Share

Home Stories

Stories 30 Maret 2025

Bank Digital Bantu Gen Z Menabung atau Justru Makin Boros?

Bank digital mempermudah transaksi, tapi tanpa disiplin finansial, kemudahan itu bisa jadi jebakan konsumtif.

Context.id, JAKARTA - Perbankan digital mengubah cara anak muda mengelola keuangan. Melalui akses instan di ponsel, transaksi kini semudah satu ketukan jari. 

Bagaimana tidak, bank digital menawarkan beragam fitur, dari penyimpanan uang hingga investasi, dirancang untuk efisiensi, terutama dalam ekosistem e-commerce. 

Namun, kemudahan ini juga membuat transaksi terasa lebih ringan, mendorong pola konsumsi yang tak terkendali.

Zahra (23), mahasiswa sekaligus pekerja lepas, mengalaminya sendiri. Sejak 2023, ia semakin banyak mengalokasikan uang untuk hobinya sebagai penggemar K-Pop. 

"Tinggal scan QRIS atau klik pembayaran digital, selesai. Praktis, tapi juga bikin gampang boros," katanya. 

Ia mengakui sulit menyisihkan pendapatan untuk tabungan, sering kali lebih memilih belanja merchandise atau nongkrong bersama teman. 

Belum lagi kegandrungannya dengan K-Pop yang seringkali membuatnya lupa nalar dalam membeli segala hal yang berhubungan dengan band favoritnya, Xdinary Heroes, termasuk tiket konsernya. 

Pengalaman Zahra mencerminkan tren yang lebih luas. 

Laporan Indonesia Gen Z and Millennial Report 2020 oleh Alvara Research menunjukkan Gen Z mengalokasikan lebih banyak pengeluaran untuk hiburan (6,8%) dan internet (7,3%) dibandingkan tabungan (6,3%). 

Ulasan DataIndonesia.id pada 2023 mencatat mayoritas anak muda menabung untuk cicilan properti, sementara 29% dari alokasi tabungan mereka digunakan untuk membeli merchandise. 

Survei GoodStats pada Oktober-November 2024 menunjukkan 88,5% anak muda memang sudah memiliki tabungan, tetapi tantangan utama mereka adalah kurang disiplin (37%) dan kebutuhan mendesak (29,4%).

Di tengah pola konsumtif ini, bank digital sebenarnya memiliki peluang untuk membentuk kebiasaan menabung. 

Head Digital Banking Maybank Indonesia, Charles Budiman, menilai fitur otomatisasi dalam perbankan digital dapat membantu anak muda mengelola uang dengan lebih disiplin. 

"Bank digital tidak hanya mempermudah transaksi, tetapi juga menyediakan fitur yang mendukung perencanaan keuangan yang lebih baik," ujarnya.

Maybank, misalnya, menawarkan fitur 360 Digital Wealth dalam aplikasi M2U ID. Fitur berbasis AI ini memungkinkan pengguna memonitor pengeluaran, merencanakan tabungan, dan menerima rekomendasi investasi berdasarkan target finansial mereka. 

"Misalnya, seseorang ingin menabung Rp500 juta dalam tiga tahun. Sistem akan memberikan estimasi dan saran investasi yang sesuai dengan profil risiko pengguna," jelas Charles.

Bank digital telah menjadi alat keuangan utama bagi Gen Z. Di satu sisi, mereka menawarkan efisiensi dalam mengelola uang. 

Di sisi lain, kemudahan ini juga bisa menjadi jebakan konsumtif jika tidak diimbangi dengan disiplin finansial. 

Pada akhirnya, teknologi hanyalah alat, kuncinya tetap ada pada bagaimana penggunanya memanfaatkan kemudahan tersebut.



Penulis : Renita Sukma

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 30 Maret 2025

Bank Digital Bantu Gen Z Menabung atau Justru Makin Boros?

Bank digital mempermudah transaksi, tapi tanpa disiplin finansial, kemudahan itu bisa jadi jebakan konsumtif.

Context.id, JAKARTA - Perbankan digital mengubah cara anak muda mengelola keuangan. Melalui akses instan di ponsel, transaksi kini semudah satu ketukan jari. 

Bagaimana tidak, bank digital menawarkan beragam fitur, dari penyimpanan uang hingga investasi, dirancang untuk efisiensi, terutama dalam ekosistem e-commerce. 

