Share

Home Stories

Stories 31 Januari 2025

Enam Langkah Menghindari Penipuan Digital

Kejahatan siber mengintai siapapun yang mengakses internet. Maka berhati-hatilah!

Ilustrasi kejahatan digital/getimg.ai

Context.id, JAKARTA - Seiring meningkatnya aktivitas digital, kejahatan siber semakin marak. Penipu menggunakan berbagai cara untuk mengelabui korban agar memberikan informasi pribadi atau keuangan. 

Namun, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari jebakan ini.

1. Jangan Terburu-buru
Penipu sering kali menciptakan situasi darurat agar korban bertindak cepat tanpa berpikir panjang. Misalnya, mereka berpura-pura sebagai petugas bank yang menginformasikan rekening Anda telah dibobol dan meminta Anda segera mentransfer dana ke rekening "aman" yang sebenarnya milik mereka.

UK Finance, asosiasi perbankan di Inggris, mengingatkan hanya penjahat yang memaksa seseorang bertindak tanpa berpikir. Jika mendapat pesan mendesak, ambil waktu sejenak untuk memeriksa keabsahannya.

2. Waspada di Media Sosial dan Dagang-el 
Sebagian besar kasus penipuan online terjadi di media sosial. Menurut data Barclays, 75% kasus penipuan berasal dari platform digital.

Modus yang sering digunakan adalah menawarkan barang dengan harga murah atau produk langka.

Bank Lloyds menyebut mayoritas kasus yang mereka tangani berkaitan dengan pembelian di Facebook atau Instagram. Jika penawaran terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, patut dicurigai.

3. Periksa Keaslian Pesan
Modus lain yang marak adalah pelaku berpura-pura menjadi anggota keluarga yang meminta bantuan keuangan. Jika menerima pesan seperti ini, jangan langsung percaya.

Cobalah hubungi anggota keluarga tersebut melalui nomor yang sudah Anda simpan atau tanyakan sesuatu yang hanya mereka yang tahu jawabannya.

Email dan pesan penipuan juga sering kali memiliki tanda-tanda khas, seperti kesalahan ejaan atau tata bahasa yang buruk.

Selain itu, periksa alamat email pengirim karena sering kali hanya ada satu huruf atau simbol yang berbeda dari alamat resmi.

4. Hati-hati dengan Panggilan Telepon
Penipuan juga bisa terjadi melalui telepon. Modusnya beragam, dari berpura-pura sebagai pegawai bank hingga menawarkan investasi.

Jika menerima panggilan tak terduga, lebih baik segera tutup telepon dan hubungi perusahaan terkait melalui nomor resmi.

Penipu dapat mempertahankan sambungan telepon meski Anda sudah menutup panggilan. Gunakan telepon lain atau tunggu 10–15 menit sebelum menelepon kembali untuk memastikan sambungan telah terputus.

5. Manfaatkan Fitur Pemblokiran
Beberapa layanan telekomunikasi menyediakan fitur untuk menyaring panggilan mencurigakan. Untuk pengguna ponsel, pastikan fitur pemblokiran panggilan spam diaktifkan di pengaturan perangkat.

Di iPhone, fitur “Silence Unknown Callers” dapat mencegah panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Sementara itu, opsi “Filter Unknown Senders” dapat menyaring pesan dari nomor asing agar tidak langsung muncul di kotak masuk.

6. Lindungi Perangkat dan Akun Digital
Keamanan perangkat juga perlu diperhatikan. Pastikan sistem operasi dan aplikasi selalu diperbarui untuk menghindari celah keamanan.

Hindari mengunduh perangkat lunak dari sumber yang tidak resmi, dan gunakan kata sandi yang kuat serta unik untuk setiap akun.

Aktifkan autentikasi dua faktor untuk menambah lapisan keamanan. Fitur ini memastikan bahwa meskipun seseorang mengetahui kata sandi Anda, mereka tetap tidak bisa masuk tanpa verifikasi tambahan.

Melalui langkah-langkah ini, Anda dapat mengurangi risiko menjadi korban penipuan digital. Tetap waspada dan selalu lakukan verifikasi sebelum mengambil keputusan terkait informasi atau transaksi keuangan.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Home Stories

Stories 31 Januari 2025

Enam Langkah Menghindari Penipuan Digital

Kejahatan siber mengintai siapapun yang mengakses internet. Maka berhati-hatilah!

Ilustrasi kejahatan digital/getimg.ai

Context.id, JAKARTA - Seiring meningkatnya aktivitas digital, kejahatan siber semakin marak. Penipu menggunakan berbagai cara untuk mengelabui korban agar memberikan informasi pribadi atau keuangan. 

