Stories - 26 December 2022

Perayaan Natal di Arab Saudi, Dulu dan Sekarang

Sejak pemerintahan Pangeran Mohammed bin Salman, banyak adat istiadat di Arab Saudi yang berubah, termasuk perayaan natal.


Ilustrasi orang Arab Saudi merayakan natal. - Istimewa -

Context.id, JAKARTA - Sejak pemerintahan Pangeran Mohammed bin Salman, banyak adat istiadat di Arab Saudi yang berubah, termasuk perayaan natal.

Tahun ini, untuk ketiga kalinya natal diperbolehkan secara terbuka dirayakan di Arab Saudi. Toko-toko diizinkan untuk menjual dan memajang dekorasi natal di depan umum. Selain itu, lagu-lagu natal juga sudah boleh diputarkan dan festival natal sudah boleh dirayakan. 

Dikutip dari Tempo, di masa lalu, hari raya umat non-Muslim tidak diakui secara umum di Arab Saudi. Namun, setelah Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengumumkan visinya, polisi moral yang dengan ketat menegakan hukum yang lama, dibubarkan. 

Sejak itulah festival-festival dan perayaan dari umat non-Muslim sudah dapat dirayakan. Selain itu, peringatan serta budaya lainnya yang berbau Barat juga sudah mulai diperingati. 

Hal ini pun disambut baik oleh masyarakat. Menurut seorang warga, Monasterial, sudah menjadi tradisi di keluarganya bahwa setiap natal mereka akan melakukan pertukaran hadiah, menyanyikan lagu-lagu natal, serta menggantung dekorasi natal di rumahnya.

Namun, ia mengaku bahwa beberapa tahun yang lalu, untuk menemukan dekorasi natal di Arab Saudi ibarat mencari jarum di tumpukan jerami. Maka dari itu, ketika natal sudah diperbolehkan untuk dirayakan, ia senang sekali. 

“Tapi baru dua tahun yang lalu, saya sangat senang menyaksikan dekorasi Natal pertama dipasang di pusat perbelanjaan di Jeddah,” ujar Monasterial.

Hal yang serupa juga diutarakan oleh warga lainnya. Menurut seorang ekspatriat Italia, Simone Isabella, dengan regulasi ini, warga-warga pendatang dari negara lain seakan disambut dengan hangat dan tidak merasa dikucilkan.

Selain itu, adapula seorang warga negara Arab Saudi, Amani Hussami yang juga menyatakan bahwa sebenarnya penduduk setempat juga sangat menerima adanya perubahan ini. “Bagi kami, Natal hanyalah sebuah kesempatan untuk merayakan dengan ekspatriat yang tinggal di Saudi, untuk menyambut mereka dan ini adalah kesempatan yang bagus bagi anak-anak untuk bersenang-senang,” ujar Amani Hussami. 

Diketahui, festival keagamaan lain dan budaya barat yang akhirnya diperbolehkan di Arab Saudi bukan hanya soal natal, melainkan juga sejumlah acara lainnya. Berikut ringkasannya.


 

Hari Valentine

Dikutip dari Gte Localize, pada zaman dulu, Valentine sangat dilarang di Arab Saudi. Saat Valentine tiba, toko-toko akan dicek oleh polisi dan jika ditemukan segala sesuatu yang berbau Valentine, pemilik toko akan ditahan dan dihukum. 

Pada 2014, ada sekitar 5 warga negara Arab Saudi yang dipenjara selama 39 tahun karena berdansa dengan 6 wanita Arab yang belum menikah.

Namun, hukum ini berubah pada 2018 saat kepala agama setempat menyatakan bahwa perayaan Valentine tidak bertentangan dengan ajaran agama mereka. Adapun perayaan untuk merayakan cinta kasih merupakan sesuatu hal yang universal. 

Uniknya, walaupun Valentine sudah dapat dirayakan, kata Valentine yang memang berasal dari nama Santo Valentine masih dianggap tabu dan tidak boleh disebut di negara tersebut. 


 

Halloween

Setiap 30 Oktober, negara-negara barat memperingati hari Halloween dan Arab Saudi akhir-akhir ini juga turut berpartisipasi. 

Dekorasi Halloween sudah memadati area mall dan rumah penduduk pada akhir Oktober lalu. Sejumlah masyarakat Arab Saudi bahkan turut menggunakan kostum seram dan berkumpul di jalanan. Walaupun memang perayaan ini sempat menuai kontroversi di masyarakat, tetapi hal ini tidak kembali dilarang oleh pemerintah setempat. 


Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Context.id

MORE  STORIES

Di Tengah Perang dan Pengungsian: Mengapa Warga Palestina Tak Mau Pergi?

Warga Palestina tetap bertahan di tengah perang karena keterikatan emosional terhadap tanah, identitas budaya, serta harapan akan masa depan yang ...

Context.id | 09-10-2024

Dua Pelopor Kecerdasan Buatan (AI) Raih Nobel Fisika 2024

Dua pelopor kecerdasan buatan (AI) menerima Nobel Fisika 2024 sebagai pengakuan atas kontribusi inovatif mereka dalam mengubah pemahaman kita tent ...

Context.id | 09-10-2024

Kembalinya Pedagang Maut Viktor Bout ke Perdagangan Senjata Global

Kembalinya Viktor Bout menggambarkan perjalanan kontroversialnya dari penjara menuju kembali terlibat dalam perdagangan senjata global yang komple ...

Context.id | 09-10-2024

Krisis Air Global, Tahun-tahun Terkering dalam Tiga Dekade

Krisis air global selama tiga dekade terakhir disebabkan oleh perubahan iklim dan pengelolaan yang buruk, berdampak pada lingkungan, sosial, dan e ...

Naufal Jauhar Nazhif | 09-10-2024