Share

Home Stories

Stories 30 Juni 2022

Jangan Panik, 3 Juta Vaksin PMK Sudah Ada di Indonesia

Pada hari Rabu (29/6/2022), 3 juta vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) sudah ada di Indonesia.

Dokter Hewan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) memeriksa sapi di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Indramayu, Jawa Barat. -Antara-

Context, JAKARTA - Pada hari Rabu (29/6/2022), 3 juta vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) sudah ada di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Dengan tersedianya vaksin PMK, Airlangga berharap agar pendistribusian vaksin bisa dilakukan dengan cepat. Nantinya vaksin akan digunakan untuk mencegah penyebaran PMK yang merugikan para peternak. 

“Sudah ada 3 juta dosis vaksin di Indonesia dengan anggaran yang sudah disiapkan, sehingga vaksin yang sudah ada harus segera disuntikkan,” kata Airlangga.

Berdasarkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dari 3 juta dosis yang ada, 800.000 dosis sudah didistribusikan. Kemudian, 2,2 juta dosis lain pendistribusiannya masih tertahan karena tidak adanya anggaran.

Sebelumnya, Airlangga juga telah menyebutkan jika anggaran untuk pendistribusian vaksin PMK telah disiapkan. Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Kasdi Subagyo, anggaran untuk pendistribusian ini sudah ditetapkan sebesar Rp4,6 triliun. 

Dengan begitu, Airlangga berharap tidak ada hambatan untuk pendistribusian sisa dosis vaksin yang ada, apalagi dalam waktu dekat umat muslim di Indonesia akan merayakan Idul adha.

Sebelumnya diketahui per 30 Juni 2022, PMK sudah menyebar hingga 19 provinsi, tepatnya di 22 kabupaten dan kota. Dari 296.650 hewan ternak yang terinfeksi, 98.766 ekornya sudah sembuh, 1.769 ekor dinyatakan mati, dan 2.603 ekor sudah dipotong bersyarat. Vaksinasi yang dilakukan dalam dua minggu terakhir sudah dilakukan pada 172.193 hewan ternak.


Efektifkah Vaksin PMK?

PMK atau juga yang dikenal dengan foot and mouth disease (FMD) adalah penyakit infeksi hewan yang sangat sulit untuk dikendalikan. Alasannya, penyakit ini bisa terjadi di seluruh dunia dan menyebar dari satu negara ke negara lain secara tiba-tiba.

Penyakit yang disebabkan oleh virus ini bisa menyebar sangat cepat. Biasanya, penyakit ini didapatkan pada sapi dan babi, tapi dalam beberapa kasus PMK juga menyerang kambing, domba, dan bahkan rusa.

Selain itu, virus penyebab PMK ini memiliki 7 jenis berbeda. Meskipun begitu, gejala yang dihasilkan tidak beda jauh, yaitu demam, turunnya produksi ASI, penurunan berat badan, mulut berbusa, bibir bergetar, puting susu lecet, hingga lecet atau lepuh di kaki dan mulut.

Namun, kekebalan pada satu jenis virus tidak berpengaruh pada jenis virus yang lain. Hal ini yang membuat penyakit ini sangat sulit untuk dikendalikan. Sehingga, meskipun dibutuhkan, vaksinasi ini harus dibarengi dengan tindakan pencegahan yang lain. 

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran PMK yaitu dengan melakukan karantina, pembatasan pergerakan hewan, pembersihan kandang dan peralatan, hingga memusnahkan hewan yang sudah terpapar PMK.



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi

Stories 30 Juni 2022

Jangan Panik, 3 Juta Vaksin PMK Sudah Ada di Indonesia

Pada hari Rabu (29/6/2022), 3 juta vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) sudah ada di Indonesia.

Dokter Hewan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) memeriksa sapi di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Indramayu, Jawa Barat. -Antara-

Context, JAKARTA - Pada hari Rabu (29/6/2022), 3 juta vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) sudah ada di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Dengan tersedianya vaksin PMK, Airlangga berharap agar pendistribusian vaksin bisa dilakukan dengan cepat. Nantinya vaksin akan digunakan untuk mencegah penyebaran PMK yang merugikan para peternak. 

“Sudah ada 3 juta dosis vaksin di Indonesia dengan anggaran yang sudah disiapkan, sehingga vaksin yang sudah ada harus segera disuntikkan,” kata Airlangga.

Berdasarkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dari 3 juta dosis yang ada, 800.000 dosis sudah didistribusikan. Kemudian, 2,2 juta dosis lain pendistribusiannya masih tertahan karena tidak adanya anggaran.

Sebelumnya, Airlangga juga telah menyebutkan jika anggaran untuk pendistribusian vaksin PMK telah disiapkan. Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Kasdi Subagyo, anggaran untuk pendistribusian ini sudah ditetapkan sebesar Rp4,6 triliun. 

Dengan begitu, Airlangga berharap tidak ada hambatan untuk pendistribusian sisa dosis vaksin yang ada, apalagi dalam waktu dekat umat muslim di Indonesia akan merayakan Idul adha.

Sebelumnya diketahui per 30 Juni 2022, PMK sudah menyebar hingga 19 provinsi, tepatnya di 22 kabupaten dan kota. Dari 296.650 hewan ternak yang terinfeksi, 98.766 ekornya sudah sembuh, 1.769 ekor dinyatakan mati, dan 2.603 ekor sudah dipotong bersyarat. Vaksinasi yang dilakukan dalam dua minggu terakhir sudah dilakukan pada 172.193 hewan ternak.


Efektifkah Vaksin PMK?

PMK atau juga yang dikenal dengan foot and mouth disease (FMD) adalah penyakit infeksi hewan yang sangat sulit untuk dikendalikan. Alasannya, penyakit ini bisa terjadi di seluruh dunia dan menyebar dari satu negara ke negara lain secara tiba-tiba.

Penyakit yang disebabkan oleh virus ini bisa menyebar sangat cepat. Biasanya, penyakit ini didapatkan pada sapi dan babi, tapi dalam beberapa kasus PMK juga menyerang kambing, domba, dan bahkan rusa.

Selain itu, virus penyebab PMK ini memiliki 7 jenis berbeda. Meskipun begitu, gejala yang dihasilkan tidak beda jauh, yaitu demam, turunnya produksi ASI, penurunan berat badan, mulut berbusa, bibir bergetar, puting susu lecet, hingga lecet atau lepuh di kaki dan mulut.

Namun, kekebalan pada satu jenis virus tidak berpengaruh pada jenis virus yang lain. Hal ini yang membuat penyakit ini sangat sulit untuk dikendalikan. Sehingga, meskipun dibutuhkan, vaksinasi ini harus dibarengi dengan tindakan pencegahan yang lain. 

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran PMK yaitu dengan melakukan karantina, pembatasan pergerakan hewan, pembersihan kandang dan peralatan, hingga memusnahkan hewan yang sudah terpapar PMK.



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025