Namun, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari jebakan ini.

1. Jangan Terburu-buru
Penipu sering kali menciptakan situasi darurat agar korban bertindak cepat tanpa berpikir panjang. Misalnya, mereka berpura-pura sebagai petugas bank yang menginformasikan rekening Anda telah dibobol dan meminta Anda segera mentransfer dana ke rekening "aman" yang sebenarnya milik mereka.

UK Finance, asosiasi perbankan di Inggris, mengingatkan hanya penjahat yang memaksa seseorang bertindak tanpa berpikir. Jika mendapat pesan mendesak, ambil waktu sejenak untuk memeriksa keabsahannya.

2. Waspada di Media Sosial dan Dagang-el 
Sebagian besar kasus penipuan online terjadi di media sosial. Menurut data Barclays, 75% kasus penipuan berasal dari platform digital.

Modus yang sering digunakan adalah menawarkan barang dengan harga murah atau produk langka.

Bank Lloyds menyebut mayoritas kasus yang mereka tangani berkaitan dengan pembelian di Facebook atau Instagram. Jika penawaran terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, patut dicurigai.

3. Periksa Keaslian Pesan
Modus lain yang marak adalah pelaku berpura-pura menjadi anggota keluarga yang meminta bantuan keuangan. Jika menerima pesan seperti ini, jangan langsung percaya.

Cobalah hubungi anggota keluarga tersebut melalui nomor yang sudah Anda simpan atau tanyakan sesuatu yang hanya mereka yang tahu jawabannya.

Email dan pesan penipuan juga sering kali memiliki tanda-tanda khas, seperti kesalahan ejaan atau tata bahasa yang buruk.

Selain itu, periksa alamat email pengirim karena sering kali hanya ada satu huruf atau simbol yang berbeda dari alamat resmi.

4. Hati-hati dengan Panggilan Telepon
Penipuan juga bisa terjadi melalui telepon. Modusnya beragam, dari berpura-pura sebagai pegawai bank hingga menawarkan investasi.

Jika menerima panggilan tak terduga, lebih baik segera tutup telepon dan hubungi perusahaan terkait melalui nomor resmi.

Penipu dapat mempertahankan sambungan telepon meski Anda sudah menutup panggilan. Gunakan telepon lain atau tunggu 10–15 menit sebelum menelepon kembali untuk memastikan sambungan telah terputus.

5. Manfaatkan Fitur Pemblokiran
Beberapa layanan telekomunikasi menyediakan fitur untuk menyaring panggilan mencurigakan. Untuk pengguna ponsel, pastikan fitur pemblokiran panggilan spam diaktifkan di pengaturan perangkat.

Di iPhone, fitur “Silence Unknown Callers” dapat mencegah panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Sementara itu, opsi “Filter Unknown Senders” dapat menyaring pesan dari nomor asing agar tidak langsung muncul di kotak masuk.

6. Lindungi Perangkat dan Akun Digital
Keamanan perangkat juga perlu diperhatikan. Pastikan sistem operasi dan aplikasi selalu diperbarui untuk menghindari celah keamanan.

Hindari mengunduh perangkat lunak dari sumber yang tidak resmi, dan gunakan kata sandi yang kuat serta unik untuk setiap akun.

Aktifkan autentikasi dua faktor untuk menambah lapisan keamanan. Fitur ini memastikan bahwa meskipun seseorang mengetahui kata sandi Anda, mereka tetap tidak bisa masuk tanpa verifikasi tambahan.

Melalui langkah-langkah ini, Anda dapat mengurangi risiko menjadi korban penipuan digital. Tetap waspada dan selalu lakukan verifikasi sebelum mengambil keputusan terkait informasi atau transaksi keuangan.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Trump Mau AI Ditenagai Batu Bara Indah dan Bersih, Apa Bisa?

Di mata Trump dan Amerika, batu bara adalah energi bersih yang ramah lingkungan

Noviarizal Fernandez . 15 April 2025

Google Gemini Kini Bisa Ubah Dokumen Jadi Podcast

Gemini bakal membacakan isi artikel atau laporan kamu, lengkap dengan intonasi ala penyiar podcast

Noviarizal Fernandez . 14 April 2025

Kejuaraan Tinju Kadet dan Remaja Bakal Digelar di Jakarta

Olahraga tinju dinilai mampu menyalurkan energi remaja sekaligus menangkal aksi tawuran.

Noviarizal Fernandez . 09 April 2025

Dominasi Google di Internet Mendapat Tantangan

Kagi mencoba melawan dominasi Google sebagai mesin pencari nomor satu. Mungkinkah berhasil?

Noviarizal Fernandez . 09 April 2025