PPN 12% Bikin Gen Z Menderita? Netflix, Spotify, Semuanya Naik!
Gen Z maupun milenial akhir dikenal sangat gemar mengakses platform hiburan model streaming seperti Netflix atau Spotify
Context.id, JAKARTA - Kenaikan PPN 12% mulai awal tahun depan berdampak pada pengeluaran Gen Z, terutama yang berurusan dengan hiburan.
Gen Z maupun milenial akhir dikenal sangat gemar mengakses platform hiburan model streaming seperti Netflix dan rekan-rekannya atau Spotify.
Angka satu persen dari pajak 11% ke 12% yang sekilas tak seberapa, ternyata bisa membuat pengeluaran Gen Z bertambah hingga Rp1,7 juta dalam sebulan.
Pengeluaran tambahan ini dapat memengaruhi daya beli gen Z secara keseluruhan, mengurangi konsumsi barang dan jasa yang tidak penting, berdampak pada perekonomian, dan memperburuk ketidaksetaraan sosial.
Contohnya kayak Netflix yang sangat digandrungi Gen Z, dari yang harga berlangganan sebulannya Rp158 ribuan, bakal naik jadi Rp172 ribuan.
Kemudian untuk Spotify, dari yang cuma Rp58 ribuan, bakal naik jadi Rp62 ribuan dalam sebulan. Kenaikan harga-harga inilah yang bakal memengaruhi cara Gen Z untuk mengelola anggarannya
Ada tiga kemungkinan yang akan terjadi terhadap cara Gen Z mengatur uang, seperti mengandalkan pinjaman, melakukan frugal living atau melakukan aktivitas belanja barang yang nggak dikenakan pajak
Pada akhirnya, kemungkinan besar Gen Z akan mikir dua kali kalau mau mengeluarkan uang, termasuk untuk nongkrong atau ngopi dengan teman se-circle.
Ngomong-ngomong soal ngopi, berdasarkan survei Jakpat, sebanyak 66% Gen Z minum kopi tiap hari, dengan rata-rata harga segelas kopinya Rp13 ribu
Kalau dikalikan 30 hari, per bulannya Gen Z bisa merogoh kocek Rp390 ribu hanya buat ngopi dan itu sudah 21,16% dari total penambahan pengeluaran Gen Z sebesar Rp1,7 juta akibat kenaikan PPN
Seharusnya pemerintah merekomendasikan kebijakan pajak yang lebih progresif, seperti pajak karbon, pajak kekayaan, dan pajak windfall komoditas, untuk meningkatkan penerimaan pajak ketimbang membebani masyarakat level menengah ke bawah.
RELATED ARTICLES
PPN 12% Bikin Gen Z Menderita? Netflix, Spotify, Semuanya Naik!
Gen Z maupun milenial akhir dikenal sangat gemar mengakses platform hiburan model streaming seperti Netflix atau Spotify
Context.id, JAKARTA - Kenaikan PPN 12% mulai awal tahun depan berdampak pada pengeluaran Gen Z, terutama yang berurusan dengan hiburan.
Gen Z maupun milenial akhir dikenal sangat gemar mengakses platform hiburan model streaming seperti Netflix dan rekan-rekannya atau Spotify.
Angka satu persen dari pajak 11% ke 12% yang sekilas tak seberapa, ternyata bisa membuat pengeluaran Gen Z bertambah hingga Rp1,7 juta dalam sebulan.
Pengeluaran tambahan ini dapat memengaruhi daya beli gen Z secara keseluruhan, mengurangi konsumsi barang dan jasa yang tidak penting, berdampak pada perekonomian, dan memperburuk ketidaksetaraan sosial.
Contohnya kayak Netflix yang sangat digandrungi Gen Z, dari yang harga berlangganan sebulannya Rp158 ribuan, bakal naik jadi Rp172 ribuan.
Kemudian untuk Spotify, dari yang cuma Rp58 ribuan, bakal naik jadi Rp62 ribuan dalam sebulan. Kenaikan harga-harga inilah yang bakal memengaruhi cara Gen Z untuk mengelola anggarannya
Ada tiga kemungkinan yang akan terjadi terhadap cara Gen Z mengatur uang, seperti mengandalkan pinjaman, melakukan frugal living atau melakukan aktivitas belanja barang yang nggak dikenakan pajak
Pada akhirnya, kemungkinan besar Gen Z akan mikir dua kali kalau mau mengeluarkan uang, termasuk untuk nongkrong atau ngopi dengan teman se-circle.
Ngomong-ngomong soal ngopi, berdasarkan survei Jakpat, sebanyak 66% Gen Z minum kopi tiap hari, dengan rata-rata harga segelas kopinya Rp13 ribu
Kalau dikalikan 30 hari, per bulannya Gen Z bisa merogoh kocek Rp390 ribu hanya buat ngopi dan itu sudah 21,16% dari total penambahan pengeluaran Gen Z sebesar Rp1,7 juta akibat kenaikan PPN
Seharusnya pemerintah merekomendasikan kebijakan pajak yang lebih progresif, seperti pajak karbon, pajak kekayaan, dan pajak windfall komoditas, untuk meningkatkan penerimaan pajak ketimbang membebani masyarakat level menengah ke bawah.
POPULAR
RELATED ARTICLES