Share

Stories 02 Juni 2023

Ini Perbedaan Penyelidikan dan Penyidikan

Ini perbedaan penyelidikan dan penyidikan biar tidak salah kaprah

Tersangka penembakan Brigadir J yaitu Bharada E (kiri) akan meminta hak sebagai justice collaborator (JC) ke LPSK. / ANTARA FOTO - M Risyal Hidayat

Context.id, JAKARTA -- Masyarakat sering keliru membedakan penyelidikan dan penyidikan. Padahal, penyelidikan dan penyidikan memiliki perbedaan yang signifikan. 

Istilah penyelidikan dan penyidikan sering dijumpai ketika terjadi kasus hukum. Bunyi kata penyelidikan dan penyidikan yang hampir sama mungkin menjadi penyebab banyak orang keliru.

Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Pasal 1 Nomor 5, dijelaskan bahwa penyelidikan adalah tindakan yang dilakukan oleh tim penyelidik baik di Kepolisian, Kejaksaan maupun KPK untuk mencari dan menemukan peristiwa yang masuk ke dalam unsur pidana.

Untuk mencari dan menemukan peristiwa pidana pada fase penyelidikan, biasanya tim tersebut bakal memanggil pihak terkait untuk diklarifikasi keterangannya. Tahap selanjutnya ialah gelar perkara (ekspose) untuk menentukan sikap apakah perkara tersebut layak untuk naik ke penyidikan atau tidak.

Jika suatu perkara naik ke tahap penyidikan, artinya tim tersebut sudah menemukan bukti awal yang cukup dan menguatkan sehingga perkara dilanjutkan ke tahap penyidikan.

Ketika perkara naik ke tahap penyidikan, barulah orang-orang terkait yang diperiksa disebut sebagai saksi. Menurut KUHAP,  Pasal 1 angka 26, definisi saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suara perkara pidana. 

Seseorang baru bisa menjadi saksi jika orang tersebut mendengar, melihat dan mengalami sendiri suatu peristiwa tindak pidana. 

Dalam beberapa kasus, seseorang yang berstatus sebagai saksi juga bisa naik menjadi tersangka atau menjadi saksi mahkota maupun saksi kunci untuk membongkar peristiwa pidana hingga ke akarnya. 

Maka dari itu tidak jarang ada beberapa saksi yang meminta perlindungan dari LPSK untuk menghindari suatu ancaman keamanan terhadap dirinya.

Pada saat perkara pidana tersebut masuk ke tahap peradilan, saksi juga terbagi lagi menjadi saksi yang meringankan, memberatkan, saksi ahli, saksi pelapor dan saksi justice collaborator.

Justice collaborator biasanya adalah pelaku tindak pidana yang mau bekerja sama dengan penyidik untuk membongkar pihak lain yang diduga terlibat dalam suatu tindak pidana dan belum menjadi tersangka tindak pidana.



Penulis : Sholahuddin Ayyubi

Editor   : Thomas Mola

Stories 02 Juni 2023

Ini Perbedaan Penyelidikan dan Penyidikan

Ini perbedaan penyelidikan dan penyidikan biar tidak salah kaprah

Tersangka penembakan Brigadir J yaitu Bharada E (kiri) akan meminta hak sebagai justice collaborator (JC) ke LPSK. / ANTARA FOTO - M Risyal Hidayat

Context.id, JAKARTA -- Masyarakat sering keliru membedakan penyelidikan dan penyidikan. Padahal, penyelidikan dan penyidikan memiliki perbedaan yang signifikan. 

Istilah penyelidikan dan penyidikan sering dijumpai ketika terjadi kasus hukum. Bunyi kata penyelidikan dan penyidikan yang hampir sama mungkin menjadi penyebab banyak orang keliru.

Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Pasal 1 Nomor 5, dijelaskan bahwa penyelidikan adalah tindakan yang dilakukan oleh tim penyelidik baik di Kepolisian, Kejaksaan maupun KPK untuk mencari dan menemukan peristiwa yang masuk ke dalam unsur pidana.

Untuk mencari dan menemukan peristiwa pidana pada fase penyelidikan, biasanya tim tersebut bakal memanggil pihak terkait untuk diklarifikasi keterangannya. Tahap selanjutnya ialah gelar perkara (ekspose) untuk menentukan sikap apakah perkara tersebut layak untuk naik ke penyidikan atau tidak.

Jika suatu perkara naik ke tahap penyidikan, artinya tim tersebut sudah menemukan bukti awal yang cukup dan menguatkan sehingga perkara dilanjutkan ke tahap penyidikan.

Ketika perkara naik ke tahap penyidikan, barulah orang-orang terkait yang diperiksa disebut sebagai saksi. Menurut KUHAP,  Pasal 1 angka 26, definisi saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suara perkara pidana. 

Seseorang baru bisa menjadi saksi jika orang tersebut mendengar, melihat dan mengalami sendiri suatu peristiwa tindak pidana. 

Dalam beberapa kasus, seseorang yang berstatus sebagai saksi juga bisa naik menjadi tersangka atau menjadi saksi mahkota maupun saksi kunci untuk membongkar peristiwa pidana hingga ke akarnya. 

Maka dari itu tidak jarang ada beberapa saksi yang meminta perlindungan dari LPSK untuk menghindari suatu ancaman keamanan terhadap dirinya.

Pada saat perkara pidana tersebut masuk ke tahap peradilan, saksi juga terbagi lagi menjadi saksi yang meringankan, memberatkan, saksi ahli, saksi pelapor dan saksi justice collaborator.

Justice collaborator biasanya adalah pelaku tindak pidana yang mau bekerja sama dengan penyidik untuk membongkar pihak lain yang diduga terlibat dalam suatu tindak pidana dan belum menjadi tersangka tindak pidana.



Penulis : Sholahuddin Ayyubi

Editor   : Thomas Mola


RELATED ARTICLES

Inovasi Kesehatan Mental: Mengobati Depresi Melalui Aplikasi Digital

Aplikasi Rejoyn menawarkan solusi inovatif untuk mengobati depresi dengan latihan emosional yang \"mereset \" sirkuit otak

Context.id . 30 October 2024

Lewat Pertukaran Pelajar, Hubungan Indonesia-Kazakhstan Makin Erat

Hubungan Indonesia-Kazakhstan semakin erat melalui acara \"Kazakhstan-Indonesia Friendship Society\" dan program pertukaran pelajar untuk generasi ...

Helen Angelia . 30 October 2024

Jam Kerja Rendah Tapi Produktivitas Tinggi, Berkaca dari Jerman

Data OECD menunjukkan bmeskipun orang Jerman hanya bekerja rata-rata 1.340 jam per tahun, partisipasi perempuan yang tinggi dan regulasi bagus mem ...

Context.id . 29 October 2024

Konsep Adrenal Fatigue Hanyalah Mitos dan Bukan Diagnosis yang Sahih

Konsep adrenal fatigue adalah mitos tanpa dasar ilmiah dan bukan diagnosis medis sah yang hanyalah trik marketing dari pendengung

Context.id . 29 October 2024