Heboh Gangguan Ginjal Akut Misterius, Apa Itu?
Indonesia dihebohkan dengan adanya penemuan gangguan ginjal akut misterius yang telah menyerang 152 anak di 16 provinsi.
Context.id, JAKARTA - Setelah penyakit hepatitis misterius, Indonesia kembali dihebohkan dengan adanya penemuan gangguan ginjal akut misterius atau acute kidney injury (AKI) progresif atipikal yang telah menyerang 152 anak di 16 provinsi.
Hal ini menjadi perhatian dikarenakan hingga saat ini penyebab dari penyakit ini juga masih belum kunjung diketahui. Diketahui, biasanya gangguan ini akan menyerang balita, dengan gejala produksi urin yang sedikit dalam 3-5 hari, batuk, pilek, diare, muntah, dan demam.
“Kurang lebih seragam gejalanya. Mereka ini diawali dengan gejala infeksi seperti batuk-pilek atau diare dan muntah. Dan infeksi tersebut tidak berat, maksudnya bukan tipikal infeksi yang kemudian harusnya menyebabkan aki secara teoritis di kedokteran. Jadi itulah yang membuat kami heran,” ujar Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI, dr. Eka Laksmi Hidayati, dikutip dari Antara.
Diketahui, umumnya kondisi gangguan ginjal misterius ini disebabkan oleh kehilangan cairan yang banyak. Oleh karena itu, biasanya pertolongan pertama yang dilakukan untuk penyakit ini adalah dengan pemberian cairan secepatnya. Namun, sayangnya kondisi ini berbeda dengan gangguan ginjal misterius ini.
Maka dari itu, Eka menyatakan bahwa anak-anak yang diperkirakan mengalami gangguan ginjal misterius dengan ditemukannya gejala-gejala yang telah disebutkan, diharapkan untuk dibawa ke rumah sakit untuk segera dilakukan pemeriksaan.
Pasalnya, saat ini dokter anak melakukan berbagai intervensi seperti terapi obat atau cairan agar urine kembali diproduksi. Namun, untuk beberapa kasus dimana urin masih belum dapat diproduksi, maka tindakan cuci darah harus dilakukan.
Hingga (14/10/2022), sebaran kasus terbanyak berada di DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh, dan Bali. Selain itu, biasanya anak yang mengalami Aki memiliki masalah ginjal bawaan.
Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Berkolaborasi
Maka dari itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mendalami gangguan ginjal akut ini dengan membentuk tim khusus, membuat regulasi mengenai penyakit ini, mengumpulkan data serta melacak kasus, dan berkoordinasi dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
“Kementerian Kesehatan membentuk tim yang terdiri atas Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk penyelidikan dan penanganan kasus gangguan ginjal akut misterius,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, dilansir dari Antara.
Sedang Terjadi Juga di Gambia
Di Gambia, sedang terjadi pula penyakit acute kidney injury yang hampir serupa dan telah menewaskan sekitar 66 anak. Namun bedanya, penyelidikan mereka sudah mengarah kepada dugaan bahwa hal ini disebabkan oleh empat obat-obatan dari India.
Diketahui, keempat obat tersebut adalah sirup obat batuk dan pilek yang diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited di India dan mengandung sejumlah racun. “Obat tersebut telah diidentifikasi mengandung sejumlah besar racun yang merusak ginjal secara permanen,” ujar dewan penelitian medis Gambia dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Africa News.
Oleh karena itu, Badan Kesehatan Dunia sudah mengeluarkan peringatan produk medis untuk empat obat yang diduga terkontaminasi tersebut. “WHO telah mengeluarkan peringatan produk medis untuk empat obat terkontaminasi yang diduga terkait dengan gangguan ginjal akut,” ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari Africa News.
Lebih lanjut WHO juga meminta semua negara untuk mendeteksi dan menghapus produk ini dari peredaran untuk mencegah adanya kasus lebih parah.
