Stories - 20 January 2023

Emosi Schadenfreude dan Peristiwa Nenek Mandi Lumpur

Kesenangan warganet saat melihat seorang nenek tersiksa saat mandi lumpur, disebut sebagai emosi Schadenfreude.


Seorang nenek yang viral di Tiktok akibat mandi lumpur sampai menggigil. - Tiktok @atorizzs -

Context.id, JAKARTA - Seorang nenek yang mandi lumpur sembari disiarkan langsung di media sosial Tiktok sempat membuat geger warganet.

Pasalnya, ia melakukan tindakan tersebut hanya demi mendapatkan sebuah gift atau hadiah dari penontonnya. Jadi, setiap ada netizen Tiktok yang memberikan gift kepada dirinya, sang nenek akan mengguyur tubuhnya dengan air lumpur.

Mirisnya, hal itu tetap dilakukan sang nenek walaupun ia sudah tampak gemetaran dan menggigil karena tidak bisa menahan dinginnya air lumpur. Kendati demikian, para warganet masih tetap memberikan gift dalam jumlah besar dan mendukung si nenek untuk tetap menjalankan aksinya.

Oleh karena itulah, sejumlah warganet yang lain pun mengecam tindakan para netizen yang memberikan gift serta tindakan dari sang nenek itu sendiri. Banyak di antaranya yang bahkan meminta warganet lain untuk me-report jika menemukan konten tersebut ataupun yang serupa dengan hal ini.

Selain itu, tindakan ini pun juga sampai juga ke telinga Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini dan membuatnya menyurati Pemerintah Daerah setempat untuk mengurus sang nenek.



Mengapa Masyarakat Senang saat Melihat Orang Lain Sedih?

Dikutip dari Big Think, hal ini sebenarnya adalah fenomena psikologis kompleks bernama Schadenfreude. Dimana, orang dapat merasa gembira atas kerugian orang lain.

Hal ini merupakan perasaan yang sama ketika tim olahraga lawan membuat kesalahan ataupun teman yang kurang disuka jatuh karena tersandung.

Faktanya, perasaan kesenangan yang “kotor” ini juga diakui oleh sejumlah negara. Orang Jepang memiliki pepatah yang berbunyi “kemalangan orang lain terasa seperti madu”. Kemudian, orang Perancis juga memiliki kata “joie maligne” yang berarti kesenangan dalam penderitaan orang lain.

Penelitian di Wurzburg, Jerman juga bahkan pernah menemukan fakta bahwa penggemar sepak bola cenderung tersenyum lebih cepat dan lebar saat tim lawan gagal mengeksekusi penalti, daripada saat tim mereka sendiri mencetak gol.

Adapun fenomena ini tidak terlepas dari kebiasaan manusia yang terus membanding-bandingkan diri mereka satu sama lain. Alhasil, ketika ada sesuatu yang buruk terjadi pada orang dengan status tinggi, orang dengan harga diri rendah akan cenderung mengalami schadenfreude (kesenangan melihat kesulitan orang).

Pasalnya, mereka melihat orang yang seolah-olah “lebih baik” daripada mereka menderita, akan menjadi penghiburan tersendiri.

Namun, perlu diketahui bahwa schadenfreude merupakan sebuah emosi yang normal. Namun, memang orang yang memiliki narsisme, machiavellianism, dan psikopati akan cenderung lebih sering untuk merasakan schadenfreude (kesenangan melihat kesulitan orang).


Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Context.id

MORE  STORIES

Apa Itu Bursa Karbon Indonesia?

Indonesia meluncurkan bursa karbon yang diharapkan dapat berkontribusi dalam mengurangi dampak krisis iklim

Noviarizal Fernandez | 27-09-2023

Tok! Pemerintah Segera Batasi Social Commerce

Pemerintah benar-benar menunjukkan keseriusan mengatur social commerce yang menjadi ajang jual beli produk impor dan menggerus UMKM

Noviarizal Fernandez | 25-09-2023

Fintech Terus Sasar Pendanaan UMKM

Perusahaan teknologi finansial terus menyasar pembiayaan bagi sektor usaha mikro kecil dan menengah.

Noviarizal Fernandez | 25-09-2023

Minat Tinggi Warga Ikut Uji Coba Kereta Cepat

Tiket untuk ikut uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh sudah ludes. Padahal, tiket gratis untuk uji coba tahap dua baru dibuka kemarin ...

Noviarizal Fernandez | 25-09-2023