Share

Home Stories

Stories 19 Juli 2022

Mengenal Pesawat T-50i Golden Eagle yang Jatuh di Blora

Satu unit pesawat tempur T-50i Golden Eagle jatuh di Desa Nginggil, Kecamatan Keradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Satu unit pesawat tempur T-50i Golden Eagle jatuh di Desa Nginggil, Kecamatan Keradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Context.id, JAKARTA - Satu unit pesawat tempur T-50i Golden Eagle jatuh di Desa Nginggil, Kecamatan Keradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Senin (19/7/2022).

Sebelum jatuh, pesawat militer TNI sempat hilang kontak saat melakukan latihan Night Tactical Intercept atau latihan terbang malam. Dari kejadian tersebut, menurut sumber yang beredar, pilot pesawat Lettu Pnb Allan Safitra Indera meninggal dunia.

Kepala Penerangan Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahyudi, Mayor Sus Yudha Pramono mengatakan, pesawat militer bernomor TT-5009 tercatat mengudara dari Lanud Iswahjudi Magetan pada pukul 18.24 WIB. Lalu pada 19.25 WIB, pilot melakukan kontak dengan flight director atau pengawas udara untuk terakhir kalinya. “Namun hilang, lost contact, pada pukul 19.25 WIB. Pesawat tersebut tengah menjalankan misi night tactical intercept,” ujar Pramono.

Diketahui, aparat kewilayahan dan masyarakat Desa Nginggil mengetahui adanya kecelakaan pesawat militer tersebut setelah menemukan serpihan logam di sekitar daerah yang diduga lokasi jatuhnya pesawat T-509i Golden Eagle.


Apa Itu Pesawat T-50 Golden Eagle?

Dilansir dari TNI, T-50 Golden Eagle adalah pesawat latih (trainer) supersonik buatan Amerika-Korea, yang dikembangkan oleh Korean Aerospace Industries bekerja sama dengan Lockheed Martin.

Biasanya, pesawat ini digunakan oleh pilot untuk mencapai kecepatan supersonik, mencoba serangan ringan, dan digunakan pula untuk mempersiapkan pilot menggunakan pesawat KF-60.

Mengutip dari Antara, TNI AU merupakan pengguna pertama pesawat ini di luar Korea Utara, dimana TNI membeli burung baja ini pada 2014 (16 unit) dan 2021 (enam unit).

Menariknya, walaupun Amerika Serikat sendiri yang memproduksi, negeri paman sam ini tidak memakai T50i Golden Eagle, melainkan ia lebih memilih Boeing T-7 Red Hawk, hasil kerja sama rancangan Boeing dan Saab dari Swedia. 


Apa itu Night Tactical Intercept?

Dilansir dari Skybrary Aero, prajurit TNI biasanya sering diminta untuk mencegat pesawat yang tidak dikenal, pesawat yang hilang kontak, serta pesawat yang menolak untuk berkomunikasi dengan menara pengawas untuk melaporkan ketinggian.

Oleh karena itu jika melihat dari kata intercept itu sendiri, latihan ini merupakan latihan pencegatan pesawat-pesawat tersebut dengan tidak menggunakan senjata atau hanya dengan memberikan kode lampu serta manuver udara.

Namun, masih belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai latihan ini dari pihak TNI.


Pernah Ada Kasus Gagal Terbang dari Pesawat T-50i Golden Eagle

Pada 10 Agustus 2020, salah satu T-50i Golden Eagle dari Skadron Udara 15 TNI AU juga pernah gagal lepas landas dan menewaskan pilot on command saat itu, Mayor Penerbangan Luluk T Prabowo.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 19 Juli 2022

Mengenal Pesawat T-50i Golden Eagle yang Jatuh di Blora

Satu unit pesawat tempur T-50i Golden Eagle jatuh di Desa Nginggil, Kecamatan Keradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Satu unit pesawat tempur T-50i Golden Eagle jatuh di Desa Nginggil, Kecamatan Keradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Context.id, JAKARTA - Satu unit pesawat tempur T-50i Golden Eagle jatuh di Desa Nginggil, Kecamatan Keradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Senin (19/7/2022).

Sebelum jatuh, pesawat militer TNI sempat hilang kontak saat melakukan latihan Night Tactical Intercept atau latihan terbang malam. Dari kejadian tersebut, menurut sumber yang beredar, pilot pesawat Lettu Pnb Allan Safitra Indera meninggal dunia.

Kepala Penerangan Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahyudi, Mayor Sus Yudha Pramono mengatakan, pesawat militer bernomor TT-5009 tercatat mengudara dari Lanud Iswahjudi Magetan pada pukul 18.24 WIB. Lalu pada 19.25 WIB, pilot melakukan kontak dengan flight director atau pengawas udara untuk terakhir kalinya. “Namun hilang, lost contact, pada pukul 19.25 WIB. Pesawat tersebut tengah menjalankan misi night tactical intercept,” ujar Pramono.

Diketahui, aparat kewilayahan dan masyarakat Desa Nginggil mengetahui adanya kecelakaan pesawat militer tersebut setelah menemukan serpihan logam di sekitar daerah yang diduga lokasi jatuhnya pesawat T-509i Golden Eagle.


Apa Itu Pesawat T-50 Golden Eagle?

Dilansir dari TNI, T-50 Golden Eagle adalah pesawat latih (trainer) supersonik buatan Amerika-Korea, yang dikembangkan oleh Korean Aerospace Industries bekerja sama dengan Lockheed Martin.

Biasanya, pesawat ini digunakan oleh pilot untuk mencapai kecepatan supersonik, mencoba serangan ringan, dan digunakan pula untuk mempersiapkan pilot menggunakan pesawat KF-60.

Mengutip dari Antara, TNI AU merupakan pengguna pertama pesawat ini di luar Korea Utara, dimana TNI membeli burung baja ini pada 2014 (16 unit) dan 2021 (enam unit).

Menariknya, walaupun Amerika Serikat sendiri yang memproduksi, negeri paman sam ini tidak memakai T50i Golden Eagle, melainkan ia lebih memilih Boeing T-7 Red Hawk, hasil kerja sama rancangan Boeing dan Saab dari Swedia. 


Apa itu Night Tactical Intercept?

Dilansir dari Skybrary Aero, prajurit TNI biasanya sering diminta untuk mencegat pesawat yang tidak dikenal, pesawat yang hilang kontak, serta pesawat yang menolak untuk berkomunikasi dengan menara pengawas untuk melaporkan ketinggian.

Oleh karena itu jika melihat dari kata intercept itu sendiri, latihan ini merupakan latihan pencegatan pesawat-pesawat tersebut dengan tidak menggunakan senjata atau hanya dengan memberikan kode lampu serta manuver udara.

Namun, masih belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai latihan ini dari pihak TNI.


Pernah Ada Kasus Gagal Terbang dari Pesawat T-50i Golden Eagle

Pada 10 Agustus 2020, salah satu T-50i Golden Eagle dari Skadron Udara 15 TNI AU juga pernah gagal lepas landas dan menewaskan pilot on command saat itu, Mayor Penerbangan Luluk T Prabowo.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025