RELATED ARTICLES
Heboh Gangguan Ginjal Akut Misterius, Apa Itu?
Indonesia dihebohkan dengan adanya penemuan gangguan ginjal akut misterius yang telah menyerang 152 anak di 16 provinsi.
Context.id, JAKARTA - Setelah penyakit hepatitis misterius, Indonesia kembali dihebohkan dengan adanya penemuan gangguan ginjal akut misterius atau acute kidney injury (AKI) progresif atipikal yang telah menyerang 152 anak di 16 provinsi.
Hal ini menjadi perhatian dikarenakan hingga saat ini penyebab dari penyakit ini juga masih belum kunjung diketahui. Diketahui, biasanya gangguan ini akan menyerang balita, dengan gejala produksi urin yang sedikit dalam 3-5 hari, batuk, pilek, diare, muntah, dan demam.
“Kurang lebih seragam gejalanya. Mereka ini diawali dengan gejala infeksi seperti batuk-pilek atau diare dan muntah. Dan infeksi tersebut tidak berat, maksudnya bukan tipikal infeksi yang kemudian harusnya menyebabkan aki secara teoritis di kedokteran. Jadi itulah yang membuat kami heran,” ujar Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI, dr. Eka Laksmi Hidayati, dikutip dari Antara.
Diketahui, umumnya kondisi gangguan ginjal misterius ini disebabkan oleh kehilangan cairan yang banyak. Oleh karena itu, biasanya pertolongan pertama yang dilakukan untuk penyakit ini adalah dengan pemberian cairan secepatnya. Namun, sayangnya kondisi ini berbeda dengan gangguan ginjal misterius ini.
Maka dari itu, Eka menyatakan bahwa anak-anak yang diperkirakan mengalami gangguan ginjal misterius dengan ditemukannya gejala-gejala yang telah disebutkan, diharapkan untuk dibawa ke rumah sakit untuk segera dilakukan pemeriksaan.
Pasalnya, saat ini dokter anak melakukan berbagai intervensi seperti terapi obat atau cairan agar urine kembali diproduksi. Namun, untuk beberapa kasus dimana urin masih belum dapat diproduksi, maka tindakan cuci darah harus dilakukan.
Hingga (14/10/2022), sebaran kasus terbanyak berada di DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh, dan Bali. Selain itu, biasanya anak yang mengalami Aki memiliki masalah ginjal bawaan.
Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Berkolaborasi
Maka dari itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mendalami gangguan ginjal akut ini dengan membentuk tim khusus, membuat regulasi mengenai penyakit ini, mengumpulkan data serta melacak kasus, dan berkoordinasi dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
“Kementerian Kesehatan membentuk tim yang terdiri atas Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk penyelidikan dan penanganan kasus gangguan ginjal akut misterius,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, dilansir dari Antara.
Sedang Terjadi Juga di Gambia
Di Gambia, sedang terjadi pula penyakit acute kidney injury yang hampir serupa dan telah menewaskan sekitar 66 anak. Namun bedanya, penyelidikan mereka sudah mengarah kepada dugaan bahwa hal ini disebabkan oleh empat obat-obatan dari India.
Diketahui, keempat obat tersebut adalah sirup obat batuk dan pilek yang diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited di India dan mengandung sejumlah racun. “Obat tersebut telah diidentifikasi mengandung sejumlah besar racun yang merusak ginjal secara permanen,” ujar dewan penelitian medis Gambia dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Africa News.
Oleh karena itu, Badan Kesehatan Dunia sudah mengeluarkan peringatan produk medis untuk empat obat yang diduga terkontaminasi tersebut. “WHO telah mengeluarkan peringatan produk medis untuk empat obat terkontaminasi yang diduga terkait dengan gangguan ginjal akut,” ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari Africa News.
Lebih lanjut WHO juga meminta semua negara untuk mendeteksi dan menghapus produk ini dari peredaran untuk mencegah adanya kasus lebih parah.
POPULAR
RELATED ARTICLES