Stories - 05 March 2023
Bagaimana Memiliki Gaya Hidup Frugal?
Frugal living adalah gaya hidup hemat agar dapat menabung lebih banyak.

Context.id, JAKARTA - Pada masa pandemi, kondisi ekonomi sangat fluktuatif dan kondisi keuangan individu menjadi sangat tidak menentu. Dari situlah, masyarakat baru menyadari akan pentingnya dana darurat dan berhemat.
Hal itu pun berdampak pada kelahiran sebuah gaya hidup bernama frugal living. Dikutip dari laman Kementerian Keuangan, frugal living adalah gaya hidup hemat agar dapat menabung lebih banyak.
Jadi, pelaku gaya hidup ini biasanya akan melepaskan apa yang tidak diperlukan dan memprioritaskan pengeluaran pada hal-hal yang memang dibutuhkan.
Dengan demikian, seseorang yang mengadopsi frugal living akan cenderung memilih masakan yang sehat dibandingkan membeli makanan di luar serta membeli produk lokal yang berkualitas dibandingkan membeli barang-barang yang bermerek.
Biasanya, mereka akan memanfaatkan diskon, kupon, atau hal-hal lainnya untuk memperoleh apa yang diinginkan, tanpa mengorbankan kualitas.
Diketahui, sejumlah tokoh dunia juga sudah mengadopsi gaya hidup ini, seperti Mark Zuckerberg, Steve Jobs, Ratu Elizabeth II, serta Leonardo diCaprio.
Apakah Gaya Hidup Frugal sama dengan Pelit?
Tentu berbeda. Jika seseorang memiliki gaya hidup pelit, maka ia akan cenderung tidak akan mengeluarkan uang, sekalipun untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan. Kalaupun membeli, ia akan membeli barang tersebut dengan harga yang paling murah dan tidak mempedulikan kualitasnya.
Namun, orang dengan gaya hidup frugal, akan memprioritaskan kualitas dari barang yang digunakan dan tentu dengan harga yang masuk akal.
Jadi, sebelum membeli sesuatu orang dengan gaya hidup frugal akan memastikan barang tersebut berguna bagi dirinya.
Gaya Hidup Frugal sama dengan Minimalis?
Kesamaan antara gaya hidup frugal dan minimalis hanya ada pada konsep mengutamakan kualitas dari barang tersebut.
Namun bedanya, orang dengan gaya hidup minimalis cenderung memiliki sedikit barang. Artinya, orang minimalis akan fokus pada satu barang untuk setiap kebutuhan. Namun, bagi orang-orang frugal, mereka masih mungkin untuk memiliki beberapa tas yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri.
Bagaimana Cara Hidup Frugal?
Dikutip dari DJKN Kementerian Keuangan, terdapat sejumlah cara untuk mengadopsi gaya hidup ini.
1. Memiliki tujuan finansial yang jelas dan masuk akal.
Tujuan keuangan atau financial goals merupakan salah satu hal yang paling krusial. Pasalnya, dengan tujuan keuangan yang jelas, masyarakat bisa mengetahui hal-hal apa yang perlu dikurangi untuk dapat mencapai tujuan tersebut.
Adapun tujuan keuangan dapat berupa memiliki dana darurat yang cukup, membeli rumah, dana pernikahan, tabungan pendidikan anak, serta rencana pensiun dini.
2. Kebutuhan vs Keinginan
Sebelum membeli suatu barang, sadari apakah hal itu adalah barang yang merupakan kebutuhan atau hanya sekadar keinginan.
Kadangkala, hanya dengan memikirkan hal tersebut, pelaku gaya hidup frugal dapat mengurangi sebagian besar dari pengeluarannya. Pasalnya, hasil analisis terhadap perilaku konsumen menunjukan bahwa pengeluaran untuk memenuhi gaya hidup cenderung lebih besar daripada pengeluaran untuk membeli barang-barang yang benar-benar dibutuhkan.
3. Tidak perlu mengikuti trend terus menerus
Setiap bulannya pasti ada sebuah trend yang baru, baik itu teknologi, fesyen, maupun otomotif. Namun, jika setiap kali ada trend baru selalu membeli, maka uang akan habis hanya untuk mengikuti trend.
Apalagi untuk sejumlah trend, masa tenarnya juga tidak terlalu lama.
4. Miliki persepsi bahwa hidup bukan untuk hari ini saja
Bagi penganut frugal living, hidup di dunia ini bukan hanya hari ini saja dan bukan hanya untuk generasi mereka saja. Melainkan juga untuk masa depan dan generasi yang akan datang.
Maka dari itu, keputusan konsumsi dari orang-orang frugal juga mempertimbangkan kelangsungan hidup masa yang akan datang.
Penulis : Crysania Suhartanto
Editor : Context.id
MORE STORIES

Pencemaran Udara Perlu Diiringi Penegakkan Hukum
Penyelesaian persoalan pencemaran udara perlu diiringi dengan penegakkan hukum
Noviarizal Fernandez | 21-09-2023

Polemik Utang Pemerintah ke BUMN
Pemerintah diminta untuk segera membayarkan utang atau tanggungannya kepada BUMN agar tidak mengganggu kinerja perusahaan pelat merah tersebut
Noviarizal Fernandez | 21-09-2023

Kejagung Dalami Korupsi Dana Sawit di BPDPKS
Kerugian negara dalam dugaan korupsi di BPDPKS ini karena ada korporasi yang mendapatkan dana pengembangan biodiesel tapi hasilnya tidak sesuai
Noviarizal Fernandez | 21-09-2023

Kementerian BUMN Gandeng Kejagung Awasi Dana Pensiun
Amburadulnya pengelolaan dana pensiun badan usaha milik negara (Dapen BUMN) yang dapat mengakibatkan kerugian besar menjadi perhatian pemerintah
Noviarizal Fernandez | 21-09-2023
A modern exploration of business, societies, and ideas.
Powered by Bisnis Indonesia.
Copyright © 2023 - Context
Copyright © 2023 - Context