Share

Home Stories

Stories 20 Desember 2024

Badan Antariksa Eropa Membuat Gerhana Matahari Buatan, Untuk Apa?

Badan Antariksa Eropa (ESA) meluncurkan Proba-3, wahana luar angkasa yang bertujuan menciptakan gerhana matahari buatan

Gerhana Matahari/UMJ

Context.id, JAKARTA - Desember 2024, dua satelit milik Badan Antariksa Eropa (ESA) berhasil diluncurkan dari Pusat Antariksa Satish Dhawan di Sriharikota, India. 

Misi ini dirancang untuk mempelajari korona matahari, yang memiliki suhu hingga 1-3 juta derajat celsius jauh lebih panas daripada permukaan matahari yang hanya sekitar 5.500 derajat celsius.

Proba-3 terdiri dari dua satelit: Wahana Antariksa Coronagraph (CSC) dan Occulter (OSC). Satelit CSC akan memandu OSC, yang dilengkapi cakram berdiameter 140 cm untuk menghalangi cahaya matahari dan menciptakan bayangan pada CSC.

Menggunakan teknologi Penerbangan Formasi Presisi (PFF), kedua satelit akan menjaga jarak 150 meter dengan akurasi tingkat milimeter, menciptakan gerhana matahari buatan hingga enam jam setiap siklus orbit.

Misi ini memiliki dua tujuan utama:
1. Demonstrasi Teknologi PFF: Teknologi ini memungkinkan satelit menjaga posisi yang tepat menggunakan GPS dan hubungan radio.

2. Studi Korona Matahari: Menggunakan koronagraf canggih bernama ASPICCS, para ilmuwan akan mempelajari mengapa korona jauh lebih panas daripada permukaan matahari dan mempelajari fenomena lainnya seperti semburan matahari yang dapat memengaruhi Bumi.

Mengapa bagi para ilmuwan ini penting?

Korona matahari biasanya tidak terlihat karena terang matahari yang menyilaukan. Mempelajari korona memungkinkan prediksi cuaca luar angkasa yang lebih akurat dan mengurangi risiko gangguan satelit dan sistem komunikasi di Bumi.

Jika misi ini berhasil, para ilmuwan akan memiliki akses yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mempelajari korona matahari tanpa harus menunggu gerhana matahari alami yang langka. 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 20 Desember 2024

Badan Antariksa Eropa Membuat Gerhana Matahari Buatan, Untuk Apa?

Badan Antariksa Eropa (ESA) meluncurkan Proba-3, wahana luar angkasa yang bertujuan menciptakan gerhana matahari buatan

Gerhana Matahari/UMJ

Context.id, JAKARTA - Desember 2024, dua satelit milik Badan Antariksa Eropa (ESA) berhasil diluncurkan dari Pusat Antariksa Satish Dhawan di Sriharikota, India. 

Misi ini dirancang untuk mempelajari korona matahari, yang memiliki suhu hingga 1-3 juta derajat celsius jauh lebih panas daripada permukaan matahari yang hanya sekitar 5.500 derajat celsius.

Proba-3 terdiri dari dua satelit: Wahana Antariksa Coronagraph (CSC) dan Occulter (OSC). Satelit CSC akan memandu OSC, yang dilengkapi cakram berdiameter 140 cm untuk menghalangi cahaya matahari dan menciptakan bayangan pada CSC.

Menggunakan teknologi Penerbangan Formasi Presisi (PFF), kedua satelit akan menjaga jarak 150 meter dengan akurasi tingkat milimeter, menciptakan gerhana matahari buatan hingga enam jam setiap siklus orbit.

Misi ini memiliki dua tujuan utama:
1. Demonstrasi Teknologi PFF: Teknologi ini memungkinkan satelit menjaga posisi yang tepat menggunakan GPS dan hubungan radio.

2. Studi Korona Matahari: Menggunakan koronagraf canggih bernama ASPICCS, para ilmuwan akan mempelajari mengapa korona jauh lebih panas daripada permukaan matahari dan mempelajari fenomena lainnya seperti semburan matahari yang dapat memengaruhi Bumi.

Mengapa bagi para ilmuwan ini penting?

Korona matahari biasanya tidak terlihat karena terang matahari yang menyilaukan. Mempelajari korona memungkinkan prediksi cuaca luar angkasa yang lebih akurat dan mengurangi risiko gangguan satelit dan sistem komunikasi di Bumi.

Jika misi ini berhasil, para ilmuwan akan memiliki akses yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mempelajari korona matahari tanpa harus menunggu gerhana matahari alami yang langka. 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Sulitnya Memilih MacBook; Pro Semakin Kuat dan Air yang Istimewa

MacBook Pro masih menjadi altar suci bagi para kreator profesional sementara MacBook Air adalah titik temu antara estetika dan efisiensi

Renita Sukma . 13 June 2025

Global March to Gaza, Ribuan Orang Menyeberangi Gurun Demi Palestina

Pawai solidaritas lintas benua yang dimulai dari Tunis, Tunisia menuju Gaza dan berisi warga biasa guru, bukan tentara

Noviarizal Fernandez . 11 June 2025

Perseteruan Trump dan Musk, Bakal Rugikan Amerika?

Ancaman Donald Trump kepada Elon Musk punya dampak sangat besar pada keamanan negara dan juga kedigdayaan Amerika Serikat

Renita Sukma . 09 June 2025

Aplikasi yang Tak Bisa Dilepaskan Para Kreator di 2025

Kira-kira aplikasi apa yang paling penting di ponsel Anda?

Renita Sukma . 05 June 2025