Share

Home Stories

Stories 05 September 2022

Mengapa Fenomena Hujan Es Bisa Terjadi?

Jika terus dibiarkan, fenomena alam hujan es akan menjadi bencana alam.

Ilustrasi hujan es yang melanda Indonesia. - Context ID/ Puspa Larasati -

Context.id, JAKARTA - Fenomena alam yang diakibatkan oleh perubahan iklim, lama-lama semakin beragam. Mulai dari hujan ikan, langit merah, hingga hujan es, yang sering terjadi di Indonesia.

Padahal secara logika, Indonesia merupakan negara tropis, dimana seharusnya suhu udara tidak serendah itu, hingga dapat membuat air berubah menjadi es.

Dilansir dari laman Teknik Lingkungan Adhi Tama Institute of Technologi (ITATS), hujan es tersebut diakibatkan oleh energi potensial yang ada di udara serta kelembaban udara Indonesia yang cukup tinggi.

Selain itu dilansir dari Bisnis, hujan es juga terjadi akibat munculnya tumpukan awan cumulonimbus, atau awan yang sering muncul dari awal hingga akhir musim hujan. Pasalnya, jenis awan yang satu ini berlokasi cukup tinggi, sehingga suhu sekitarnya jadi dingin. 

Kondisi itulah yang membuat air yang berubah jadi es di awan kumulonimbus tidak mencair secara sempurna, sehingga jatuh ke permukaan bumi menjadi hujan es.

Adapun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika telah menyatakan bahwa peristiwa ini merupakan buntut dari perubahan iklim. Bahkan jika terus dibiarkan, fenomena alam hujan es akan menjadi bencana alam.

Pasalnya, menurut peneliti senior Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim ITS Amien Widodo, hujan es ini juga sangat mungkin datang bersamaan dengan angin puting beliung, yang mana hal itu akan sangat membahayakan.

“Namun, angin puting beliung yang datang bersamaan dengan hujan es yang lebih haru diwaspadai karena bersifat lebih merusak,” ujar Amien dikutip dari laman resmi ITS.

Akan tetapi Amien mengaku bahwa hujan es ini masih belum dapat diprediksi kapan dan dimana akan terjadi. Maka dari itu, masyarakat dihimbau untuk lebih waspada, terutama pada musim hujan.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 05 September 2022

Mengapa Fenomena Hujan Es Bisa Terjadi?

Jika terus dibiarkan, fenomena alam hujan es akan menjadi bencana alam.

Ilustrasi hujan es yang melanda Indonesia. - Context ID/ Puspa Larasati -

Context.id, JAKARTA - Fenomena alam yang diakibatkan oleh perubahan iklim, lama-lama semakin beragam. Mulai dari hujan ikan, langit merah, hingga hujan es, yang sering terjadi di Indonesia.

Padahal secara logika, Indonesia merupakan negara tropis, dimana seharusnya suhu udara tidak serendah itu, hingga dapat membuat air berubah menjadi es.

Dilansir dari laman Teknik Lingkungan Adhi Tama Institute of Technologi (ITATS), hujan es tersebut diakibatkan oleh energi potensial yang ada di udara serta kelembaban udara Indonesia yang cukup tinggi.

Selain itu dilansir dari Bisnis, hujan es juga terjadi akibat munculnya tumpukan awan cumulonimbus, atau awan yang sering muncul dari awal hingga akhir musim hujan. Pasalnya, jenis awan yang satu ini berlokasi cukup tinggi, sehingga suhu sekitarnya jadi dingin. 

Kondisi itulah yang membuat air yang berubah jadi es di awan kumulonimbus tidak mencair secara sempurna, sehingga jatuh ke permukaan bumi menjadi hujan es.

Adapun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika telah menyatakan bahwa peristiwa ini merupakan buntut dari perubahan iklim. Bahkan jika terus dibiarkan, fenomena alam hujan es akan menjadi bencana alam.

Pasalnya, menurut peneliti senior Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim ITS Amien Widodo, hujan es ini juga sangat mungkin datang bersamaan dengan angin puting beliung, yang mana hal itu akan sangat membahayakan.

“Namun, angin puting beliung yang datang bersamaan dengan hujan es yang lebih haru diwaspadai karena bersifat lebih merusak,” ujar Amien dikutip dari laman resmi ITS.

Akan tetapi Amien mengaku bahwa hujan es ini masih belum dapat diprediksi kapan dan dimana akan terjadi. Maka dari itu, masyarakat dihimbau untuk lebih waspada, terutama pada musim hujan.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Sushila Karki, Perdana Menteri Perempuan Pertama di Nepal

Setelah meredanya gelombang protes di Nepal, Sushila Karki ditunjuk sebagai Perdana Menteri Sementara dan disebut menandakan tumbuhnya kepercayaan ...

Renita Sukma . 16 September 2025

Penembak Aktivis Charlie Kirk Ditangkap Setelah 33 Jam Diburu

Tyler Robinson, pria 22 tahun dari Utah, berhasil ditangkap setelah buron 33 jam atas tuduhan membunuh aktivis konservatif Charlie Kirk

Renita Sukma . 14 September 2025

Setelah Penggerebekan Imigrasi AS, Pekerja Korea Selatan Dipulangkan

Sekitar 300 pekerja Korea Selatan akhirnya kembali ke negara setelah sempat ditahan oleh imigrasi AS.

Renita Sukma . 14 September 2025

Ada Tuntutan Bubarkan DPR, Secara Hukum Indonesia Bisa?

Tuntutan pembubaran DPR menggaung saat aksi demonstrasi 25 Agustus 2025. Pakar Hukum Tata Negara Bivitri Susanti menyebut hal itu secara hukum tid ...

Renita Sukma . 14 September 2025