Sejarah Hari Raya Natal, Bagaimana Asal Usulnya?
Sekitar abad ke-4, Paus Julius I menjadikan 25 Desember sebagai perayaan hari kelahiran Yesus.
Context.id, JAKARTA - Mundur sebelum kelahiran Yesus, musim dingin kerap dijadikan waktu perayaan keagamaan bagi orang-orang Eropa. Mulai dari Saturnalia atau estival penyembahan Dewa Saturnus ataupun Dies Natalis Solis Invicti yang merupakan perayaan kembalinya sinar matahari.
Namun, setelah masa ke Kristenan berjaya yakni sekitar abad ke-4, Paus Julius I menjadikan 25 Desember sebagai perayaan hari kelahiran Yesus. Ia pun mengadopsi waktu perayaan Saturnalia untuk meningkatkan antusias dari umat Kristen di Romawi.
Sejak saat itu, perayaan Natal pun mulai berkembang ke seluruh wilayah Romawi, dan bahkan seluruh dunia.
Seiring perjalanan waktu, secara global, Natal juga diidentikan dengan beberapa hal, mulai dari pohon Natal yang baru digunakan pada 1605 dan Sinterklas yang baru populer pada abad ke-19.
RELATED ARTICLES
Sejarah Hari Raya Natal, Bagaimana Asal Usulnya?
Sekitar abad ke-4, Paus Julius I menjadikan 25 Desember sebagai perayaan hari kelahiran Yesus.
Context.id, JAKARTA - Mundur sebelum kelahiran Yesus, musim dingin kerap dijadikan waktu perayaan keagamaan bagi orang-orang Eropa. Mulai dari Saturnalia atau estival penyembahan Dewa Saturnus ataupun Dies Natalis Solis Invicti yang merupakan perayaan kembalinya sinar matahari.
Namun, setelah masa ke Kristenan berjaya yakni sekitar abad ke-4, Paus Julius I menjadikan 25 Desember sebagai perayaan hari kelahiran Yesus. Ia pun mengadopsi waktu perayaan Saturnalia untuk meningkatkan antusias dari umat Kristen di Romawi.
Sejak saat itu, perayaan Natal pun mulai berkembang ke seluruh wilayah Romawi, dan bahkan seluruh dunia.
Seiring perjalanan waktu, secara global, Natal juga diidentikan dengan beberapa hal, mulai dari pohon Natal yang baru digunakan pada 1605 dan Sinterklas yang baru populer pada abad ke-19.
POPULAR
RELATED ARTICLES