Share

Home Stories

Stories 28 April 2025

Negara Bahagia yang Bertaruh pada Bitcoin

Bhutan menemukan jalan baru keluar dari krisis ekonomi menambang mata uang kripto paling boros energi di dunia.

Ilustrasi negara Bhutan/getimg.ai

Context.id, JAKARTA - Di balik lereng bersalju Himalaya, Bhutan pernah dikenal sebagai negeri yang lebih mementingkan kebahagiaan rakyat daripada pertumbuhan ekonomi. Kini, negara kecil ini mengambil langkah yang jauh dari konvensional dan dari kebijakan sebelumnya: menambang Bitcoin.

Bukan tanpa alasan. Pandemi menghantam sektor pariwisata penopang utama ekonomi sementara generasi muda terdidik meninggalkan negara demi gaji lebih tinggi di Australia. Dalam respons tak lazim, pemerintah menjual Bitcoin senilai 100 juta dolar AS untuk menggandakan gaji pegawai negeri. Hasilnya? Eksodus birokrat muda mulai melambat.

Bhutan punya amunisi langka, listrik tenaga air berlimpah dan suhu dingin alami yang memangkas biaya pendinginan superkomputer. Ketika ekspor listrik ke India tak lagi menguntungkan, Bhutan memilih menyimpan energinya untuk menambang Bitcoin seperti yang dilaporkan Al Jazeera. 

Hasil tambangnya menurut data Arkham mencapai lebih dari 600 juta dolar, atau hampir sepertiga PDB nasional. Langkah ini terdengar nekat, apalagi bagi negara yang dikenal hati-hati membuka diri terhadap investasi asing. Tapi seperti kata Raja Jigme Khesar, “Being a small nation makes us a smart nation.”

Bhutan tidak sendirian. El Salvador, AS, dan bahkan Republik Afrika Tengah mulai menambahkan Bitcoin dalam cadangan strategis mereka. Namun hanya Bhutan yang melakukannya sambil menjaga 60% tutupan hutannya dan mengembangkan kota masa depan bernama Gelephu yang menjanjikan harmoni antara mindfulness dan blockchain.

Apakah ini jalan baru pembangunan berkelanjutan? Atau sekadar upaya putus asa negara kecil memanfaatkan peluang sebelum gelembung Bitcoin pecah lagi? Bhutan tampaknya tak peduli pada opini luar. Seperti biasa, mereka mendefinisikan pembangunan dengan caranya sendiri.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 28 April 2025

Negara Bahagia yang Bertaruh pada Bitcoin

Bhutan menemukan jalan baru keluar dari krisis ekonomi menambang mata uang kripto paling boros energi di dunia.

Ilustrasi negara Bhutan/getimg.ai

Context.id, JAKARTA - Di balik lereng bersalju Himalaya, Bhutan pernah dikenal sebagai negeri yang lebih mementingkan kebahagiaan rakyat daripada pertumbuhan ekonomi. Kini, negara kecil ini mengambil langkah yang jauh dari konvensional dan dari kebijakan sebelumnya: menambang Bitcoin.

Bukan tanpa alasan. Pandemi menghantam sektor pariwisata penopang utama ekonomi sementara generasi muda terdidik meninggalkan negara demi gaji lebih tinggi di Australia. Dalam respons tak lazim, pemerintah menjual Bitcoin senilai 100 juta dolar AS untuk menggandakan gaji pegawai negeri. Hasilnya? Eksodus birokrat muda mulai melambat.

Bhutan punya amunisi langka, listrik tenaga air berlimpah dan suhu dingin alami yang memangkas biaya pendinginan superkomputer. Ketika ekspor listrik ke India tak lagi menguntungkan, Bhutan memilih menyimpan energinya untuk menambang Bitcoin seperti yang dilaporkan Al Jazeera. 

Hasil tambangnya menurut data Arkham mencapai lebih dari 600 juta dolar, atau hampir sepertiga PDB nasional. Langkah ini terdengar nekat, apalagi bagi negara yang dikenal hati-hati membuka diri terhadap investasi asing. Tapi seperti kata Raja Jigme Khesar, “Being a small nation makes us a smart nation.”

Bhutan tidak sendirian. El Salvador, AS, dan bahkan Republik Afrika Tengah mulai menambahkan Bitcoin dalam cadangan strategis mereka. Namun hanya Bhutan yang melakukannya sambil menjaga 60% tutupan hutannya dan mengembangkan kota masa depan bernama Gelephu yang menjanjikan harmoni antara mindfulness dan blockchain.

Apakah ini jalan baru pembangunan berkelanjutan? Atau sekadar upaya putus asa negara kecil memanfaatkan peluang sebelum gelembung Bitcoin pecah lagi? Bhutan tampaknya tak peduli pada opini luar. Seperti biasa, mereka mendefinisikan pembangunan dengan caranya sendiri.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Negara Bahagia yang Bertaruh pada Bitcoin

Bhutan menemukan jalan baru keluar dari krisis ekonomi: menambang mata uang kripto paling boros energi di dunia.

Noviarizal Fernandez . 28 April 2025

Whistleblower Bongkar Dugaan Meta Khianati AS Demi Bisnis di China

Meta, induk Facebook pernah diam-diam bekerja sama dengan Partai Komunis China untuk bisnis pengembangan AI militer senilai US$18 miliar

Context.id . 23 April 2025

Ketika Visa Menjadi Senjata Politik, Trump Deportasi Mahasiswa Asing

Ribuan mahasiswa asing yang sedang belajar di kampus-kampus bergengsi di AS tiba-tiba dicabut visanya oleh Presiden Trump. Apa penyebabnya?

Noviarizal Fernandez . 22 April 2025

Bukan Bandung, Ini Lokasi Dokter Terjahat di Dunia

Dokter di Bandung terjerat kasus rudapaksa, dunia medis pernah diguncang kasus lebih mengerikan, tepatnya di jantung Eropa

Noviarizal Fernandez . 21 April 2025