Share

Home Stories

Stories 28 November 2022

Hari Menanam Pohon Indonesia, Sudah Efektif?

Awalnya hal ini bukanlah sebatas peringatan saja, tapi bagian dari gerakan menanam jutaan pohon di Indonesia.

Ilustrasi Hari Menanam Pohon Indonesia. -Puspa Larasati-

Context, JAKARTA - Setiap 28 November masyarakat Indonesia merayakan Hari Menanam Pohon Indonesia atau HMPI. Awalnya, hal ini bukanlah sebatas peringatan saja, tapi bagian dari gerakan menanam jutaan pohon di Indonesia.

Peringatan HMPI ini didasari oleh Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia (RI) nomor 24 tahun 2008 tentang penetapan 28 November sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia. 

Dilansir adjar.grid.id, keputusan ini diambil oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat ia sedang berada di Pusat Penelitian Limnologi, Cibinong Science Center, LIPI. Mengutip dlhk.bantenprov.go.id, salah satu tujuan dari penetapan HMPI adalah melindungi Bumi, khususnya Indonesia dari ancaman emisi gas rumah kaca.

Pada mulanya, kegiatan menanam pohon secara masif sudah diinisiasi oleh pemerintah pusat sejak 2007. Dari rencana penanaman 79 juta bibit pohon, realisasinya ternyata mencapai 86,9 juta pohon.

Kemudian, setelah adanya peraturan mengenai HMPI, kegiatan menanam pohon di Indonesia pun semakin masif. Contohnya, 1,7 milyar pohon telah tertanam pada 2010, lalu 1,4 milyar pohon pada 2013, dan 1,670 milyar pohon pada 2015.


Belum Bisa Bisa Mencegah Deforestasi di Indonesia

Meskipun angka penanaman pohon yang diungkapkan pemerintah terlihat sangat tinggi, namun nyatanya hal tersebut belum membantu untuk mengurangi deforestasi yang terjadi di Indonesia. 

Terlepas dari masifnya pohon-pohon yang ditanam, namun sepertinya penebangan liar dan pembakaran hutan untuk pembukaan lahan juga masih masif. Melansir globalforestwarch.org, angka deforestasi di Indonesia masih terus meningkat. 

Pada 2008, 2,52 juta hektar hutan hilang karena faktor non-kebakaran dan 0,19 juta hektarnya dikarenakan kebakaran. Kemudian, angkanya sempat meningkat tajam pada 2016 dengan 3,77 juta hektar hilang karena faktor non-kebakaran dan 2,36 juta hektar karena kebakaran. 

Pada 2021, deforestasi di Indonesia sempat berkurang menjadi 3,13 juta hektar yang disebabkan faktor non-kebakaran dan 0,62 juta hektar karena kebakaran. Meskipun begitu, angka deforestasi ini masih terbilang tinggi.


Pentingnya Pohon Bagi Kehidupan

Padahal, hilangnya pohon dari muka Bumi ini sangat merugikan manusia. Pasalnya, pohon adalah salah satu unsur penting dalam menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Seperti contohnya, dilansir bogorkab.go.id, pohon bermanfaat sebagai penghasil oksigen sekaligus mengurangi karbondioksida. Tanpa adanya pohon, tentu seluruh makhluk hidup yang ada di muka Bumi tidak akan dapat bertahan karena hilangnya oksigen.

Selain itu, pohon juga memiliki manfaat lainnya yang tak kalah penting, antara lain sebagai penahan laju air dan erosi, penjaga kesuburan air tanah, membuat lingkungan semakin sejuk, dan mengurangi zat emisi yang mencemari udara.



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi

Stories 28 November 2022

Hari Menanam Pohon Indonesia, Sudah Efektif?

Awalnya hal ini bukanlah sebatas peringatan saja, tapi bagian dari gerakan menanam jutaan pohon di Indonesia.

Ilustrasi Hari Menanam Pohon Indonesia. -Puspa Larasati-

Context, JAKARTA - Setiap 28 November masyarakat Indonesia merayakan Hari Menanam Pohon Indonesia atau HMPI. Awalnya, hal ini bukanlah sebatas peringatan saja, tapi bagian dari gerakan menanam jutaan pohon di Indonesia.

Peringatan HMPI ini didasari oleh Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia (RI) nomor 24 tahun 2008 tentang penetapan 28 November sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia. 

Dilansir adjar.grid.id, keputusan ini diambil oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat ia sedang berada di Pusat Penelitian Limnologi, Cibinong Science Center, LIPI. Mengutip dlhk.bantenprov.go.id, salah satu tujuan dari penetapan HMPI adalah melindungi Bumi, khususnya Indonesia dari ancaman emisi gas rumah kaca.

Pada mulanya, kegiatan menanam pohon secara masif sudah diinisiasi oleh pemerintah pusat sejak 2007. Dari rencana penanaman 79 juta bibit pohon, realisasinya ternyata mencapai 86,9 juta pohon.

Kemudian, setelah adanya peraturan mengenai HMPI, kegiatan menanam pohon di Indonesia pun semakin masif. Contohnya, 1,7 milyar pohon telah tertanam pada 2010, lalu 1,4 milyar pohon pada 2013, dan 1,670 milyar pohon pada 2015.


Belum Bisa Bisa Mencegah Deforestasi di Indonesia

Meskipun angka penanaman pohon yang diungkapkan pemerintah terlihat sangat tinggi, namun nyatanya hal tersebut belum membantu untuk mengurangi deforestasi yang terjadi di Indonesia. 

Terlepas dari masifnya pohon-pohon yang ditanam, namun sepertinya penebangan liar dan pembakaran hutan untuk pembukaan lahan juga masih masif. Melansir globalforestwarch.org, angka deforestasi di Indonesia masih terus meningkat. 

Pada 2008, 2,52 juta hektar hutan hilang karena faktor non-kebakaran dan 0,19 juta hektarnya dikarenakan kebakaran. Kemudian, angkanya sempat meningkat tajam pada 2016 dengan 3,77 juta hektar hilang karena faktor non-kebakaran dan 2,36 juta hektar karena kebakaran. 

Pada 2021, deforestasi di Indonesia sempat berkurang menjadi 3,13 juta hektar yang disebabkan faktor non-kebakaran dan 0,62 juta hektar karena kebakaran. Meskipun begitu, angka deforestasi ini masih terbilang tinggi.


Pentingnya Pohon Bagi Kehidupan

Padahal, hilangnya pohon dari muka Bumi ini sangat merugikan manusia. Pasalnya, pohon adalah salah satu unsur penting dalam menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Seperti contohnya, dilansir bogorkab.go.id, pohon bermanfaat sebagai penghasil oksigen sekaligus mengurangi karbondioksida. Tanpa adanya pohon, tentu seluruh makhluk hidup yang ada di muka Bumi tidak akan dapat bertahan karena hilangnya oksigen.

Selain itu, pohon juga memiliki manfaat lainnya yang tak kalah penting, antara lain sebagai penahan laju air dan erosi, penjaga kesuburan air tanah, membuat lingkungan semakin sejuk, dan mengurangi zat emisi yang mencemari udara.



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025