Waspada, Cacar Monyet Semakin Dekat ke Indonesia!
Penyakit cacar monyet yang baru saja ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai Darurat Kesehatan Global semakin dekat dengan Indonesia.
Context, JAKARTA - Penyakit cacar monyet atau monkeypox yang baru saja ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai Darurat Kesehatan Global ini semakin dekat ke Indonesia. Pasalnya, penyakit yang disebabkan oleh virus ini sudah terdeteksi di negara tetangga.
Salah satu negara yang sudah mengkonfirmasi kasus cacar monyet di negaranya adalah Singapura. Melalui Kementerian Kesehatan Singapura (MOH), tercatat sudah ada 8 kasus cacar monyet yang ada di negara tersebut. 4 kasus merupakan transmisi lokal dan 4 lainnya adalah kasus impor.
Dilansir dari Bisnis, 2 kasus terbaru tersebut berasal dari kasus lokal dan impor. Saat ini, pasien kasus lokal tersebut sudah dirawat di National Center for Infectious Diseases (NCID) setelah mengalami gejala cacar monyet.
Sementara itu, pasien kasus impor adalah seorang kewarganegaraan Estonia, Eropa Utara. Menurut hasil tracking, pasien tersebut terpapar virus cacar monyet setelah ia melakukan perjalanan ke London, Inggris.
Kasus positif cacar monyet juga sudah dikonfirmasi di negara Thailand pada 19 Juli 2022. Kasus tersebut memapar seorang pria asal Nigeria yang sedang berada di Phuket. Menurut pihak berwenang Phuket, pria tersebut mengalami gejala demam, batuk, sakit tenggorokan, lepuh, dan ruam.
Di Malaysia, cacar monyet juga sempat diperkirakan sudah masuk ke negara tersebut. Dilansir dari Antara, Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) mengatakan jika ada 9 kasus suspek cacar monyet yang tercatat hingga 23 Juli 2022. Untungnya, dari hasil pemeriksaan, kesembilan pasien suspek tersebut terkonfirmasi negatif cacar monyet.
Meskipun begitu, Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin tetap mengingatkan semua fasilitas kesehatan di Malaysia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini. Selain itu, ia juga mewajibkan semua wisatawan maupun pelancong yang datang dari luar negeri untuk mengisi pas perjalanan di aplikasi MySejahtera.
Mengingat kasus cacar monyet yang mulai terdeteksi di beberapa negara Asia Tenggara, WHO pun mengingatkan negara-negara di kawasan tersebut, termasuk Indonesia untuk meningkatkan sistem pengawasan terhadap cacar monyet yang semakin mewabah.
“Cacar monyet telah menyebar dengan cepat ke banyak negara yang belum pernah mengalami kejadian sebelumnya," ujar Direktur Regional WHO Asia Tenggara Poonam Khetrapal Singh.
Selain itu, Khetrapal Singh juga mengatakan jika pengawasan tersebut harus difokuskan kepada orang-orang yang lebih rentan. Salah satunya seperti para pria penyuka sesama jenis.
Antisipasi Pemerintah Indonesia
Kementerian Kesehatan RI diwakili oleh juru bicaranya, Mohammad Syahril menyatakan jika hingga saat ini tidak ada kasus cacar monyet yang terdeteksi di Indonesia. Meskipun begitu, ia mengatakan jika Kemenkes telah mempersiapkan antisipasi penyebaran virus ini sejak Mei 2022.
"Sekarang kita tingkatkan (kewaspadaan) setelah diumumkan WHO sebagai darurat kesehatan global," ujar Syahril dikutip dari Tempo.
Sebelumnya, ramai dibicarakan jika virus ini sebagian besar teridentifikasi kepada penyuka sesama jenis, dan menyebar melalui aktivitas seksual. Namun, tanpa membedakan kelompok-kelompok tertentu, Syahril mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaannya.
Menurutnya, kasus suspek di Indonesia memang belum terdeteksi. Tetapi, masyarakat tetap harus waspada dan langsung melaporkan ke pihak kesehatan jika muncul gejala demam tinggi dan ruam di wajah, telapak tangan, mukosa (lapisan kulit dalam), selaput lendir mata, dan alat kelamin.
