaster AI Kempner Raih Predikat Superkomputer Hijau Tercepat di Dunia

Melalui peningkatan daya komputasi ini, kita dapat mempelajari lebih dalam bagaimana model generatif belajar untuk bernalar dan menyelesaikan tuga ...

Context.id . 23 November 2024