Share

Home Stories

Stories 12 Oktober 2022

Bahayanya Etilen Oksida yang Ada di Produk Mie Sedaap

Badan Pangan Singapura (SFA) telah menarik sejumlah jenis produk mi instan asal Indonesia, Mie Sedaap, karena adanya kandungan etilen oksida.

Dua jenis Mie Sedaap yang ditarik di Singapura karena mengandung kandungan etilen oksida. -mothership.sg-

Context, JAKARTA - Badan Pangan Singapura (SFA) telah menarik sejumlah jenis produk mi instan asal Indonesia, Mie Sedaap. Pasalnya, ditemukan kandungan etilen oksida (EtO) yang biasa digunakan sebagai pestisida dalam beberapa produk Mie Sedaap tersebut.

Terhitung pada 11 Oktober 2022, total sudah ada enam produk Mie Sedaap dari Indonesia yang ditarik oleh SFA. Produk-produk tersebut terdiri dari dua produk jenis cup, yakni Mie Sedaap Kari Spesial Instant Cup (81 g) dan  Mie Sedaap Korean Spicy Chicken Instant Cup (81 g). Kemudian empat produk jenis lainnya termasuk Mie Sedaap rasa Soto, Kari Ayam, Korean Spicy Chicken, dan Korean Spicy Soup.

Terkait dengan enam produk Mie Sedaap yang ditarik tersebut, uji laboratorium SFA telah menemukan bahwa bubuk cabai yang terdapat dalam bungkus Mie Sedaap telah terkontaminasi dengan etilen oksida. Memangnya, seberapa bahaya sih etilen oksida?


Bahaya Etilen Oksida

Sebelum ditemukan dalam Mie Sedaap di Singapura, etilen oksida sudah pernah ditemukan pada produk es krim Haagen Dazs yang beredar di banyak negara. Akibat ditemukannya kandungan EtO, RappelConso (Otoritas Prancis) dan Food Standards Australia New Zealand (FSANZ) melakukan penarikan terhadap produk Es Krim Rasa Vanilla pada 6 dan 7 Juli 2022. 

Dilansir pom.go.id, informasi mengenai kandungan EtO tersebut pun diterima oleh Indonesia melalui Rapid Alert System for Food and Feed (INRASFF) dari European Union Rapid Alert System for Food and Feed (EU RASFF) pada 8 Juli 2022. Mengikuti otoritas Prancis dan Australia-New Zealand, BPOM pun melakukan penarikan kepada es krim Haagen Dazs rasa vanilla.

Menurut BPOM, produk Haagen Dazs tersebut memiliki kandungan etilen oksida yang melampaui batasan yang diizinkan Uni Eropa. Diketahui, dalam laman eurofins.de, saat ini batas pemakaian etilen oksida menurut peraturan di Eropa adalah sebesar 0,1 mg/kg. 

Sama seperti apa yang terjadi pada Haagen Dazs, kandungan EtO yang terdapat pada enam produk Mie Sedaap di Singapura juga telah melampaui batasan yang telah ditetapkan tersebut. Hal ini lah yang membuat SFA menarik enam produk Mie Sedaap dari peredaran.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemenlhk), Etilen Oksida ini adalah gas yang mudah terbakar. Biasanya, penggunaannya diperuntukkan sebagai bahan insektisida, kosmetik, obat-obatan, detergen, ataupun sampo.

Menelan etilen oksida akan memiliki banyak dampak negatif bagi tubuh manusia, yaitu seperti mual dan muntah, diare, sakit perut, kesulitan bernapas, mata dan kulit terbakar, sakit kepala, mengantuk, gejala kelelahan, radang dingin, mengalami masalah reproduksi, hingga kerusakan kulit.

Selain itu, menelan etilen oksida juga bisa menyebabkan munculnya cairan di dalam paru-paru seseorang. Akibatnya, akan menyebabkan kolaps kardiovaskular, kelumpuhan otot pernapasan, koma, dan paru-paru kolaps.

Lebih parahnya lagi, dilansir Bisnis, pada studi yang dipublikasikan US Environmental Protection Agency (EPA), etilen oksida juga bisa menyebabkan kanker sel darah putih, termasuk myeloma, leukemia limfositik, limfoma non-Hodgkin. Selain itu, EtO juga bisa menyebabkan kanker payudara. 

Kemudian, dampak lainnya jika terpapar zat ini adalah bisa mengakibatkan hilang ingatan. Sebab, zat EtO dapat memengaruhi sistem saraf yang berkaitan dengan sistem ingatan seseorang.



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi

Stories 12 Oktober 2022

Bahayanya Etilen Oksida yang Ada di Produk Mie Sedaap

Badan Pangan Singapura (SFA) telah menarik sejumlah jenis produk mi instan asal Indonesia, Mie Sedaap, karena adanya kandungan etilen oksida.

