Share

Home Stories

Stories 12 Oktober 2022

Banyak Negara Pinjam Duit ke IMF, Duitnya Dari Mana?

Ada 66 negara yang sedang berada di posisi yang rentan terkena kolaps akibat situasi geopolitik dunia saat ini.

Ada 66 negara yang sedang berada di posisi yang rentan terkena kolaps akibat situasi geopolitik dunia saat ini. - Istimewa -

Context.id, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa ada 66 negara berada di posisi yang rentan terkena kolaps akibat situasi geopolitik dunia saat ini. 

“Lembaga-lembaga internasional menyampaikan 66 negara berada pada posisi yang rentan untuk kolaps. Saat ini 345 juta orang di 82 negara menderita kekurangan akut dan kelaparan. Artinya ada krisis pangan,” ujar Jokowi pada Selasa (11/10/2022).

Pasalnya, inflasi tinggi sudah berdampak pada banyak negara, ditambah dengan kombinasi melonjaknya harga energi, makanan dan komoditas, kekurangan tenaga kerja, dan gangguan pasokan.

Tak heran jika Jokowi juga menyatakan bahwa 28 negara di dunia sedang ramai-ramai mengantre meminta pertolongan pada Dana Moneter Internasional (IMF) atau lembaga penyedia moneter, agar dapat selamat dari krisis saat ini.

“Tadi pagi saya mendapatkan telepon dari Menteri Keuangan dari Washington DC. Beliau menyampaikan sudah 28 negara antre masuk sebagai pasien IMF,” ujar Jokowi.

Adapun IMF dirasa sebagai harapan negara-negara tersebut karena lembaga sedang dan sudah meminjamkan uang ke lebih dari 90 negara. Selain itu, berkat IMF pula beberapa negara bisa berhasil melewati masa krisisnya. Pasalnya, dana yang dipinjamkan dari IMF dapat dimanfaatkan untuk membayar impor penting atau melakukan pembayaran utang luar negerinya. 

Tak heran, jika total sumber daya IMF saat ini mencapai SDR977 miliar (Rp19.143 triliun) dengan kapasitas pinjaman sebesar SDR713 miliar (Rp13.970 triliun).

Adapun lembaga moneter ini mendapatkan dana dari tiga sumber utama, yakni kuota anggota, perjanjian pinjaman multilateral, dan bilateral.

Jadi setiap negara anggota IMF diwajibkan untuk membayar sesuai kuota negara masing-masing. Adapun kuota negara akan mencerminkan ukuran dan posisinya dalam perekonomian dunia. Sementara untuk perjanjian pinjaman bilateral adalah perjanjian yang dilakukan negara-negara anggota.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 12 Oktober 2022

Banyak Negara Pinjam Duit ke IMF, Duitnya Dari Mana?

Ada 66 negara yang sedang berada di posisi yang rentan terkena kolaps akibat situasi geopolitik dunia saat ini.

Ada 66 negara yang sedang berada di posisi yang rentan terkena kolaps akibat situasi geopolitik dunia saat ini. - Istimewa -

Context.id, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa ada 66 negara berada di posisi yang rentan terkena kolaps akibat situasi geopolitik dunia saat ini. 

“Lembaga-lembaga internasional menyampaikan 66 negara berada pada posisi yang rentan untuk kolaps. Saat ini 345 juta orang di 82 negara menderita kekurangan akut dan kelaparan. Artinya ada krisis pangan,” ujar Jokowi pada Selasa (11/10/2022).

Pasalnya, inflasi tinggi sudah berdampak pada banyak negara, ditambah dengan kombinasi melonjaknya harga energi, makanan dan komoditas, kekurangan tenaga kerja, dan gangguan pasokan.

Tak heran jika Jokowi juga menyatakan bahwa 28 negara di dunia sedang ramai-ramai mengantre meminta pertolongan pada Dana Moneter Internasional (IMF) atau lembaga penyedia moneter, agar dapat selamat dari krisis saat ini.

“Tadi pagi saya mendapatkan telepon dari Menteri Keuangan dari Washington DC. Beliau menyampaikan sudah 28 negara antre masuk sebagai pasien IMF,” ujar Jokowi.

Adapun IMF dirasa sebagai harapan negara-negara tersebut karena lembaga sedang dan sudah meminjamkan uang ke lebih dari 90 negara. Selain itu, berkat IMF pula beberapa negara bisa berhasil melewati masa krisisnya. Pasalnya, dana yang dipinjamkan dari IMF dapat dimanfaatkan untuk membayar impor penting atau melakukan pembayaran utang luar negerinya. 

Tak heran, jika total sumber daya IMF saat ini mencapai SDR977 miliar (Rp19.143 triliun) dengan kapasitas pinjaman sebesar SDR713 miliar (Rp13.970 triliun).

Adapun lembaga moneter ini mendapatkan dana dari tiga sumber utama, yakni kuota anggota, perjanjian pinjaman multilateral, dan bilateral.

Jadi setiap negara anggota IMF diwajibkan untuk membayar sesuai kuota negara masing-masing. Adapun kuota negara akan mencerminkan ukuran dan posisinya dalam perekonomian dunia. Sementara untuk perjanjian pinjaman bilateral adalah perjanjian yang dilakukan negara-negara anggota.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025