Share

Stories 17 Juni 2022

Jamal Khashoggi Jadi Nama Jalan di Amerika Serikat

Pemerintah Negara Bagian Washington DC mengubah nama jalan di depan Kedutaan Besar Arab Saudi menjadi Jamal Khashoggi Way.

Jamal Khashoggi, seorang jurnalis dan pengamat politik Arab Saudi.

Context, JAKARTA - Pemerintah Negara Bagian Washington D.C. mengubah nama jalan di depan Kedutaan Besar Arab Saudi menjadi Jamal Khashoggi Way. Perubahan nama tersebut diresmikan pada hari Rabu, 15 Juni 2022. 

Penamaan jalan ini bertepatan dengan rencana Presiden Joe Biden yang akan mengunjungi Arab Saudi pada Bulan Juli. Dalam kunjungan tersebut, Joe Biden akan bertemu dengan Pangeran dan Putera Mahkota dari Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman. 

Pertemuan ini akan menjadi pertemuan yang pertama kali dilakukan oleh kedua pihak. Menariknya, Mohammed bin Salman adalah orang yang disebut-sebut menjadi dalang pembunuhan Jamal Khashoggi. Informasi ini dikeluarkan oleh intelijen Amerika Serikat. 

Menurut seorang penulis dan aktivis Yaman yang pernah memenangkan hadiah Nobel Perdamaian, Tawakkol Karman, rencana kunjungan Presiden AS ke Arab Saudi itu dianggap menjadi suatu langkah mundur dalam penyelesaian masalah hak asasi manusia. Ia juga menganggap jika Biden tidak memenuhi janjinya. Soalnya, sebelum rencana kunjungan ini, Biden pernah berjanji untuk memberikan status pariah (semacam sanksi internasional) kepada Arab Saudi dan berjanji untuk mengusut tuntas kasus pembunuhan ini.

Selain Tawakkol Karman, kecaman juga datang dari Sarah Leah Whitson, Direktur Eksekutif Demokrasi untuk dunia Arab atau Dawn, kelompok hak asasi buatan Jamal Khashoggi. Ia menganggap kunjungan yang dilakukan Joe Biden sebagai tindakan yang tak tahu malu.


SIAPA JAMAL KHASHOGGI?

Sebelum meninggal, Jamal Khashoggi adalah seorang jurnalis dan pengamat politik di negara Arab Saudi. Pada awalnya, Jamal memiliki hubungan yang sangat baik dengan keluarga kerajaan Arab Saudi. Tapi, semua itu mulai berubah saat Jamal semakin sering mengkritik pemerintahan Arab Saudi. Kritikan tersebut lebih sering ditujukan kepada sang ahli waris Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman. 

Lama-kelamaan, kritik yang selalu diberikan oleh Jamal membuat Pangeran Salman geram. Ia sempat beberapa kali mencoba untuk membuat Jamal terdiam. Karena keadaan semakin tidak aman, Jamal Khashoggi memutuskan untuk pindah ke Amerika Serikat, tepatnya di pinggiran Virgina Utara, Washington D.C. 

Jauh dari negara asalnya, Jamal Khashoggi mulai kembali memberikan kritikan-kritikan kepada Kerajaan Arab Saudi melalui media The Washington Post. Poin-poin kritikan yang selalu ia berikan antara lain soal kebebasan berekspresi dan kebebasan berpolitik. 

Pindahnya Jamal Khashoggi ke Amerika Serikat ternyata tidak juga tidak membuatnya lebih aman. Soalnya, Kerajaan Arab Saudi pada saat itu telah meningkatkan keamanan dan pengawasan dari para “pembangkang” di luar negeri, termasuk di Amerika Serikat, tempat Jamal Khashoggi tinggal.

Pada akhirnya, hal itu pun terbukti. Pada tahun 2018 Jamal Khashoggi ditemukan tewas di dalam konsulat kerajaan yang ada di Kota Istanbul, Turki. Menurut hasil penyelidikan, ia berkunjung ke konsulat kerajaan tersebut karena dipancing oleh agen-agen Kerajaan Arab Saudi. 

Dalam hal ini, pihak intelijen Amerika Serikat mengatakan kalau sang ahli waris Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman terlibat dalam pembunuhan. Tapi pangeran yang juga disebut MBS itu membantah. Pihak kerajaan juga mengatakan kalau pelakunya adalah oknum agen yang tidak bertanggung jawab.



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi

Stories 17 Juni 2022

Jamal Khashoggi Jadi Nama Jalan di Amerika Serikat

Pemerintah Negara Bagian Washington DC mengubah nama jalan di depan Kedutaan Besar Arab Saudi menjadi Jamal Khashoggi Way.

Jamal Khashoggi, seorang jurnalis dan pengamat politik Arab Saudi.