Dilansir dari laman kemkes, Kementerian Kesehatan juga telah melakukan 3 upaya untuk mengantisipasi penyebaran cacar monyet di Indonesia. Berikut langkah antisipasinya.
1. Memperbarui situasi dan frekuensi question (FAQ) terkait monkeypox yang dapat diunduh melalui https://infeksiemerging.kemkes.go.id/.
2. Mengeluarkan Surat Edaran NOMOR: HK.02.02/C/2752/2022 Tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Monkeypox di Negara non Endemis
3. Melakukan revisi pedoman pencegahan dan pengendalian cacar monyet untuk menyesuaikan situasi dan informasi baru dari WHO,
Menyebar Cepat di Seluruh Dunia
Tercatat, saat ini sudah ada lebih dari 16.000 kasus cacar monyet yang terkonfirmasi di 75 negara. Parahnya lagi, penyebaran ini terjadi hanya dalam waktu 2 bulan saja. Menurut Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, penyebaran virus cacar monyet ini telah menjadi kekhawatiran dunia.
Diketahui, cacar monyet merupakan penyakit zoonosis (penyakit hewan yang bisa tertular kepada manusia). Awalnya, penyakit ini pertama kali ditemukan pada monyet di daerah hutan hujan tropis Afrika Tengah dan Barat pada 1958. Namun, virus ini kemudian menyebar dan menular ke manusia pada tahun 1970.
Sama seperti penyakit yang disebabkan oleh virus, cacar monyet juga memiliki masa inkubasi. Kebanyakan, masa inkubasinya adalah selama 6 hingga 13 hari. Tapi dalam beberapa kasus, ditemukan juga yang masa inkubasinya mencapai 21 hari.
Bagi para ilmuwan, kasus menyebarnya cacar monyet dianggap cukup aneh. Karena, biasanya cacar monyet hanya menginfeksi orang-orang di Afrika Tengah dan Barat, serta orang-orang yang pernah berhubungan dengan dua wilayah tersebut. Namun saat ini, cacar monyet sudah menyebar di banyak negara dan memapar orang-orang yang belum pernah berhubungan dengan Afrika Tengah dan Barat.
RELATED ARTICLES
Waspada, Cacar Monyet Semakin Dekat ke Indonesia!
Penyakit cacar monyet yang baru saja ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai Darurat Kesehatan Global semakin dekat dengan Indonesia.
Context, JAKARTA - Penyakit cacar monyet atau monkeypox yang baru saja ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai Darurat Kesehatan Global ini semakin dekat ke Indonesia. Pasalnya, penyakit yang disebabkan oleh virus ini sudah terdeteksi di negara tetangga.
Salah satu negara yang sudah mengkonfirmasi kasus cacar monyet di negaranya adalah Singapura. Melalui Kementerian Kesehatan Singapura (MOH), tercatat sudah ada 8 kasus cacar monyet yang ada di negara tersebut. 4 kasus merupakan transmisi lokal dan 4 lainnya adalah kasus impor.
Dilansir dari Bisnis, 2 kasus terbaru tersebut berasal dari kasus lokal dan impor. Saat ini, pasien kasus lokal tersebut sudah dirawat di National Center for Infectious Diseases (NCID) setelah mengalami gejala cacar monyet.
Sementara itu, pasien kasus impor adalah seorang kewarganegaraan Estonia, Eropa Utara. Menurut hasil tracking, pasien tersebut terpapar virus cacar monyet setelah ia melakukan perjalanan ke London, Inggris.
Kasus positif cacar monyet juga sudah dikonfirmasi di negara Thailand pada 19 Juli 2022. Kasus tersebut memapar seorang pria asal Nigeria yang sedang berada di Phuket. Menurut pihak berwenang Phuket, pria tersebut mengalami gejala demam, batuk, sakit tenggorokan, lepuh, dan ruam.
Di Malaysia, cacar monyet juga sempat diperkirakan sudah masuk ke negara tersebut. Dilansir dari Antara, Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) mengatakan jika ada 9 kasus suspek cacar monyet yang tercatat hingga 23 Juli 2022. Untungnya, dari hasil pemeriksaan, kesembilan pasien suspek tersebut terkonfirmasi negatif cacar monyet.
