Share

Home Stories

Stories 06 Mei 2025

Siap-siap, Sampah Antariksa Era Soviet Pulang Kampung ke Bumi

Diluncurkan Uni Soviet pada 1972, sayangnya wahana ini gagal menuju Venus karena roket pengangkutnya gagal total

Ilustrasi penjelajahan antariksa/getimg.ai

Context.id, JAKARTA - Setelah lebih dari setengah abad mengorbit Bumi, sebuah wahana luar angkasa era Perang Dingin akhirnya bersiap untuk kembali. Tapi kepulangannya tak disambut karpet merah, melainkan kecemasan ke mana ia akan jatuh?

Nama wahana itu Kosmos 482, bagian dari program Venera, upaya ambisius Uni Soviet di angkasa yang ingin menjelajahi Venus. Diluncurkan Uni Soviet pada 1972, sayangnya wahana ini gagal menuju Venus karena roket pengangkutnya gagal total, tulis laporan AP. 

Alhasil,alih-alih terbang ke planet tetangga, wahana ini malah terperangkap di orbit Bumi selama 53 tahun dan menjadi “hantu metalik” yang melayang-layang mengitari planet ini sejak 31 Maret 1972.

Diperkirakan seberat sekitar 500 kilogram, seperti dilaporkan Science News, beberapa bagiannya dirancang untuk menembus atmosfer Venus yang sangat panas. Artinya, bisa jadi ia juga cukup kuat untuk menembus atmosfer Bumi tanpa sepenuhnya terbakar.

Jatuh di mana?
Badan pemantau antariksa internasional memperkirakan Kosmos 482 akan jatuh ke Bumi antara 8 hingga 11 Mei 2025. Namun, belum ada yang bisa memastikan titik jatuhnya. Posisi terakhirnya terlihat meluncur dengan kecepatan tinggi di orbit rendah. 

Harapannya sampah ini sudah membuka parasutnya atau bagian penyangganya. Tapi kemungkinan terburuknya, bagian logamnya mendarat di wilayah berpenduduk. 

Para ilmuwan menenangkan publik dengan mengatakan sebagian besar benda langit yang jatuh akan terbakar di atmosfer dan hanya sebagian kecil yang bisa sampai ke permukaan. Selain itu peluang menimpa seseorang juga nyaris nol.

Kosmos 482 bukan satu-satunya. Sejak era 1950-an, ribuan benda luar angkasa telah menjadi sampah mulai dari satelit mati, pecahan roket, bahkan obeng dan serpihan cat. Hal ini menjadi perhatian serius.

Pasalnya, semakin padatnya orbit rendah Bumi, potensi tabrakan antarsatelit meningkat. Bahkan, satu tabrakan bisa memicu efek domino berupa ribuan pecahan baru yang mengancam stasiun luar angkasa dan satelit aktif.

Kosmos 482 seolah jadi pengingat, eksplorasi luar angkasa bukan hanya soal masa depan, tapi juga soal tanggung jawab terhadap sisa-sisa masa lalu.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 06 Mei 2025

Siap-siap, Sampah Antariksa Era Soviet Pulang Kampung ke Bumi

Diluncurkan Uni Soviet pada 1972, sayangnya wahana ini gagal menuju Venus karena roket pengangkutnya gagal total

Ilustrasi penjelajahan antariksa/getimg.ai

Context.id, JAKARTA - Setelah lebih dari setengah abad mengorbit Bumi, sebuah wahana luar angkasa era Perang Dingin akhirnya bersiap untuk kembali. Tapi kepulangannya tak disambut karpet merah, melainkan kecemasan ke mana ia akan jatuh?

Nama wahana itu Kosmos 482, bagian dari program Venera, upaya ambisius Uni Soviet di angkasa yang ingin menjelajahi Venus. Diluncurkan Uni Soviet pada 1972, sayangnya wahana ini gagal menuju Venus karena roket pengangkutnya gagal total, tulis laporan AP. 

Alhasil,alih-alih terbang ke planet tetangga, wahana ini malah terperangkap di orbit Bumi selama 53 tahun dan menjadi “hantu metalik” yang melayang-layang mengitari planet ini sejak 31 Maret 1972.

Diperkirakan seberat sekitar 500 kilogram, seperti dilaporkan Science News, beberapa bagiannya dirancang untuk menembus atmosfer Venus yang sangat panas. Artinya, bisa jadi ia juga cukup kuat untuk menembus atmosfer Bumi tanpa sepenuhnya terbakar.

Jatuh di mana?
Badan pemantau antariksa internasional memperkirakan Kosmos 482 akan jatuh ke Bumi antara 8 hingga 11 Mei 2025. Namun, belum ada yang bisa memastikan titik jatuhnya. Posisi terakhirnya terlihat meluncur dengan kecepatan tinggi di orbit rendah. 

Harapannya sampah ini sudah membuka parasutnya atau bagian penyangganya. Tapi kemungkinan terburuknya, bagian logamnya mendarat di wilayah berpenduduk. 

Para ilmuwan menenangkan publik dengan mengatakan sebagian besar benda langit yang jatuh akan terbakar di atmosfer dan hanya sebagian kecil yang bisa sampai ke permukaan. Selain itu peluang menimpa seseorang juga nyaris nol.

Kosmos 482 bukan satu-satunya. Sejak era 1950-an, ribuan benda luar angkasa telah menjadi sampah mulai dari satelit mati, pecahan roket, bahkan obeng dan serpihan cat. Hal ini menjadi perhatian serius.

Pasalnya, semakin padatnya orbit rendah Bumi, potensi tabrakan antarsatelit meningkat. Bahkan, satu tabrakan bisa memicu efek domino berupa ribuan pecahan baru yang mengancam stasiun luar angkasa dan satelit aktif.

Kosmos 482 seolah jadi pengingat, eksplorasi luar angkasa bukan hanya soal masa depan, tapi juga soal tanggung jawab terhadap sisa-sisa masa lalu.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Siap-siap, Sampah Antariksa Era Soviet Pulang Kampung ke Bumi

Diluncurkan Uni Soviet pada 1972, sayangnya wahana ini gagal menuju Venus karena roket pengangkutnya gagal total

Noviarizal Fernandez . 06 May 2025

Ketika Lampu Padam, Mengapa Blackout Masih Membayangi Indonesia?

Blackout di Indonesia bukanlah kejutan, melainkan semacam ritual yang kembali menghantui setiap dekade

Context.id . 05 May 2025

Indonesia dan Perjudian, Sejarah Lama yang Berulang

Sejarah perjalanan Indonesia tidak pernah lepas dari dunia perjudian. Ada masa-masa bulan madu, namun seringkali judi dipandnag sebagai musuh bersama

Noviarizal Fernandez . 02 May 2025

Presiden Harvard Lawan Trump: 170 Kampus Kompak Bela Kebebasan Akademik

Kampus di AS menolak campur tangan politik yang mengganggu kebebasan akademik di kampus, termasuk pemotongan dana publik

Context.id . 30 April 2025