Context, JAKARTA - Pemerintah Negara Bagian Washington D.C. mengubah nama jalan di depan Kedutaan Besar Arab Saudi menjadi Jamal Khashoggi Way. Perubahan nama tersebut diresmikan pada hari Rabu, 15 Juni 2022. 

Penamaan jalan ini bertepatan dengan rencana Presiden Joe Biden yang akan mengunjungi Arab Saudi pada Bulan Juli. Dalam kunjungan tersebut, Joe Biden akan bertemu dengan Pangeran dan Putera Mahkota dari Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman. 

Pertemuan ini akan menjadi pertemuan yang pertama kali dilakukan oleh kedua pihak. Menariknya, Mohammed bin Salman adalah orang yang disebut-sebut menjadi dalang pembunuhan Jamal Khashoggi. Informasi ini dikeluarkan oleh intelijen Amerika Serikat. 

Menurut seorang penulis dan aktivis Yaman yang pernah memenangkan hadiah Nobel Perdamaian, Tawakkol Karman, rencana kunjungan Presiden AS ke Arab Saudi itu dianggap menjadi suatu langkah mundur dalam penyelesaian masalah hak asasi manusia. Ia juga menganggap jika Biden tidak memenuhi janjinya. Soalnya, sebelum rencana kunjungan ini, Biden pernah berjanji untuk memberikan status pariah (semacam sanksi internasional) kepada Arab Saudi dan berjanji untuk mengusut tuntas kasus pembunuhan ini.

Selain Tawakkol Karman, kecaman juga datang dari Sarah Leah Whitson, Direktur Eksekutif Demokrasi untuk dunia Arab atau Dawn, kelompok hak asasi buatan Jamal Khashoggi. Ia menganggap kunjungan yang dilakukan Joe Biden sebagai tindakan yang tak tahu malu.


SIAPA JAMAL KHASHOGGI?

Sebelum meninggal, Jamal Khashoggi adalah seorang jurnalis dan pengamat politik di negara Arab Saudi. Pada awalnya, Jamal memiliki hubungan yang sangat baik dengan keluarga kerajaan Arab Saudi. Tapi, semua itu mulai berubah saat Jamal semakin sering mengkritik pemerintahan Arab Saudi. Kritikan tersebut lebih sering ditujukan kepada sang ahli waris Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman. 

Lama-kelamaan, kritik yang selalu diberikan oleh Jamal membuat Pangeran Salman geram. Ia sempat beberapa kali mencoba untuk membuat Jamal terdiam. Karena keadaan semakin tidak aman, Jamal Khashoggi memutuskan untuk pindah ke Amerika Serikat, tepatnya di pinggiran Virgina Utara, Washington D.C. 

Jauh dari negara asalnya, Jamal Khashoggi mulai kembali memberikan kritikan-kritikan kepada Kerajaan Arab Saudi melalui media The Washington Post. Poin-poin kritikan yang selalu ia berikan antara lain soal kebebasan berekspresi dan kebebasan berpolitik. 

Pindahnya Jamal Khashoggi ke Amerika Serikat ternyata tidak juga tidak membuatnya lebih aman. Soalnya, Kerajaan Arab Saudi pada saat itu telah meningkatkan keamanan dan pengawasan dari para “pembangkang” di luar negeri, termasuk di Amerika Serikat, tempat Jamal Khashoggi tinggal.

Pada akhirnya, hal itu pun terbukti. Pada tahun 2018 Jamal Khashoggi ditemukan tewas di dalam konsulat kerajaan yang ada di Kota Istanbul, Turki. Menurut hasil penyelidikan, ia berkunjung ke konsulat kerajaan tersebut karena dipancing oleh agen-agen Kerajaan Arab Saudi. 

Dalam hal ini, pihak intelijen Amerika Serikat mengatakan kalau sang ahli waris Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman terlibat dalam pembunuhan. Tapi pangeran yang juga disebut MBS itu membantah. Pihak kerajaan juga mengatakan kalau pelakunya adalah oknum agen yang tidak bertanggung jawab.



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Kebakaran Hutan di Los Angeles Hanguskan Banyak Rumah Selebritas

Kebakaran ini telah menghancurkan rumah sejumlah selebriti, termasuk Paris Hilton, Billy Crystal, Milo Ventimiglia, dan lainnya.

Context.id . 13 January 2025

Toyota Luncurkan Woven City, Kota Masa Depan Ramah Lingkungan

Kota inovasi besutan raksasa manufaktur asal Jepang itu menghabiskan anggaran hingga US 10 miliar

Context.id . 10 January 2025

Kebakaran Besar dan Paling Buruk Melanda Los Angeles

Kebakaran hutan ini menjadi yang terburuk dalam sejarah California

Context.id . 09 January 2025

Bank di Singapura Dukung Polisi Kontrol Transaksi Perbankan

RUU Perlindungan dari Penipuan di Singapura memberikan polisi kewenangan mengeluarkan perintah pembatasan transaksi perbankan

Context.id . 09 January 2025