Proyek Nexus dan Masa Depan QRIS di Asean
Proyek Nexus bakal memudahkan WNI, warga negara Malaysia, Thailand dan Singapura untuk berbelanja saat melancong di kawasan Asia Tenggara
Context.id, JAKARTA - Negara-negara Asia Tenggara tengah menyiapkan lompatan baru dalam sistem pembayaran digital. Namanya Nexus, sebuah proyek lintas negara yang digagas oleh Bank for International Settlements Innovation Hub bersama bank-bank sentral dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina.
Targetnya membuat pembayaran lintas batas semudah scan QR di warung kopi sebelah. Pertanyaannya, jika QRIS sudah canggih, lalu Nexus untuk apa lagi?
Kita mungkin sudah akrab dengan QRIS, sistem pembayaran digital serba bisa di Indonesia. Bahkan sekarang QRIS bisa dipakai di Malaysia dan Thailand tentu setelah serangkaian kerja sama bilateral antar bank sentral.
Tapi sistem seperti ini ibarat membangun jembatan satu per satu. Begitu ingin terhubung ke negara lain, perlu lagi jembatan baru, perjanjian baru, dan tentu saja waktu lebih lama.
Di sinilah Nexus hadir. Ia dirancang sebagai jaringan utama (backbone) yang menghubungkan sistem pembayaran digital di berbagai negara sekaligus. Tidak perlu lagi koneksi satu-satu. Cukup satu integrasi ke Nexus, dan semua sistem bisa saling terkoneksi.
Ambisinya besar, membuat pembayaran lintas negara menjadi murah, cepat, transparan, dan mudah diakses.
Jika selesai sesuai target pada 2027, kamu bisa beli es kopi di Orchard Road atau mango sticky rice di Chatuchak pakai QRIS yang sama dengan yang kamu gunakan untuk bayar parkir di Jakarta. Semuanya tersambung lewat jalur Nexus.
Artinya, QRIS tidak digantikan, melainkan diperkuat. Ia tetap akan jadi andalan transaksi digital dalam negeri, sekaligus jadi paspor ke sistem pembayaran digital kawasan tanpa perlu operator menandatangani perjanjian demi perjanjian lagi.
Nexus lahir dari semangat yang digaungkan dalam forum G20, mendorong sistem pembayaran lintas batas yang lebih inklusif dan efisien. Selama ini, setiap sistem berjalan dengan aturan dan infrastruktur masing-masing. Nexus berusaha menyatukan itu semua ke dalam satu protokol yang bisa dipakai bersama.
Bagi kamu yang suka traveling, belanja lintas negara, atau sekadar kirim uang ke teman di luar negeri, Nexus bisa jadi pengubah permainan. Bagi pelaku tekfin dan perbankan, ini adalah kesempatan sekaligus tantangan untuk membangun sistem yang benar-benar terhubung global.
QRIS-mu kelak bukan cuma berfungsi di warteg atau supermarket, tapi bakal berguna di Hawker Stall Singapura, pasar malam Bangkok, atau kedai kopi di Ho Chi Minh. Pertanyaannya sekarang, kamu mau liburan ke mana dulu?
POPULAR
RELATED ARTICLES
Proyek Nexus dan Masa Depan QRIS di Asean
Proyek Nexus bakal memudahkan WNI, warga negara Malaysia, Thailand dan Singapura untuk berbelanja saat melancong di kawasan Asia Tenggara
Context.id, JAKARTA - Negara-negara Asia Tenggara tengah menyiapkan lompatan baru dalam sistem pembayaran digital. Namanya Nexus, sebuah proyek lintas negara yang digagas oleh Bank for International Settlements Innovation Hub bersama bank-bank sentral dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina.
Targetnya membuat pembayaran lintas batas semudah scan QR di warung kopi sebelah. Pertanyaannya, jika QRIS sudah canggih, lalu Nexus untuk apa lagi?
Kita mungkin sudah akrab dengan QRIS, sistem pembayaran digital serba bisa di Indonesia. Bahkan sekarang QRIS bisa dipakai di Malaysia dan Thailand tentu setelah serangkaian kerja sama bilateral antar bank sentral.
Tapi sistem seperti ini ibarat membangun jembatan satu per satu. Begitu ingin terhubung ke negara lain, perlu lagi jembatan baru, perjanjian baru, dan tentu saja waktu lebih lama.
Di sinilah Nexus hadir. Ia dirancang sebagai jaringan utama (backbone) yang menghubungkan sistem pembayaran digital di berbagai negara sekaligus. Tidak perlu lagi koneksi satu-satu. Cukup satu integrasi ke Nexus, dan semua sistem bisa saling terkoneksi.
Ambisinya besar, membuat pembayaran lintas negara menjadi murah, cepat, transparan, dan mudah diakses.
Jika selesai sesuai target pada 2027, kamu bisa beli es kopi di Orchard Road atau mango sticky rice di Chatuchak pakai QRIS yang sama dengan yang kamu gunakan untuk bayar parkir di Jakarta. Semuanya tersambung lewat jalur Nexus.
Artinya, QRIS tidak digantikan, melainkan diperkuat. Ia tetap akan jadi andalan transaksi digital dalam negeri, sekaligus jadi paspor ke sistem pembayaran digital kawasan tanpa perlu operator menandatangani perjanjian demi perjanjian lagi.
Nexus lahir dari semangat yang digaungkan dalam forum G20, mendorong sistem pembayaran lintas batas yang lebih inklusif dan efisien. Selama ini, setiap sistem berjalan dengan aturan dan infrastruktur masing-masing. Nexus berusaha menyatukan itu semua ke dalam satu protokol yang bisa dipakai bersama.
Bagi kamu yang suka traveling, belanja lintas negara, atau sekadar kirim uang ke teman di luar negeri, Nexus bisa jadi pengubah permainan. Bagi pelaku tekfin dan perbankan, ini adalah kesempatan sekaligus tantangan untuk membangun sistem yang benar-benar terhubung global.
QRIS-mu kelak bukan cuma berfungsi di warteg atau supermarket, tapi bakal berguna di Hawker Stall Singapura, pasar malam Bangkok, atau kedai kopi di Ho Chi Minh. Pertanyaannya sekarang, kamu mau liburan ke mana dulu?
POPULAR
RELATED ARTICLES