Stories - 07 April 2022
Bagaimana Akhir dari Perang Rusia-Ukraina?
Terdapat tiga skenario yang memungkinkan perang Rusia-Ukraina bisa berakhir. Apa saja?
.jpg)
Context.id, JAKARTA - Perang antara Rusia dan Ukraina sudah memasuki hari ke-43. Namun, hingga saat ini belum ada tanda-tanda perang akan berakhir.
Meski begitu, ada beberapa kemungkinan perang bisa berakhir. Melansir Atlantic Council, terdapat tiga skema mengenai hal ini. Apa saja?
KONFLIK TAK BERUJUNG
Perang Rusia dan Ukraina sudah berjalan lebih dari satu bulan. Jumlah korban sipil terus meningkat dari pihak Ukraina, pun dengan korban militer dari pihak Rusia.
Berdasarkan data PBB, terdapat 1.480 warga sipil yang meninggal dunia dan 2.038 yang terluka di Ukraina hingga Senin (4/4/2022). Di sisi lain, sekitar 15.000 tentara Rusia meninggal karena perang.
Jika gencatan senjata belum juga dilakukan dan kedua negara terus saling membalas, konflik ini bisa saja tak selesai. Hal ini akan menyebabkan harga minyak terus melonjak dan bisa saja membuat Eropa jatuh ke dalam resesi.
Di sisi lain, Rusia juga akan mengalami inflasi karena terganggunya pasokan bahan makanan pokok.
PERANG NUKLIR
Melihat kedua belah pihak yang tak mau menyerah, tak menutup kemungkinan akan adanya perang nuklir. Pasalnya, Putin telah memberi wewenang kepada pasukannya untuk meledakkan rudal nuklir taktis di perbatasan Ukraina dengan Polandia yang memiliki sedikit penduduk, jika keadaan memaksa.
“Jadi, ketika ada ancaman eksistensial bagi negara kita, maka (senjata nuklir) dapat digunakan sesuai dengan konsep kita,” ujar juru bicara presiden Rusia, Dmitry Peskov dilansir dari Aljazeera.
PERJANJIAN DAMAI
Ini menjadi potensi yang paling baik, dengan perjanjian damai disetujui dan perang selesai.
Melansir Time, Ukraina dan Rusia telah membuat kemajuan signifikan dalam rencana perdamaian. Di mana, Ukraina akan melupakan aspirasinya untuk bergabung dengan NATO. Sementara Rusia akan menyetujui gencatan senjata dan menarik semua pasukannya dari Ukraina. Lalu nantinya, Ukraina juga akan menjadi wilayah yang netral.
Namun, upaya ini akan tetap memungkinkan terjadinya persaingan di bidang ekonomi, politik, serta sains antara kedua belah pihak, kondisi yang hampir mirip dengan kondisi saat perang dingin 1947.
Penulis : Context.id
Editor : Putri Dewi
MORE STORIES

Pencemaran Udara Perlu Diiringi Penegakkan Hukum
Penyelesaian persoalan pencemaran udara perlu diiringi dengan penegakkan hukum
Noviarizal Fernandez | 21-09-2023

Polemik Utang Pemerintah ke BUMN
Pemerintah diminta untuk segera membayarkan utang atau tanggungannya kepada BUMN agar tidak mengganggu kinerja perusahaan pelat merah tersebut
Noviarizal Fernandez | 21-09-2023

Kejagung Dalami Korupsi Dana Sawit di BPDPKS
Kerugian negara dalam dugaan korupsi di BPDPKS ini karena ada korporasi yang mendapatkan dana pengembangan biodiesel tapi hasilnya tidak sesuai
Noviarizal Fernandez | 21-09-2023

Kementerian BUMN Gandeng Kejagung Awasi Dana Pensiun
Amburadulnya pengelolaan dana pensiun badan usaha milik negara (Dapen BUMN) yang dapat mengakibatkan kerugian besar menjadi perhatian pemerintah
Noviarizal Fernandez | 21-09-2023
A modern exploration of business, societies, and ideas.
Powered by Bisnis Indonesia.
Copyright © 2023 - Context
Copyright © 2023 - Context