Share

Stories 05 Mei 2023

Kecerdasan AI Kian Mengkhawatirkan Umat Manusia

Keberadaan lagu Indonesia yang dinyanyikan oleh sejumlah tokoh publik sempat menggemparkan netizen, sekaligus memancing pro kontra tersendiri.

AI Menguasai Teknologi. -Freepik-

Context.id, JAKARTA - Siapa yang tidak tahu mengenai lagu bertajuk Asmalibrasi yang dinyanyikan Presiden Joko Widodo? Atau mungkin lagu Komang yang dinyanyikan oleh Ariana Grande?

Keberadaan lagu Indonesia yang dinyanyikan oleh sejumlah tokoh publik sempat menggemparkan netizen, sekaligus memancing pro kontra tersendiri. Pasalnya,  kehebatan artificial intelligence (AI) yang kini kian merajalela, bukan hanya bermanfaat untuk hiburan, melainkan juga bisa menggantikan pekerjaan.

Dengan adanya AI, komputer dapat mempelajari big data, sehingga bisa diandalkan untuk melaksanakan tugas kompleks.

Hal inipun seturut dengan yang tercantum dalam buku Artificial Intelligence: A Modern Approach, yang menjadi acuan dunia untuk mengkaji potensi perkembangan AI. Penulis buku tersebut, Stuart Russell dan Peter Norvig mengungkapkan bahwa sistem AI dirancang untuk bisa berpikir dan bertindak seperti manusia.

Masalahnya, saat ini penerapan AI tidak hanya berada di kalangan perusahaan-perusahaan besar. Masyarakat urban pun dapat mengakses kemudahan yang ditawarkan.

Pada akhirnya, artificial intelligence yang bertujuan menggantikan dan meringankan pekerjaan manusia ini, jadi berbahaya. Apalagi jika mengingat potensi bahaya yang mungkin terjadi jika teknologi ini jatuh ke tangan yang salah.

Dikutip dari Bisnis, bapak pendiri kecerdasan buatan alias Geoffrey Hinton pada wawancaranya di New York Times, menyampaikan kekhawatirannya terhadap beberapa hal yang diperkirakan dapat mengganggu bahkan mengancam kehidupan manusia. 

Mulai dari teknologi deepfake dan bot yang didukung oleh AI. Pasalnya, hal ini dapat menyebarkan foto, video, dan cerita palsu yang dapat menyesatkan juga memperdaya orang. Tentunya hal ini erat dengan beredarnya informasi hoaks.

Gak heran, para ilmuwan dan pemimpin pemikiran menandatangani surat terbuka untuk menyerukan penundaan pengembangan sistem AI. Misalnya saja Elon Musk dan Steve Wozniak yang mendukung pemberhentian pengembangan kecerdasan buatan karena dinilai berbahaya. 

Inisiasi tersebut dirancang karena pergerakan pengembangan teknologi AI yang terlalu cepat. Proses yang tidak selaras dengan kesiapan manusia secara menyeluruh tentu akan menghadirkan dampak negatif.

Hinton juga menerangkan potensi buruk AI berupa ancaman pada peradaban manusia. Pelopor kecerdasan buatan ini mengaku bahwa AI juga belajar menggunakan jaringan syaraf tiruan, yang bekerja dengan cara mirip dengan otak manusia. 

Ia pun menyatakan, teknologi buatannya lah yang meneror kehidupan umat manusia. Meski begitu, potensi AI dapat mengalahkan kepintaran umat manusia masih diprediksi terjadi beberapa puluh tahun lagi.



Penulis : Nisrina Khairunnisa

Editor   : Crysania Suhartanto

Stories 05 Mei 2023

Kecerdasan AI Kian Mengkhawatirkan Umat Manusia

Keberadaan lagu Indonesia yang dinyanyikan oleh sejumlah tokoh publik sempat menggemparkan netizen, sekaligus memancing pro kontra tersendiri.

AI Menguasai Teknologi. -Freepik-

Context.id, JAKARTA - Siapa yang tidak tahu mengenai lagu bertajuk Asmalibrasi yang dinyanyikan Presiden Joko Widodo? Atau mungkin lagu Komang yang dinyanyikan oleh Ariana Grande?