Namun, kemudahan ini juga membuat transaksi terasa lebih ringan, mendorong pola konsumsi yang tak terkendali.

Zahra (23), mahasiswa sekaligus pekerja lepas, mengalaminya sendiri. Sejak 2023, ia semakin banyak mengalokasikan uang untuk hobinya sebagai penggemar K-Pop. 

"Tinggal scan QRIS atau klik pembayaran digital, selesai. Praktis, tapi juga bikin gampang boros," katanya. 

Ia mengakui sulit menyisihkan pendapatan untuk tabungan, sering kali lebih memilih belanja merchandise atau nongkrong bersama teman. 

Belum lagi kegandrungannya dengan K-Pop yang seringkali membuatnya lupa nalar dalam membeli segala hal yang berhubungan dengan band favoritnya, Xdinary Heroes, termasuk tiket konsernya. 

Pengalaman Zahra mencerminkan tren yang lebih luas. 

Laporan Indonesia Gen Z and Millennial Report 2020 oleh Alvara Research menunjukkan Gen Z mengalokasikan lebih banyak pengeluaran untuk hiburan (6,8%) dan internet (7,3%) dibandingkan tabungan (6,3%). 

Ulasan DataIndonesia.id pada 2023 mencatat mayoritas anak muda menabung untuk cicilan properti, sementara 29% dari alokasi tabungan mereka digunakan untuk membeli merchandise. 

Survei GoodStats pada Oktober-November 2024 menunjukkan 88,5% anak muda memang sudah memiliki tabungan, tetapi tantangan utama mereka adalah kurang disiplin (37%) dan kebutuhan mendesak (29,4%).

Di tengah pola konsumtif ini, bank digital sebenarnya memiliki peluang untuk membentuk kebiasaan menabung. 

Head Digital Banking Maybank Indonesia, Charles Budiman, menilai fitur otomatisasi dalam perbankan digital dapat membantu anak muda mengelola uang dengan lebih disiplin. 

"Bank digital tidak hanya mempermudah transaksi, tetapi juga menyediakan fitur yang mendukung perencanaan keuangan yang lebih baik," ujarnya.

Maybank, misalnya, menawarkan fitur 360 Digital Wealth dalam aplikasi M2U ID. Fitur berbasis AI ini memungkinkan pengguna memonitor pengeluaran, merencanakan tabungan, dan menerima rekomendasi investasi berdasarkan target finansial mereka. 

"Misalnya, seseorang ingin menabung Rp500 juta dalam tiga tahun. Sistem akan memberikan estimasi dan saran investasi yang sesuai dengan profil risiko pengguna," jelas Charles.

Bank digital telah menjadi alat keuangan utama bagi Gen Z. Di satu sisi, mereka menawarkan efisiensi dalam mengelola uang. 

Di sisi lain, kemudahan ini juga bisa menjadi jebakan konsumtif jika tidak diimbangi dengan disiplin finansial. 

Pada akhirnya, teknologi hanyalah alat, kuncinya tetap ada pada bagaimana penggunanya memanfaatkan kemudahan tersebut.



Penulis : Renita Sukma

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Ketika Google AI Jadi Penata Gaya Kostum Pribadi

Bosan menebak-nebak apakah jaket baru itu bakal cocok dengan bentuk badanmu? Google punya jawabannya dan jawabannya bukan coba-coba, tapi algoritma.

Renita Sukma . 22 May 2025

Bioskop Tua dan Jejak Politik yang Tak Pernah Usai

Bagi Yosep Anggi Noen, gedung bioskop bukan sekadar tempat memutar film, tapi ruang yang menjadi saksi propaganda rezim dan ruang tarik ulur suara ...

Renita Sukma . 21 May 2025

Netflix, Iklan dan Ilusi Tanpa Jeda

Netflix punya visi untuk membuat iklan tidak terlihat seperti pariwara melainkan berbaur dalam serial atau film yang sedang ditonton

Noviarizal Fernandez . 20 May 2025

Gen Z Lawan Krisis Iklim, Suara Nina dari Gresik

Aktivis muda Aeshnina Azzahra atau Nina lantang mengkritik produsen dan pemerintah soal krisis iklim dan sampah plastik di Indonesia

Renita Sukma . 20 May 2025