Share

Home Stories

Stories 16 April 2025

Bagaimana Efek Tarif Trump ke Pekerja Muda?

Tarif resiprokal atau tarif Trump tidak hanya berdampak pada pengusaha, namun juga pekerja muda. Seperti apa?

Ilustrasi Trump dan pekerja muda/getimg.ai

Context.id, JAKARTA - Tarif timbal balik atau resiprokal yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump bisa menjadi batu sandungan bagi banyak negara. Jika kebijakan itu dijalankan, banyak negara yang harus mengeluarkan uang lebih untuk memasukkan barang dari negara mereka ke Amerika Serikat.

Masalahnya, dampaknya bukan hanya bagi pengusaha saja tapi juga para pekerja muda. 

Peneliti Center of Economic and Law Studies (Celios), M. Zulfikar Rakhmat, menjelaskan tarif Trump dalam pandangan pekerja muda dapat dilihat sebagai ancaman sekaligus peluang.

Seperti dua sisi mata uang, selain bisa memicu efisiensi perusahaan melalui pemutusan hubungan kerja (PHK), tarif Trump punya potensi membuka lapangan kerja.

Lho, kok bisa? 

Zulfikar menjelaskan panasnya perang dagang China-Amerika Serikat dan ketidakpastian penerapan tarif trump dapat mendorong banyak perusahaan global merelokasi pabriknya di China ke negara lain yang tarifnya lebih kecil, semisal Indonesia. 

“Banyak pabrik global di China. Jika benar diberlakukan tarif tinggi, tentunya mereka akan mencari tempat dan pasar baru. Indonesia sebagai negara yang paling besar di Asean bisa menjadi destinasi [perusahaan untuk relokasi],” ujar Zulfikar kepada Bisnis, Senin (14/4/2025).

Meskipun, saat ini Trump menjeda penerapan tarif resiprokal selama 90 hari, efeknya masih menghantui para pelaku usaha serta pekerja muda.

Tidak hanya mengancam karir pekerja muda, dalam jangka panjang tarif Trump bisa berefek pada pasar domestik yang malah dibanjiri barang impor. 

Zulfikar menyarankan pekerja muda untuk menabung atau menyimpan uang kes dan mengutamakan produk lokal.

“Jadi selain saving, kalau misalnya mau purchasing (belanja) perlu prioritaskan produk domestik untuk membantu industri lokal,” pungkas Zulfikar.



Penulis : Renita Sukma

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 16 April 2025

Bagaimana Efek Tarif Trump ke Pekerja Muda?

Tarif resiprokal atau tarif Trump tidak hanya berdampak pada pengusaha, namun juga pekerja muda. Seperti apa?

Ilustrasi Trump dan pekerja muda/getimg.ai

Context.id, JAKARTA - Tarif timbal balik atau resiprokal yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump bisa menjadi batu sandungan bagi banyak negara. Jika kebijakan itu dijalankan, banyak negara yang harus mengeluarkan uang lebih untuk memasukkan barang dari negara mereka ke Amerika Serikat.

Masalahnya, dampaknya bukan hanya bagi pengusaha saja tapi juga para pekerja muda. 

Peneliti Center of Economic and Law Studies (Celios), M. Zulfikar Rakhmat, menjelaskan tarif Trump dalam pandangan pekerja muda dapat dilihat sebagai ancaman sekaligus peluang.

Seperti dua sisi mata uang, selain bisa memicu efisiensi perusahaan melalui pemutusan hubungan kerja (PHK), tarif Trump punya potensi membuka lapangan kerja.

Lho, kok bisa? 

Zulfikar menjelaskan panasnya perang dagang China-Amerika Serikat dan ketidakpastian penerapan tarif trump dapat mendorong banyak perusahaan global merelokasi pabriknya di China ke negara lain yang tarifnya lebih kecil, semisal Indonesia. 

“Banyak pabrik global di China. Jika benar diberlakukan tarif tinggi, tentunya mereka akan mencari tempat dan pasar baru. Indonesia sebagai negara yang paling besar di Asean bisa menjadi destinasi [perusahaan untuk relokasi],” ujar Zulfikar kepada Bisnis, Senin (14/4/2025).

Meskipun, saat ini Trump menjeda penerapan tarif resiprokal selama 90 hari, efeknya masih menghantui para pelaku usaha serta pekerja muda.

Tidak hanya mengancam karir pekerja muda, dalam jangka panjang tarif Trump bisa berefek pada pasar domestik yang malah dibanjiri barang impor. 

Zulfikar menyarankan pekerja muda untuk menabung atau menyimpan uang kes dan mengutamakan produk lokal.

“Jadi selain saving, kalau misalnya mau purchasing (belanja) perlu prioritaskan produk domestik untuk membantu industri lokal,” pungkas Zulfikar.



Penulis : Renita Sukma

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Astronaut, Popok dan Martabat Manusia di Antariksa

Mengapa mengompol di luar angkasa bukanlah aib, tapi keharusan profesional

Renita Sukma . 04 June 2025

Vietnam Blokir Telegram, Antara Keamanan Negara dan Sensor Digital

Pemerintah Vietnam kembali menjadi sorotan setelah memerintahkan pemblokiran Telegram yang sangat populer di negara komunis itu

Renita Sukma . 03 June 2025

Gara-gara Konklaf UMKM Roma Raih Keuntungan Besar

Peziarah dan turis habiskan dana sampai 600 Juta Euro saat berkunjung ke Roma

Noviarizal Fernandez . 03 June 2025

Berapa Banyak Energi yang Sebenarnya Digunakan AI?

Model AI berbeda dengan komputer biasa karena membutuhkan daya gigantik untuk belajar dan mengolah miliaran informasi demi menghasilkan respons cerdas

Renita Sukma . 03 June 2025