Share

Home Unfold

Unfold 03 Februari 2025

Amerika Serikat Takut Sama TikTok! Ini Alasannya

Pemerintah AS sudah lama khawatir ByteDance bisa menyerahkan data pengguna Amerika ke pemerintah China

Ilustrasi pembelian TikTok/Context-Rizky Ghazali

Context.id, JAKARTA  - Siapa sih yang nggak kenal TikTok? Aplikasi ini jadi salah satu media sosial dengan pertumbuhan tercepat di dunia. 

Jumlah penggunanya mencapai 1,58 miliar orang, menjadikannya platform terbesar kelima secara global.

Tapi, di balik popularitasnya, pemerintah Amerika Serikat justru ingin memblokir TikTok. Kenapa?

TikTok adalah anak perusahaan dari ByteDance, perusahaan teknologi asal China. 

Pemerintah AS sudah lama khawatir ByteDance bisa menyerahkan data pengguna Amerika ke pemerintah China.

Ketakutan ini muncul karena di China berlaku aturan yang memungkinkan pemerintahnya mengakses data dari perusahaan atau warga negaranya demi kepentingan intelijen.

Selain soal data, AS juga menuding TikTok bisa digunakan untuk menyebarkan misinformasi yang menguntungkan kepentingan China.

Karena alasan itu, pemerintah AS memberikan dua opsi untuk TikTok:

1. Dilarang beroperasi di AS
2. Melakukan divestasi, alias menjual TikTok ke pihak Amerika agar data warganya tetap aman

Karena potensi TikTok yang sangat besar, banyak pihak yang tertarik untuk membeli, mulai dari Perplexity AI, Project Liberty, pebisnis Kanada Kevin O’Leary, hingga Elon Musk. 

Bahkan, TikTok juga sempat ditawarkan ke perusahaan seperti Amazon, Microsoft dan Mr Beast.

Berapa Harga TikTok?
Menurut analis Wedbush Securities, Dan Ives, nilai TikTok saat ini ditaksir mencapai US$100 miliar atau sekitar Rp1.637 triliun.

Jadi, menurutmu, apa benar TikTok itu berbahaya atau ini cuma strategi dagang Amerika?



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Wahyu Arifin

Unfold 03 Februari 2025

Amerika Serikat Takut Sama TikTok! Ini Alasannya

Pemerintah AS sudah lama khawatir ByteDance bisa menyerahkan data pengguna Amerika ke pemerintah China

Ilustrasi pembelian TikTok/Context-Rizky Ghazali

Context.id, JAKARTA  - Siapa sih yang nggak kenal TikTok? Aplikasi ini jadi salah satu media sosial dengan pertumbuhan tercepat di dunia. 

Jumlah penggunanya mencapai 1,58 miliar orang, menjadikannya platform terbesar kelima secara global.

Tapi, di balik popularitasnya, pemerintah Amerika Serikat justru ingin memblokir TikTok. Kenapa?

TikTok adalah anak perusahaan dari ByteDance, perusahaan teknologi asal China. 

Pemerintah AS sudah lama khawatir ByteDance bisa menyerahkan data pengguna Amerika ke pemerintah China.

Ketakutan ini muncul karena di China berlaku aturan yang memungkinkan pemerintahnya mengakses data dari perusahaan atau warga negaranya demi kepentingan intelijen.

Selain soal data, AS juga menuding TikTok bisa digunakan untuk menyebarkan misinformasi yang menguntungkan kepentingan China.

Karena alasan itu, pemerintah AS memberikan dua opsi untuk TikTok:

1. Dilarang beroperasi di AS
2. Melakukan divestasi, alias menjual TikTok ke pihak Amerika agar data warganya tetap aman

Karena potensi TikTok yang sangat besar, banyak pihak yang tertarik untuk membeli, mulai dari Perplexity AI, Project Liberty, pebisnis Kanada Kevin O’Leary, hingga Elon Musk. 

Bahkan, TikTok juga sempat ditawarkan ke perusahaan seperti Amazon, Microsoft dan Mr Beast.

Berapa Harga TikTok?
Menurut analis Wedbush Securities, Dan Ives, nilai TikTok saat ini ditaksir mencapai US$100 miliar atau sekitar Rp1.637 triliun.

Jadi, menurutmu, apa benar TikTok itu berbahaya atau ini cuma strategi dagang Amerika?



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Pekerja Indonesia Numpuk di Jepang, Sinyal Bagus atau Buruk?

Tingginya minat terhadap pekerja asing seperti dari Indonesia berkaitan erat dengan krisis demografi yang dialami Jepang

Renita Sukma . 13 June 2025

Mengapa Sejarah Indonesia Perlu Direvisi?

Dari mitos penjajahan 350 tahun hingga pertarungan narasi masa depan

Naufal Jauhar Nazhif . 05 June 2025

Dampak Tersembunyi Militer, Menghancurkan Sekaligus Mencemari Bumi

Sedikit yang tahu setiap ledakan bom, pelatihan militer dan bahkan keberadaan pangkalan militer menghasilkan emisi gas rumah kaca yang besar.

Naufal Jauhar Nazhif . 03 June 2025

Dari Matematika ke Machine Learning, Saatnya Belajar AI di Sekolah

Materi AI dan coding akan masuk ke sistem pendidikan nasional mulai dari SD hingga SMK

Naufal Jauhar Nazhif . 23 May 2025