Dua jenis Mie Sedaap yang ditarik di Singapura karena mengandung kandungan etilen oksida. -mothership.sg-

Context, JAKARTA - Badan Pangan Singapura (SFA) telah menarik sejumlah jenis produk mi instan asal Indonesia, Mie Sedaap. Pasalnya, ditemukan kandungan etilen oksida (EtO) yang biasa digunakan sebagai pestisida dalam beberapa produk Mie Sedaap tersebut.

Terhitung pada 11 Oktober 2022, total sudah ada enam produk Mie Sedaap dari Indonesia yang ditarik oleh SFA. Produk-produk tersebut terdiri dari dua produk jenis cup, yakni Mie Sedaap Kari Spesial Instant Cup (81 g) dan  Mie Sedaap Korean Spicy Chicken Instant Cup (81 g). Kemudian empat produk jenis lainnya termasuk Mie Sedaap rasa Soto, Kari Ayam, Korean Spicy Chicken, dan Korean Spicy Soup.

Terkait dengan enam produk Mie Sedaap yang ditarik tersebut, uji laboratorium SFA telah menemukan bahwa bubuk cabai yang terdapat dalam bungkus Mie Sedaap telah terkontaminasi dengan etilen oksida. Memangnya, seberapa bahaya sih etilen oksida?


Bahaya Etilen Oksida

Sebelum ditemukan dalam Mie Sedaap di Singapura, etilen oksida sudah pernah ditemukan pada produk es krim Haagen Dazs yang beredar di banyak negara. Akibat ditemukannya kandungan EtO, RappelConso (Otoritas Prancis) dan Food Standards Australia New Zealand (FSANZ) melakukan penarikan terhadap produk Es Krim Rasa Vanilla pada 6 dan 7 Juli 2022. 

Dilansir pom.go.id, informasi mengenai kandungan EtO tersebut pun diterima oleh Indonesia melalui Rapid Alert System for Food and Feed (INRASFF) dari European Union Rapid Alert System for Food and Feed (EU RASFF) pada 8 Juli 2022. Mengikuti otoritas Prancis dan Australia-New Zealand, BPOM pun melakukan penarikan kepada es krim Haagen Dazs rasa vanilla.

Menurut BPOM, produk Haagen Dazs tersebut memiliki kandungan etilen oksida yang melampaui batasan yang diizinkan Uni Eropa. Diketahui, dalam laman eurofins.de, saat ini batas pemakaian etilen oksida menurut peraturan di Eropa adalah sebesar 0,1 mg/kg. 

Sama seperti apa yang terjadi pada Haagen Dazs, kandungan EtO yang terdapat pada enam produk Mie Sedaap di Singapura juga telah melampaui batasan yang telah ditetapkan tersebut. Hal ini lah yang membuat SFA menarik enam produk Mie Sedaap dari peredaran.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemenlhk), Etilen Oksida ini adalah gas yang mudah terbakar. Biasanya, penggunaannya diperuntukkan sebagai bahan insektisida, kosmetik, obat-obatan, detergen, ataupun sampo.

Menelan etilen oksida akan memiliki banyak dampak negatif bagi tubuh manusia, yaitu seperti mual dan muntah, diare, sakit perut, kesulitan bernapas, mata dan kulit terbakar, sakit kepala, mengantuk, gejala kelelahan, radang dingin, mengalami masalah reproduksi, hingga kerusakan kulit.

Selain itu, menelan etilen oksida juga bisa menyebabkan munculnya cairan di dalam paru-paru seseorang. Akibatnya, akan menyebabkan kolaps kardiovaskular, kelumpuhan otot pernapasan, koma, dan paru-paru kolaps.

Lebih parahnya lagi, dilansir Bisnis, pada studi yang dipublikasikan US Environmental Protection Agency (EPA), etilen oksida juga bisa menyebabkan kanker sel darah putih, termasuk myeloma, leukemia limfositik, limfoma non-Hodgkin. Selain itu, EtO juga bisa menyebabkan kanker payudara. 

Kemudian, dampak lainnya jika terpapar zat ini adalah bisa mengakibatkan hilang ingatan. Sebab, zat EtO dapat memengaruhi sistem saraf yang berkaitan dengan sistem ingatan seseorang.



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Negosiasi RI-AS Mandek Tapi Vietnam Berhasil, Kok Bisa?

Menilai paket negosiasi yang ditawarkan Vietnam kepada AS secara signifikan mengurangi defisit neraca perdagangan AS

Renita Sukma . 11 July 2025

Ditekan Tarif Trump, Indonesia Bisa Perluas Pasar Tekstil ke Eropa

Di tengah tekanan tarif Trump 32%, Indonesia memiliki peluang untuk memperluas pasar ke Uni Eropa

Renita Sukma . 11 July 2025

Tarif Jadi Senjata Trump Jegal China di Panggung Global

Kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump bertujuan untuk menghambat China dalam rantai pasok global

Renita Sukma . 11 July 2025

Ancaman Tarif Trump untuk 14 Negara, Indonesia Kena!

Negara-negara ini akan menghadapi tarif baru jika gagal mencapai kesepakatan dagang dengan AS sebelum batas waktu yang ditentukan

Noviarizal Fernandez . 10 July 2025