Share

Home Stories

Stories 30 September 2022

Uskup Penerima Nobel Diduga Lakukan Pelecehan

Penerima nobel perdamaian, Carlos Filipe Ximenes Belo atau Uskup Belo dari Timor-Leste diduga melakukan pelecehan seksual kepada anak laki-laki.

Penerima nobel perdamaian, Carlos Filipe Ximenes Belo (Uskup Belo) dari Timor-Leste diduga melakukan pelecehan seksual. - Istimewa -

Context.id, JAKARTA - Penerima nobel perdamaian, Carlos Filipe Ximenes Belo atau yang akrab disapa Uskup Belo dari Timor-Leste diduga melakukan pelecehan seksual kepada anak laki-laki. 

Korban yang bernama Paulo, saat ini sudah berusia 42 tahun dan menceritakan hal yang dialaminya semasa ia berusia 15 tahun. 

Dikutip dari Majalah De Groene Amsterdammer, pada suatu hari Uskup Belo sedang mengundang Paulo ke kediamannnya, setelah Paulo menghadiri misa yang dipimpin oleh sang uskup. Pada saat itu Paulo tidak menaruh kecurigaan apapun pada sang uskup dan mengikutinya sampai ke rumahnya.

Namun, Uskup Belo pun membawa Paulo ke kamarnya dan terjadilah dugaan pelecehan seksual yang Paulo ceritakan. Setelah kejadian itupun, Paulo diberikan uang.

Usut punya usut, ternyata korban dari Uskup Belo bukan seorang saja, melainkan banyak. Dikutip dari ABC News, ada seorang anak bernama Roberto yang juga dilecehkan dengan motif yang sama. Selain itu, diduga masih ada sejumlah anak lagi yang dilecehkan, tetapi masih belum melapor.

Berdasarkan investigasi De Greone dikutip dari Tempo, bahkan sejumlah orang sudah lebih dahulu mengetahui kasus ini, bahkan beberapa di antaranya mengetahui kasus tersebut dari tempat kerjanya. 

Menanggapi hal tersebut, Vatikan telah mengonfirmasi bahwa pihaknya telah memberikan sanksi bagi Uskup Belo. Dilansir dari Al Jazeera, Juru Bicara Vatikan Matteo Bruni bahkan menyatakan, Vatikan sudah menerima kasus itu sejak 2019 dan telah memberikan sanksi sejak itu.

Hukuman inipun akan membatasi gerakan Uskup Belo dan pelaksanaan pelayanannya, serta melarangnya untuk melakukan kontak langsung dengan anak-anak.

 

Siapa Itu Uskup Belo?

Diketahui uskup merupakan pemimpin gereja katolik untuk sebuah regional tertentu, dan Uskup Belo merupakan pemimpin gereja Katolik-Roma dari Timor-Leste.

Lebih dari itu, ia juga menjadi pahlawan nasional dan harapan bagi rakyatnya. Pasanya, mereka berhasil meraih solusi yang adil dan damai atas konflik di Timor Timur saat Indonesia melakukan invasi ke Timor-Leste. 

Ia sebenarnya sempat mendapatkan pengawasan akibat tindakannya tersebut. Bahkan beberapa kali ia diintimidasi saat berjuang untuk meraih kemerdekaan Timor-Leste. Namun, ia tidak mundur dan terus berbicara untuk perlawanan tanpa kekerasan terhadap penindasan.

Pada 1989, ia menuntut agar PBB dapat mengatur plebisit atau pemungutan suara di Timor Timur (sekarang Timor-Leste). Kemudian, dua tahun setelahnya ia menyelundupkan dua saksi ke Jenewa untuk menggambarkan pelanggaran Indonesia pada Komisi Hak Asasi Manusia PBB. Perjuangan itulah yang kemudian mendapatkan simpati Paus di Roma dan akhirnya mengunjungi Timor Timur pada akhir 1980-an.

Dari perannya tersebut, Uskup Belo pun dianugerahi hadiah nobel perdamaian bersama dengan aktivis dan diplomat Jose Ramos-Horta, sosok presiden Timor-Leste saat ini. 



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Home Stories

Stories 30 September 2022

Uskup Penerima Nobel Diduga Lakukan Pelecehan

Penerima nobel perdamaian, Carlos Filipe Ximenes Belo atau Uskup Belo dari Timor-Leste diduga melakukan pelecehan seksual kepada anak laki-laki.

