Stories - 15 July 2022

Waspada! Resesi Ekonomi Akan Datang Lebih Cepat

Akibat lonjakan inflasi, resesi ekonomi akan datang lebih cepat dari perkiraan.


Gedung Bank Sentral Amerika, The Fed di Washington DC. - Bloomberg-

Context.id, JAKARTA - Resesi ekonomi akan datang lebih cepat dari perkiraan. Pasalnya, tingkat inflasi di AS sudah mencapai 9,1 persen. Angka inipun merupakan titik tertinggi sejak 41 tahun terakhir, dimana saat itu inflasi Amerika mencapai 8,4 persen. 

“Kita telah menghadapi inflasi yang tinggi tahun ini dan itu akan terkunci menjadi inflasi yang lebih tinggi sepanjang tahun ini,” ujar Menteri Keuangan Amerika Janet Yellen dilansir dari Bisnis

Artinya, lonjakan harga barang akan semakin meningkat dan otomatis akan tambah melemahkan perekonomian Amerika. Dengan demikian, Bank Sentral Amerika (The Fed) akan semakin parah menaikkan suku bunga bank pada bulan ini. 

Diketahui, sebelumnya The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin. Kemudian, suku bunga itu dinaikan menjadi 75 pada bulan ini karena laju inflasi yang melonjak drastis. 

Maka dari itu, konsumsi masyarakat akan tertahan dan aktivitas ekonomi akan berjalan lambat atau bahkan menurun. Jika hal tersebut dibiarkan, akan menyebabkan resesi atau penurunan signifikan kegiatan ekonomi secara umum selama periode tertentu di daerah tertentu yang sudah melebihi angka 10 persen. 

Dengan demikian, negara tersebut dapat mengalami pertumbuhan ekonomi sampai pada titik 0 persen atau bahkan menyentuh angka minus. Alhasil, ini akan membuat peredaran uang mandeg serta naiknya angka PHK. 

Dilansir dari Bisnis, hal ini juga akan membuat tingkat produksi barang dan jasa akan menurun secara signifikan dan menurunkan angka PDB nasional. Parah-parahnya, efek itu akan menyebar dan mengakibatkan deflasi (kebalikan dari inflasi) hingga angka kemiskinan yang meningkat.

Diketahui, resesi ini bisa bersifat sementara, berminggu-minggu, berbulan-bulan, hingga bertahun-tahun. Maka dari itu, hal ini tergantung dari bagaimana pemerintah menyikapinya.


Menkeu AS Optimis Ekonomi AS Dalam Kondisi Baik

Melansir Bisnis, Menteri Keuangan AS Janet Yellen optimis kondisi pasar tenaga kerja AS sangat kuat dan berada dalam kondisi baik. 

Selain itu, ia juga mempercayakan bank sentral The Fed mengambil langkah untuk menekan laju inflasi. 

“Kami pertama dan terutama mendukung upaya The Fed dan apa yang mereka anggap perlu untuk mengendalikan inflasi. Lebih dari itu, kami akan mengambil langkah yang kami yakini untuk menurunkan inflasi, terutama pada harga energi,” ujar Yellen.


Resesi Diakibatkan oleh Rusia

Menurut Yellen, gejolak ekonomi global dan melambungnya inflasi di sejumlah negara, merupakan tanggung jawab Rusia.

Seperti yang diketahui, yang sedang berjuang melawan inflasi bukan hanya AS semata, melainkan juga Argentina, Chili, Israel, Yunani, Italia, Spanyol, dan Turki.


Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

MORE  STORIES

Suara Golkar Terbesar di Koalisi Prabowo, Jatah Menterinya Banyak?

Kinerja perolehan suara mentereng dalam Pemilu Legislatif atau Pileg 2024 dinilai menjadi tolok ukur

Noviarizal Fernandez | 24-04-2024

Laga Panas Para Jawara di AFC Cup U-23

Tiga mantan pemenang Piala Asia AFC U23 lainnya juga turut lolos ke babak penentu itu

Noviarizal Fernandez | 24-04-2024

Tren Positif Berlanjut, Industri Mobil Listrik Makin Menjanjikan

Pada 2023 lalu, penjualan mobil listrik memecahkan rekor penjualan mencapai 14 juta unit secara global atau setara dengan 18% dari seluruh penjual ...

Context.id | 24-04-2024

Profi Tiga Hakim Dissenting Opinion Putusan MK Soal Pilpres 2024

Tiga hakim ajukan pendapat berbeda dengan lima hakim lainnya terkait putusan MK yang menolak permohonan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Context.id | 23-04-2024