Keberadaan lagu Indonesia yang dinyanyikan oleh sejumlah tokoh publik sempat menggemparkan netizen, sekaligus memancing pro kontra tersendiri. Pasalnya,  kehebatan artificial intelligence (AI) yang kini kian merajalela, bukan hanya bermanfaat untuk hiburan, melainkan juga bisa menggantikan pekerjaan.

Dengan adanya AI, komputer dapat mempelajari big data, sehingga bisa diandalkan untuk melaksanakan tugas kompleks.

Hal inipun seturut dengan yang tercantum dalam buku Artificial Intelligence: A Modern Approach, yang menjadi acuan dunia untuk mengkaji potensi perkembangan AI. Penulis buku tersebut, Stuart Russell dan Peter Norvig mengungkapkan bahwa sistem AI dirancang untuk bisa berpikir dan bertindak seperti manusia.

Masalahnya, saat ini penerapan AI tidak hanya berada di kalangan perusahaan-perusahaan besar. Masyarakat urban pun dapat mengakses kemudahan yang ditawarkan.

Pada akhirnya, artificial intelligence yang bertujuan menggantikan dan meringankan pekerjaan manusia ini, jadi berbahaya. Apalagi jika mengingat potensi bahaya yang mungkin terjadi jika teknologi ini jatuh ke tangan yang salah.

Dikutip dari Bisnis, bapak pendiri kecerdasan buatan alias Geoffrey Hinton pada wawancaranya di New York Times, menyampaikan kekhawatirannya terhadap beberapa hal yang diperkirakan dapat mengganggu bahkan mengancam kehidupan manusia. 

Mulai dari teknologi deepfake dan bot yang didukung oleh AI. Pasalnya, hal ini dapat menyebarkan foto, video, dan cerita palsu yang dapat menyesatkan juga memperdaya orang. Tentunya hal ini erat dengan beredarnya informasi hoaks.

Gak heran, para ilmuwan dan pemimpin pemikiran menandatangani surat terbuka untuk menyerukan penundaan pengembangan sistem AI. Misalnya saja Elon Musk dan Steve Wozniak yang mendukung pemberhentian pengembangan kecerdasan buatan karena dinilai berbahaya. 

Inisiasi tersebut dirancang karena pergerakan pengembangan teknologi AI yang terlalu cepat. Proses yang tidak selaras dengan kesiapan manusia secara menyeluruh tentu akan menghadirkan dampak negatif.

Hinton juga menerangkan potensi buruk AI berupa ancaman pada peradaban manusia. Pelopor kecerdasan buatan ini mengaku bahwa AI juga belajar menggunakan jaringan syaraf tiruan, yang bekerja dengan cara mirip dengan otak manusia. 

Ia pun menyatakan, teknologi buatannya lah yang meneror kehidupan umat manusia. Meski begitu, potensi AI dapat mengalahkan kepintaran umat manusia masih diprediksi terjadi beberapa puluh tahun lagi.



Penulis : Nisrina Khairunnisa

Editor   : Crysania Suhartanto


RELATED ARTICLES

Universitas Brown Kembalikan Lahan Bersejarah kepada Suku Indian Pokanoket

Brown University mengalihkan kepemilikan lahannya di Mount Hope kepada suku Pokanoket untuk menghormati warisan budaya dan sejarah leluhur mereka.

Context.id . 06 December 2024

Myanmar Menjadi Negara dengan Jumlah Korban Ranjau Darat Terbanyak

Laporan Landmine Monitor 2024 mencatat warga sipil, termasuk anak-anak, menanggung beban paling besar akibat ranjau darat

Context.id . 05 December 2024

Militer China Terus Memperbarui Senjata Hipersonik dan Elektromagnetiknya

China terus melakukan uji coba senjata kendaraan hipersonik dan elektromagnetiknya yang bisa melumpuhkan kawasan strategis musuh

Context.id . 04 December 2024

Bendung Dampak Perang Dagang Perusahaan China Merekrut Eksekutif Global

Serangan terhadap ekonomi China melalui perang tarif membuat perusahaan di Negeri Tirai Bambu ini mengambil strategi baru, merekrut eksekutif yang ...

Context.id . 04 December 2024