Stories - 14 September 2022

Kekuasaan Putin Sudah di Ujung Tanduk?

Sekitar 84 deputi kota dari Moskow dan St. Petersburg meminta Presiden Vladimir Putin untuk mengundurkan diri.


Ilustrasi kekuasaan Vladimir Putin diujung tanduk. - Puspa Larasati-

Context.id, JAKARTA - Sekitar 84 deputi kota dari Moskow dan St. Petersburg meminta Presiden Vladimir Putin untuk mengundurkan diri. Hal itu disampaikan melalui surat terbuka yang diterbitkan pada Senin (12/9/2022).

Pasalnya, para deputi tersebut kecewa atas klaim kecurangan suara dalam pemilihan lokal dan regional, serta invasi Rusia ke Ukraina yang diambang kekalahan.

Selain itu, ada laporan yang menyatakan juga bahwa unit-unit Rusia hanya berbalik dan melarikan diri dari serangan Kyiv tanpa melakukan perlawanan. Laporan tersebut bahkan menyatakan bahwa mereka juga meninggalkan amunisi dan tank. 

Tak heran banyak deputi yang merasa bahwa ini merupakan hal yang mengecewakan Rusia. Oleh karena itu, 18 deputi dari distrik Moskow, St. Petersburg, dan Kolpino membuat pernyataan di Twitter mengenai hal ini. 

“Kami percaya bahwa tindakan Presiden Vladimir Putin merugikan masa depan Rusia dan warganya,” ujar mereka melalui akun Twitter Tsenia Torstrem, seorang wakil dari kota St. Petersburg. “Kami menuntut pengunduran diri Vladimir Putin dari kantor Presiden Federasi Rusia,” cuitnya lagi dilansir dari Daily Mail

Pernyataan itupun ditandatangani oleh 84 pegawai pemerintahan lainnya.

Salah seorang anggota dewan St Petersburg, Kunin Vasily Evgenievich bahkan dengan berani mengajukan petisi yang menyatakan bahwa Putin telah melakukan pengkhianatan. Evgenievich juga menyalahkan Putin akibat tindakannya yang membuat Rusia terisolasi dari ekonomi internasional.

Lebih lanjut, Evgenievich menyatakan bahwa terdapat ribuan tentara Rusia yang tewas, tetapi pemerintah Rusia yang tidak mempublikasikan apapun tentang kerugian tersebut. 

“Moral rendah, pelatihan buruk, makanan buruk, peralatan tidak memadai, kesejahteraan dan pelatihan diabaikan, komandan dipandang tidak jujur, tidak peduli, dan tidak kompeten,” ujar seorang penulis dan peneliti sejarah militer Chris O.

Tindakan kedua tokoh politik ini pun disambut dengan dukungan dari berbagai tokoh politik lainnya, yang kemudian turut menyampaikan pendapatnya dengan gamblang di publik. 

 

Istana Negara Kremlin Tidak Peduli

Dilansir dari Tempo, Kremlin tidak pernah secara terbuka menanggapi kabar penggulingan Putin, walaupun biasanya istana bersikap tegas jika ada kasus seperti ini.

Sebenarnya salah seorang deputi dari St. Petersburg, Dmitry Palyuga, salah seorang yang mempelopori tindakan ini sebenarnya sudah pernah dipanggil ke kantor polisi dengan tuduhan “mendiskreditkan” tentara Rusia. Namun, ia sudah dibebaskan. 

 

Ada UU yang Menjerat Masyarakat Jika Berbeda Pendapat

Sepertinya Putin sudah memprediksi akan terjadinya hal seperti ini. Soalnya, sebenarnya UU mengenai perbedaan pendapat mengenai perang sudah dibuat dan disahkan tak lama setelah Rusia menginvasi Ukraina. 

Oleh karena itu, para politisi yang menyatakan hal ini sebenarnya bisa dihukum. Namun, hingga saat ini, hal tersebut belum kunjung dilakukan.


Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

MORE  STORIES

Wajah Bisa Menggambarkan Status Kelas Sosial, Ini Penjelasannya

Wajah seseorang dapat menggambarkan kondisi kehidupannya

Context.id | 26-04-2024

Rusia Veto Usulan Amerika Mengenai Penempatan Nuklir di Ruang Angkasa

Rusia tidak ingin pelarangan senjata di luar angkasa hanya berlaku untuk nuklir, mereka ingin pelarangan semua senjata atau hulu ledak lainnya.

Context.id | 26-04-2024

Perpusnas Prancis Karantina Buku Terkontaminasi Racun Arsenik

Ratusan sampul buku telah diteliti dan diduga ada kandungan logam berat

Context.id | 26-04-2024

Lamun dan Rumput Laut Bisa Menangkal Perubahan Iklim

Jumlah karbon biru yaitu karbon yang dapat disimpan oleh ekosistem laut dan pesisir secara alami sebanyak 350.000 ton

Context.id | 25-04-2024