Originals - 20 February 2023

Smart Home, Kebutuhan atau Gengsi?

Penggunaan smart living dapat mengurangi penggunaan energi hingga 30-40 persen.

Context.id, JAKARTA - Beberapa dekade terakhir ini, teknologi semakin berkembang, dan pembuatan hal-hal menjadi semakin mudah. Alhasil, perekonomian meningkat dan putaran keuangan juga semakin cepat.

Namun, tanpa sadar, tagihan listrik membengkak. Alhasil, muncullah ide smart living atau konsep hidup yang lebih efisien, ekonomis, terintegrasi, dan berkelanjutan dengan bantuan teknologi.

Faktanya, penggunaan smart living dapat mengurangi penggunaan energi hingga 30-40 persen. Pasalnya, benda-benda yang menunjang smart living, seperti lampu pintar, dapur pintar, ataupun pintu pintar akan mengatur penggunaan listrik dan air yang digunakan. 

Sayangnya, seperti pisau, memang dalam satu sisi, teknologi digital ini memang sangat membantu masyarakat. Namun, di sisi lain, perkembangan kecanggihan digital di Indonesia juga masih memiliki sejumlah kelemahan, akibat infrastruktur dan masyarakatnya yang belum siap.


MORE  ORIGINALS  VIDEOS

Biaya UKT Mahal, Orang Miskin Dilarang Kuliah?

Membayar uang kuliah melalui skema pinjaman daring alias pinjol menarik perhatian publik dan memancing diskusi panjang.

Noviarizal Fernandez | 02-04-2024

50 Tahun Peristiwa Malari dan Sentimen Modal Asing

Peristiwa Malari merupakan kepingan sejarah dari perjalanan modal asing, khususnya Jepang di Indonesia.

Noviarizal Fernandez | 18-03-2024

Ini Biang Keladi yang Bikin Banyak BPR Tumbang

Dalam lima tahun terakhir saja, ada 167 BPR yang tumbang

Noviarizal Fernandez | 17-01-2024

Indonesia-Timor Leste Dari Luka Masa Lalu Menatap Masa Depan

Selama jadi bagian dari Indonesia, beberapa peristiwa terjadi, dan menyakiti hati rakyat Timor Timur

Noviarizal Fernandez | 02-01-2024