Share

Home Stories

Stories 09 April 2025

Dominasi Google di Internet Mendapat Tantangan

Kagi mencoba melawan dominasi Google sebagai mesin pencari nomor satu. Mungkinkah berhasil?

Ilustrasi Google/getimg.ai

Context.id, JAKARTA - Selama lebih dari dua dekade, Google bukan sekadar mesin pencari ia adalah gerbang utama internet. Dengan pangsa pasar yang mencapai 90%, Google tidak hanya menentukan hasil pencarian, tetapi juga mengarahkan lalu lintas web global. 

Namun, dominasi ini mulai retak. Alternatif seperti Kagi menawarkan model pencarian yang lebih bersih, berbayar, dan bebas iklan, menantang status quo Google yang bergantung pada iklan dan pengumpulan data.

Dua tahun lalu, tim teknologi The Verge memutuskan untuk mencoba Kagi, sebuah mesin pencari yang mengenakan biaya US$10 per bulan dengan janji hasil pencarian yang lebih baik, tanpa iklan, dan tanpa pelacakan data. 

Sebelumnya, redaksi The Verge telah mencoba berbagai alternatif, tetapi selalu kembali ke Google karena hasil pencarian lainnya terasa kurang memadai. Kali ini berbeda, Kagi bekerja dengan baik, dan mereka merasa tidak kehilangan apa pun. 

Justru, setiap kali tim The Verge kembali membuka Google, pengalaman yang didapat terasa lebih berantakan dan kurang relevan dibandingkan sebelumnya. Google telah berubah secara drastis. 

Algoritma Google dianggap lebih berorientasi pada hasil yang lebih visual dan sering kali dipenuhi oleh konten yang dioptimalkan untuk peringkat pencarian, bukan untuk kegunaan. 

Pencarian bukan lagi sekadar menemukan informasi, tetapi juga menyaring iklan dan hasil yang didorong oleh kepentingan komersial. Di sisi lain, Kagi tetap sederhana: daftar tautan yang akurat, relevan, dan bebas gangguan.

Kagi bukan satu-satunya penantang di arena ini. Mesin pencari seperti Neeva yang sempat menawarkan model langganan sebelum akhirnya menyerah juga mencoba mengusik dominasi Google. 

Perusahaan di balik Kagi, yang didirikan oleh Vladomir Prelovac, melihat peluang di tengah kejenuhan pengguna terhadap pencarian berbasis iklan. "Saya membayangkan dunia di mana pencarian tidak dikendalikan oleh kepentingan periklanan," katanya kepada The Verge.

Namun, pertanyaannya tetap: apakah pengguna bersedia membayar untuk pengalaman pencarian yang lebih baik? Google selama ini bertahan bukan hanya karena teknologinya, tetapi juga karena gratis dan tersedia di mana-mana. 

Model berbasis langganan mengandalkan asumsi orang cukup peduli dengan kualitas pencarian mereka untuk mengeluarkan uang setiap bulan.

Jika tren ini berlanjut, masa depan pencarian internet bisa menjadi lebih terfragmentasi. Google mungkin tetap dominan, tetapi model alternatif seperti Kagi menandakan adanya permintaan untuk pengalaman pencarian yang lebih netral dan berfokus pada pengguna. 

Perubahan ini menandai pergeseran dari era pencarian berbasis iklan menuju paradigma baru: pencarian yang lebih eksklusif, tetapi lebih berorientasi pada kebutuhan pengguna.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Home Stories

Stories 09 April 2025

Dominasi Google di Internet Mendapat Tantangan

Kagi mencoba melawan dominasi Google sebagai mesin pencari nomor satu. Mungkinkah berhasil?

Ilustrasi Google/getimg.ai

Context.id, JAKARTA - Selama lebih dari dua dekade, Google bukan sekadar mesin pencari ia adalah gerbang utama internet. Dengan pangsa pasar yang mencapai 90%, Google tidak hanya menentukan hasil pencarian, tetapi juga mengarahkan lalu lintas web global. 

