Shopee Indonesia Aman dari Gelombang PHK
Krisis elombang pemutusan hubungan kerja (PHK) startup, ternyata tidak sampai ke Shopee Indonesia.
Context.id, JAKARTA - Di tengah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) startup, perusahaan e-commerce Shopee juga disebut-sebut terkena imbasnya. Untungnya, krisis ini ternyata tidak sampai ke Shopee Indonesia.
Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Direktur Eksekutif Shopee Indonesia, Handhika Jahja. Pasalnya, Indonesia terus menunjukkan performa yang baik dan Indonesia masih menjadi pasar prioritas.
“Shopee Indonesia terus menunjukan performa yang baik dan Indonesia tetap menjadi pasar prioritas, di mana kami terus mengembangkan bisnis kami untuk membantu lebih banyak UMKM dan pengguna di Indonesia merasakan manfaat pertumbuhan ekonomi digital,” ujar Handhika.
Diketahui, selama 6 bulan terakhir, Shopee indonesia tengah menghadirkan berbagai program untuk memajukan UMKM di Indonesia. Mulai dari Kampus UMKM Shopee yang ada di empat pulau di Indonesia dan melatih puluhan UMKM lokal untuk keterampilan bisnis digital. Lalu, adapula program Java in Paris yang baru-baru ini ada di Prancis dan membawa ribuan produk UMKM untuk dipamerkan dan dijual di sana.
Selain itu, sampai saat ini Shopee juga telah mempekerjakan lebih dari 20.000 karyawan dari berbagai bagian bisnisnya, seperti Shopeepay, dan ShopeeFood. Menariknya, lebih dari 50 persen pegawainya direkrut setelah adanya pandemi
“Kami juga terus merekrut talenta-talenta terbaik untuk mengembangkan tim kami,” ujar Handhika.
Sebelumnya, Shopee telah menarik bisnis dari sejumlah pasar global, seperti India, Prancis, hingga Spanyol. Selain itu, Shopee juga disebut akan mem-PHK sejumlah karyawannya yang berada di lini bisnis ShopeePay dan ShopeeFood.
Menurut Presiden Grup Shopee, Chris Feng, hal ini dikarenakan ketidakpastian global saat ini. Melansir Financial Times, Shopee yang merupakan pendatang baru di beberapa negara, kalah dalam persaingan bisnis.
“Mengingat meningkatnya ketidakpastian dalam ekonomi yang lebih luas, kami percaya bahwa adalah bijaksana untuk membuat penyesuaian yang sulit tetapi penting untuk meningkatkan efisiensi operasional kami dan memfokuskan sumber daya kami,” ujar Chris.
Namun, Chris memastikan bahwa bisnis Shopee masih tetap berlangsung seperti biasa di Meksiko, Argentina, Chili, serta ShopeeFood dan ShopeePay di Asia Tenggara.
RELATED ARTICLES
Shopee Indonesia Aman dari Gelombang PHK
Krisis elombang pemutusan hubungan kerja (PHK) startup, ternyata tidak sampai ke Shopee Indonesia.
Context.id, JAKARTA - Di tengah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) startup, perusahaan e-commerce Shopee juga disebut-sebut terkena imbasnya. Untungnya, krisis ini ternyata tidak sampai ke Shopee Indonesia.
Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Direktur Eksekutif Shopee Indonesia, Handhika Jahja. Pasalnya, Indonesia terus menunjukkan performa yang baik dan Indonesia masih menjadi pasar prioritas.
“Shopee Indonesia terus menunjukan performa yang baik dan Indonesia tetap menjadi pasar prioritas, di mana kami terus mengembangkan bisnis kami untuk membantu lebih banyak UMKM dan pengguna di Indonesia merasakan manfaat pertumbuhan ekonomi digital,” ujar Handhika.
Diketahui, selama 6 bulan terakhir, Shopee indonesia tengah menghadirkan berbagai program untuk memajukan UMKM di Indonesia. Mulai dari Kampus UMKM Shopee yang ada di empat pulau di Indonesia dan melatih puluhan UMKM lokal untuk keterampilan bisnis digital. Lalu, adapula program Java in Paris yang baru-baru ini ada di Prancis dan membawa ribuan produk UMKM untuk dipamerkan dan dijual di sana.
Selain itu, sampai saat ini Shopee juga telah mempekerjakan lebih dari 20.000 karyawan dari berbagai bagian bisnisnya, seperti Shopeepay, dan ShopeeFood. Menariknya, lebih dari 50 persen pegawainya direkrut setelah adanya pandemi
“Kami juga terus merekrut talenta-talenta terbaik untuk mengembangkan tim kami,” ujar Handhika.
Sebelumnya, Shopee telah menarik bisnis dari sejumlah pasar global, seperti India, Prancis, hingga Spanyol. Selain itu, Shopee juga disebut akan mem-PHK sejumlah karyawannya yang berada di lini bisnis ShopeePay dan ShopeeFood.
Menurut Presiden Grup Shopee, Chris Feng, hal ini dikarenakan ketidakpastian global saat ini. Melansir Financial Times, Shopee yang merupakan pendatang baru di beberapa negara, kalah dalam persaingan bisnis.
“Mengingat meningkatnya ketidakpastian dalam ekonomi yang lebih luas, kami percaya bahwa adalah bijaksana untuk membuat penyesuaian yang sulit tetapi penting untuk meningkatkan efisiensi operasional kami dan memfokuskan sumber daya kami,” ujar Chris.
Namun, Chris memastikan bahwa bisnis Shopee masih tetap berlangsung seperti biasa di Meksiko, Argentina, Chili, serta ShopeeFood dan ShopeePay di Asia Tenggara.
POPULAR
RELATED ARTICLES