Originals - 20 February 2023

Smart Home, Kebutuhan atau Gengsi?

Penggunaan smart living dapat mengurangi penggunaan energi hingga 30-40 persen.

Context.id, JAKARTA - Beberapa dekade terakhir ini, teknologi semakin berkembang, dan pembuatan hal-hal menjadi semakin mudah. Alhasil, perekonomian meningkat dan putaran keuangan juga semakin cepat.

Namun, tanpa sadar, tagihan listrik membengkak. Alhasil, muncullah ide smart living atau konsep hidup yang lebih efisien, ekonomis, terintegrasi, dan berkelanjutan dengan bantuan teknologi.

Faktanya, penggunaan smart living dapat mengurangi penggunaan energi hingga 30-40 persen. Pasalnya, benda-benda yang menunjang smart living, seperti lampu pintar, dapur pintar, ataupun pintu pintar akan mengatur penggunaan listrik dan air yang digunakan.

Sayangnya, seperti pisau, memang dalam satu sisi, teknologi digital ini memang sangat membantu masyarakat. Namun, di sisi lain, perkembangan kecanggihan digital di Indonesia juga masih memiliki sejumlah kelemahan, akibat infrastruktur dan masyarakatnya yang belum siap.


MORE  ORIGINALS  VIDEOS

Tips Memulihkan Skor Kredit di SLIK (BI Checking)

Skor kredit di SLIK atau BI Checking bisa kita pulihkan. Ini akan membantu kita untuk mengajukan kredit atau pinjaman ke bank

Noviarizal Fernandez | 29-09-2023

Kenapa Indonesia Perlu Lakukan Dedolarisasi?

Belakangan ini, isu dedolarisasi ramai dibicarakan. Tapi sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan dedolarisasi?

Noviarizal Fernandez | 27-09-2023

Memanfaatkan Paylater Secara Bijak

Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Ya, seperti itulah kira-kira kalau kita enggak bisa mengelola utang.

Noviarizal Fernandez | 26-09-2023

Naik Haji Tak Selalu Mudah dan Penuh Perjuangan

Umat muslim sangat merindukan untuk bisa berhaji atau menunaikan hukum Islam ke-5. Tapi jangan salah, berhaji itu butuh pengorbanan lahir batin ya ...

Noviarizal Fernandez | 25-09-2023