Namun, dominasi ini mulai retak. Alternatif seperti Kagi menawarkan model pencarian yang lebih bersih, berbayar, dan bebas iklan, menantang status quo Google yang bergantung pada iklan dan pengumpulan data.

Dua tahun lalu, tim teknologi The Verge memutuskan untuk mencoba Kagi, sebuah mesin pencari yang mengenakan biaya US$10 per bulan dengan janji hasil pencarian yang lebih baik, tanpa iklan, dan tanpa pelacakan data. 

Sebelumnya, redaksi The Verge telah mencoba berbagai alternatif, tetapi selalu kembali ke Google karena hasil pencarian lainnya terasa kurang memadai. Kali ini berbeda, Kagi bekerja dengan baik, dan mereka merasa tidak kehilangan apa pun. 

Justru, setiap kali tim The Verge kembali membuka Google, pengalaman yang didapat terasa lebih berantakan dan kurang relevan dibandingkan sebelumnya. Google telah berubah secara drastis. 

Algoritma Google dianggap lebih berorientasi pada hasil yang lebih visual dan sering kali dipenuhi oleh konten yang dioptimalkan untuk peringkat pencarian, bukan untuk kegunaan. 

Pencarian bukan lagi sekadar menemukan informasi, tetapi juga menyaring iklan dan hasil yang didorong oleh kepentingan komersial. Di sisi lain, Kagi tetap sederhana: daftar tautan yang akurat, relevan, dan bebas gangguan.

Kagi bukan satu-satunya penantang di arena ini. Mesin pencari seperti Neeva yang sempat menawarkan model langganan sebelum akhirnya menyerah juga mencoba mengusik dominasi Google. 

Perusahaan di balik Kagi, yang didirikan oleh Vladomir Prelovac, melihat peluang di tengah kejenuhan pengguna terhadap pencarian berbasis iklan. "Saya membayangkan dunia di mana pencarian tidak dikendalikan oleh kepentingan periklanan," katanya kepada The Verge.

Namun, pertanyaannya tetap: apakah pengguna bersedia membayar untuk pengalaman pencarian yang lebih baik? Google selama ini bertahan bukan hanya karena teknologinya, tetapi juga karena gratis dan tersedia di mana-mana. 

Model berbasis langganan mengandalkan asumsi orang cukup peduli dengan kualitas pencarian mereka untuk mengeluarkan uang setiap bulan.

Jika tren ini berlanjut, masa depan pencarian internet bisa menjadi lebih terfragmentasi. Google mungkin tetap dominan, tetapi model alternatif seperti Kagi menandakan adanya permintaan untuk pengalaman pencarian yang lebih netral dan berfokus pada pengguna. 

Perubahan ini menandai pergeseran dari era pencarian berbasis iklan menuju paradigma baru: pencarian yang lebih eksklusif, tetapi lebih berorientasi pada kebutuhan pengguna.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Dominasi Google di Internet Mendapat Tantangan

Kagi mencoba melawan dominasi Google sebagai mesin pencari nomor satu. Mungkinkah berhasil?

Noviarizal Fernandez . 09 April 2025

Microsoft di Usia Setengah Abad: Dari Windows ke AI

Model bisnis yang dibangun oleh Bill Gates dan Paul Allen tetap menjadi fondasi Microsoft hingga kini ditambah cara beradaptasi dengan zaman

Context.id . 08 April 2025

Tarif Trump dan Harga Gadget Anda

Ketika politik perdagangan mengancam harga konsol gim, smartphone, dan laptop

Context.id . 07 April 2025

Bank Digital Bantu Gen Z Menabung atau Justru Makin Boros?

Bank digital mempermudah transaksi, tapi tanpa disiplin finansial, kemudahan itu bisa jadi jebakan konsumtif.

Renita Sukma . 30 March 2025