Meskipun begitu, Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin tetap mengingatkan semua fasilitas kesehatan di Malaysia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini. Selain itu, ia juga mewajibkan semua wisatawan maupun pelancong yang datang dari luar negeri untuk mengisi pas perjalanan di aplikasi MySejahtera.
Mengingat kasus cacar monyet yang mulai terdeteksi di beberapa negara Asia Tenggara, WHO pun mengingatkan negara-negara di kawasan tersebut, termasuk Indonesia untuk meningkatkan sistem pengawasan terhadap cacar monyet yang semakin mewabah.
“Cacar monyet telah menyebar dengan cepat ke banyak negara yang belum pernah mengalami kejadian sebelumnya," ujar Direktur Regional WHO Asia Tenggara Poonam Khetrapal Singh.
Selain itu, Khetrapal Singh juga mengatakan jika pengawasan tersebut harus difokuskan kepada orang-orang yang lebih rentan. Salah satunya seperti para pria penyuka sesama jenis.
Antisipasi Pemerintah Indonesia
Kementerian Kesehatan RI diwakili oleh juru bicaranya, Mohammad Syahril menyatakan jika hingga saat ini tidak ada kasus cacar monyet yang terdeteksi di Indonesia. Meskipun begitu, ia mengatakan jika Kemenkes telah mempersiapkan antisipasi penyebaran virus ini sejak Mei 2022.
"Sekarang kita tingkatkan (kewaspadaan) setelah diumumkan WHO sebagai darurat kesehatan global," ujar Syahril dikutip dari Tempo.
Sebelumnya, ramai dibicarakan jika virus ini sebagian besar teridentifikasi kepada penyuka sesama jenis, dan menyebar melalui aktivitas seksual. Namun, tanpa membedakan kelompok-kelompok tertentu, Syahril mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaannya.
Menurutnya, kasus suspek di Indonesia memang belum terdeteksi. Tetapi, masyarakat tetap harus waspada dan langsung melaporkan ke pihak kesehatan jika muncul gejala demam tinggi dan ruam di wajah, telapak tangan, mukosa (lapisan kulit dalam), selaput lendir mata, dan alat kelamin.
Dilansir dari laman kemkes, Kementerian Kesehatan juga telah melakukan 3 upaya untuk mengantisipasi penyebaran cacar monyet di Indonesia. Berikut langkah antisipasinya.
1. Memperbarui situasi dan frekuensi question (FAQ) terkait monkeypox yang dapat diunduh melalui https://infeksiemerging.kemkes.go.id/.
2. Mengeluarkan Surat Edaran NOMOR: HK.02.02/C/2752/2022 Tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Monkeypox di Negara non Endemis
3. Melakukan revisi pedoman pencegahan dan pengendalian cacar monyet untuk menyesuaikan situasi dan informasi baru dari WHO,
Menyebar Cepat di Seluruh Dunia
Tercatat, saat ini sudah ada lebih dari 16.000 kasus cacar monyet yang terkonfirmasi di 75 negara. Parahnya lagi, penyebaran ini terjadi hanya dalam waktu 2 bulan saja. Menurut Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, penyebaran virus cacar monyet ini telah menjadi kekhawatiran dunia.
Diketahui, cacar monyet merupakan penyakit zoonosis (penyakit hewan yang bisa tertular kepada manusia). Awalnya, penyakit ini pertama kali ditemukan pada monyet di daerah hutan hujan tropis Afrika Tengah dan Barat pada 1958. Namun, virus ini kemudian menyebar dan menular ke manusia pada tahun 1970.
Sama seperti penyakit yang disebabkan oleh virus, cacar monyet juga memiliki masa inkubasi. Kebanyakan, masa inkubasinya adalah selama 6 hingga 13 hari. Tapi dalam beberapa kasus, ditemukan juga yang masa inkubasinya mencapai 21 hari.
Bagi para ilmuwan, kasus menyebarnya cacar monyet dianggap cukup aneh. Karena, biasanya cacar monyet hanya menginfeksi orang-orang di Afrika Tengah dan Barat, serta orang-orang yang pernah berhubungan dengan dua wilayah tersebut. Namun saat ini, cacar monyet sudah menyebar di banyak negara dan memapar orang-orang yang belum pernah berhubungan dengan Afrika Tengah dan Barat.
POPULAR
RELATED ARTICLES