Share

Home Originals

Originals 30 Desember 2024

Mengapa Natal di Rusia Beda dengan Negara Lainnya?

Natal di Rusia dirayakan pada 7 Januari, bukan 25 Desember karena adanya perbedaan tradisi, ajaran agama, hingga penggunaan sistem kalender

Ilustrasi Natal di Rusia/Context-Puspa Larasati

Context.id, JAKARTA - Rusia memang negara yang unik. Selain dengan berbagai ideologi dan prinsipnya, negara ini juga punya caranya sendiri dalam merayakan natal. 

Menariknya, natal di Rusia tidak dilaksanakan pada tanggal 25 Desember seperti mayoritas negara-negara di dunia. 

Natal di Rusia selalu dirayakan pada tanggal 7 Januari. Keputusan yang dibuat pemerintah ini bukan tanpa alasan.

Jadi Rusia bukan ingin kelihatan berbeda, tapi terjadi karena ada pengaruh tradisi, agama, dan juga kalender.

Di Rusia, agama mayoritasnya adalah Kristen Ortodoks dan Gereja Ortodoks di sana masih menggunakan Kalender Julian, bukan Gregorian kayak di banyak negara.

Kalender Julian sendiri adalah kalender yang ditetapkan oleh Julius Caesar pada 45 SM. Di kalender Julian, setahun itu 365,25 hari sedangkan di Gregorian itu setahun 365 hari. 

Kalender Gregorian, sederhananya adalah ‘upgrade’-an dari kalender Julian, dengan perhitungan yang katanya lebih tepat.

Jadi, kalau berdasarkan Gereja Ortodoks Rusia, 7 Januarinya kalender Gregorian itu adalah 25 Desember kalender Julian.

Jadi sebenarnya sama-sama 25 Desember, tapi kalau ngikutin Julian, perayaan Natal jatuhnya di tanggal 7 Januari. 

Tidak hanya Rusia yang merayakan Natal pada 7 Januari, sebagian negara Eropa Timur seperti Serbia, kemudian Ethiopia dan Mesir juga merayakan natal pada 7 Desember.

Di Rusia, Santa Clausnya disebut Ded Moroz. Lalu ada juga tradisi makan malam bersama keluarga sebelum hari Natal, namanya Svyatki

Perayaan yang satu ini sebenarnya adalah pengaruh dari tradisi pagan sebelum masuknya ajaran kristen ke Rusia.



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Wahyu Arifin

Originals 30 Desember 2024

Mengapa Natal di Rusia Beda dengan Negara Lainnya?

Natal di Rusia dirayakan pada 7 Januari, bukan 25 Desember karena adanya perbedaan tradisi, ajaran agama, hingga penggunaan sistem kalender

Ilustrasi Natal di Rusia/Context-Puspa Larasati

Context.id, JAKARTA - Rusia memang negara yang unik. Selain dengan berbagai ideologi dan prinsipnya, negara ini juga punya caranya sendiri dalam merayakan natal. 

Menariknya, natal di Rusia tidak dilaksanakan pada tanggal 25 Desember seperti mayoritas negara-negara di dunia. 

Natal di Rusia selalu dirayakan pada tanggal 7 Januari. Keputusan yang dibuat pemerintah ini bukan tanpa alasan.

Jadi Rusia bukan ingin kelihatan berbeda, tapi terjadi karena ada pengaruh tradisi, agama, dan juga kalender.

Di Rusia, agama mayoritasnya adalah Kristen Ortodoks dan Gereja Ortodoks di sana masih menggunakan Kalender Julian, bukan Gregorian kayak di banyak negara.

Kalender Julian sendiri adalah kalender yang ditetapkan oleh Julius Caesar pada 45 SM. Di kalender Julian, setahun itu 365,25 hari sedangkan di Gregorian itu setahun 365 hari. 

Kalender Gregorian, sederhananya adalah ‘upgrade’-an dari kalender Julian, dengan perhitungan yang katanya lebih tepat.

Jadi, kalau berdasarkan Gereja Ortodoks Rusia, 7 Januarinya kalender Gregorian itu adalah 25 Desember kalender Julian.

Jadi sebenarnya sama-sama 25 Desember, tapi kalau ngikutin Julian, perayaan Natal jatuhnya di tanggal 7 Januari. 

Tidak hanya Rusia yang merayakan Natal pada 7 Januari, sebagian negara Eropa Timur seperti Serbia, kemudian Ethiopia dan Mesir juga merayakan natal pada 7 Desember.

Di Rusia, Santa Clausnya disebut Ded Moroz. Lalu ada juga tradisi makan malam bersama keluarga sebelum hari Natal, namanya Svyatki

Perayaan yang satu ini sebenarnya adalah pengaruh dari tradisi pagan sebelum masuknya ajaran kristen ke Rusia.



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Industri Otomotif Indonesia, Dulu Menantang Thailand Kini Terancam Malaysia

Kala mimpi besar menjadi raksasa otomotif Asean tersendat oleh kantong rakyat yang makin tipis

Naufal Jauhar Nazhif . 04 June 2025

Indonesia Disebut Negara Paling Proteksionis, Untung atau Buntung?

Indonesia tercatat sebagai negara dengan hambatan perdagangan paling banyak, bersanding dengan Rusia, India, Venezuela, dan Thailand.

Renita Sukma . 02 June 2025

Banyak Hotel-Hotel di Jakarta Dijual, Apa yang Terjadi?

Di Jakarta, kota yang tak pernah benar-benar tidur, hotel-hotel mulai kehilangan tamu. Tak sedikit yang akhirnya kehilangan harapan

Naufal Jauhar Nazhif . 30 May 2025

Siapa Greg Abel, Pewaris Takhta Buffet di Berkshire Hathaway?

Setelah enam dekade duduk di kursi puncak, Warren Buffett akhirnya mengisyaratkan waktunya mendekat ke garis akhir

Naufal Jauhar Nazhif . 26 May 2025