Penerima nobel perdamaian, Carlos Filipe Ximenes Belo (Uskup Belo) dari Timor-Leste diduga melakukan pelecehan seksual. - Istimewa -

Context.id, JAKARTA - Penerima nobel perdamaian, Carlos Filipe Ximenes Belo atau yang akrab disapa Uskup Belo dari Timor-Leste diduga melakukan pelecehan seksual kepada anak laki-laki. 

Korban yang bernama Paulo, saat ini sudah berusia 42 tahun dan menceritakan hal yang dialaminya semasa ia berusia 15 tahun. 

Dikutip dari Majalah De Groene Amsterdammer, pada suatu hari Uskup Belo sedang mengundang Paulo ke kediamannnya, setelah Paulo menghadiri misa yang dipimpin oleh sang uskup. Pada saat itu Paulo tidak menaruh kecurigaan apapun pada sang uskup dan mengikutinya sampai ke rumahnya.

Namun, Uskup Belo pun membawa Paulo ke kamarnya dan terjadilah dugaan pelecehan seksual yang Paulo ceritakan. Setelah kejadian itupun, Paulo diberikan uang.

Usut punya usut, ternyata korban dari Uskup Belo bukan seorang saja, melainkan banyak. Dikutip dari ABC News, ada seorang anak bernama Roberto yang juga dilecehkan dengan motif yang sama. Selain itu, diduga masih ada sejumlah anak lagi yang dilecehkan, tetapi masih belum melapor.

Berdasarkan investigasi De Greone dikutip dari Tempo, bahkan sejumlah orang sudah lebih dahulu mengetahui kasus ini, bahkan beberapa di antaranya mengetahui kasus tersebut dari tempat kerjanya. 

Menanggapi hal tersebut, Vatikan telah mengonfirmasi bahwa pihaknya telah memberikan sanksi bagi Uskup Belo. Dilansir dari Al Jazeera, Juru Bicara Vatikan Matteo Bruni bahkan menyatakan, Vatikan sudah menerima kasus itu sejak 2019 dan telah memberikan sanksi sejak itu.

Hukuman inipun akan membatasi gerakan Uskup Belo dan pelaksanaan pelayanannya, serta melarangnya untuk melakukan kontak langsung dengan anak-anak.

 

Siapa Itu Uskup Belo?

Diketahui uskup merupakan pemimpin gereja katolik untuk sebuah regional tertentu, dan Uskup Belo merupakan pemimpin gereja Katolik-Roma dari Timor-Leste.

Lebih dari itu, ia juga menjadi pahlawan nasional dan harapan bagi rakyatnya. Pasanya, mereka berhasil meraih solusi yang adil dan damai atas konflik di Timor Timur saat Indonesia melakukan invasi ke Timor-Leste. 

Ia sebenarnya sempat mendapatkan pengawasan akibat tindakannya tersebut. Bahkan beberapa kali ia diintimidasi saat berjuang untuk meraih kemerdekaan Timor-Leste. Namun, ia tidak mundur dan terus berbicara untuk perlawanan tanpa kekerasan terhadap penindasan.

Pada 1989, ia menuntut agar PBB dapat mengatur plebisit atau pemungutan suara di Timor Timur (sekarang Timor-Leste). Kemudian, dua tahun setelahnya ia menyelundupkan dua saksi ke Jenewa untuk menggambarkan pelanggaran Indonesia pada Komisi Hak Asasi Manusia PBB. Perjuangan itulah yang kemudian mendapatkan simpati Paus di Roma dan akhirnya mengunjungi Timor Timur pada akhir 1980-an.

Dari perannya tersebut, Uskup Belo pun dianugerahi hadiah nobel perdamaian bersama dengan aktivis dan diplomat Jose Ramos-Horta, sosok presiden Timor-Leste saat ini. 



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Studi: Kaum Muda Prioritaskan Keamanan Hidup di Atas Segalanya

Penelitian ini menantang stereotip Gen Z lebih berorientasi pada ketenaran dan pengakuan

Noviarizal Fernandez . 06 February 2025

Mandi Es, Tren Kesehatan yang Perlu Ditinjau Ulang

Beberapa tahun terakhir, praktik mandi es semakin populer di kalangan atlet, selebritas, dan influencer kesehatan

Context.id . 06 February 2025

EvieAI: Asisten Kesehatan Virtual Berbasis Jurnal Medis

Movano Health hadirkan EvieAI, asisten kesehatan berbasis AI yang menjanjikan informasi akurat memanfaatkan data jurnal medis

Context.id . 06 February 2025

Tidur Terlalu Lama Meningkatkan Risiko Penyakit Ginjal

Tidur terlalu lama dapat memengaruhi hormon seperti kortisol dan melatonin yang punya peran besar di ginjal

Context.id . 05 February 2025