Share

Home Stories

Stories 14 Juni 2022

Shopee Akan PHK Massal, Ikut Terseret Gelombang Layoff?

Shopee akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal. Keputusan ini disebut mempengaruhi lini bisnis ShopeeFood dan ShopeePay.

Pengantar makanan dari ShopeeFood sedang menunggu di depan toko warga, Sabtu (22/5/2022). - Bloomberg -

Context.id, JAKARTA - Di tengah gelombang PHK perusahaan rintisan di seluruh dunia, Shopee, dikabarkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal. Keputusan ini disebut mempengaruhi lini bisnis ShopeeFood dan ShopeePay.

Adapun, PHK akan berdampak pada karyawan Shopee di beberapa pasar di Asia Tenggara seperti Indonesia, Thailand dan Vietnam.

Sebenarnya, keputusan PHK sudah diumumkan oleh seorang eksekutif dari Sea Group (perusahaan induk Shopee) kepada para karyawannya. Adapun, staf Shopee akan mendapatkan pemberitahuan melalui email yang berisi nama karyawan yang terdampak.

Sebenarnya masih belum diketahui alasan dari kebijakan ini. Namun, keputusan PHK ini diambil hanya beberapa bulan setelah adanya kabar Shopee menutup operasinya di India dan memberhentikan lebih dari 300 pegawainya, karena persaingan bisnis. Selain itu, Shopee juga diketahui telah menutup bisnisnya di Prancis yang baru berumur lima bulan, karena kondisi bisnis yang tidak sesuai ekspektasi. 

Sementara itu, dilansir dari Bisnis, kompetisi bisnis pesan-antar makanan daring dengan Grab dan GoTo cukup ketat untuk wilayah Asia Tenggara. Pasalnya, kedua perusahaan tersebut sudah membuka bisnis daring tersebut terlebih dahulu.

Lalu, penutupan tersebut juga disebut sebagai akibat dari sejumlah kondisi ekonomi, seperti inflasi dan kenaikan suku bunga dunia.

 

Bagaimana Kondisi Bisnis Shopee?

Dari sisi kinerja keuangan, Sea Group sebenarnya mengalami perbaikan pendapatan pada kuartal I/2022. Pada periode Januari-Maret, pendapatan Sea Group naik 64,4 persen secara tahunan (yoy) menjadi US$2,9 miliar. Namun, rugi bersih perusahaan juga naik 37,4 persen secara tahunan menjadi US$580,13 juta.

Pasalnya, Sea Group yang terdiri atas perusahan finansial (Sea Money), e-commerce, dan games (Garena) ini, pendapatan utamanya masih didapatkan dari lini bisnis game. Sedangkan untuk Shopee masih mencatat rugi, walaupun sudah mulai membaik.

Pasalnya, transaksi sudah naik 71,3 persen per tahunan menjadi US$1,9 miliar dan total pembelian barang atau jasa (GMV) atau alat ukur kesehatan e-commerce juga naik sebesar 38,7 persen, menjadi US$17,4 miliar.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 14 Juni 2022

Shopee Akan PHK Massal, Ikut Terseret Gelombang Layoff?

Shopee akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal. Keputusan ini disebut mempengaruhi lini bisnis ShopeeFood dan ShopeePay.

Pengantar makanan dari ShopeeFood sedang menunggu di depan toko warga, Sabtu (22/5/2022). - Bloomberg -

Context.id, JAKARTA - Di tengah gelombang PHK perusahaan rintisan di seluruh dunia, Shopee, dikabarkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal. Keputusan ini disebut mempengaruhi lini bisnis ShopeeFood dan ShopeePay.

Adapun, PHK akan berdampak pada karyawan Shopee di beberapa pasar di Asia Tenggara seperti Indonesia, Thailand dan Vietnam.

Sebenarnya, keputusan PHK sudah diumumkan oleh seorang eksekutif dari Sea Group (perusahaan induk Shopee) kepada para karyawannya. Adapun, staf Shopee akan mendapatkan pemberitahuan melalui email yang berisi nama karyawan yang terdampak.

Sebenarnya masih belum diketahui alasan dari kebijakan ini. Namun, keputusan PHK ini diambil hanya beberapa bulan setelah adanya kabar Shopee menutup operasinya di India dan memberhentikan lebih dari 300 pegawainya, karena persaingan bisnis. Selain itu, Shopee juga diketahui telah menutup bisnisnya di Prancis yang baru berumur lima bulan, karena kondisi bisnis yang tidak sesuai ekspektasi. 

Sementara itu, dilansir dari Bisnis, kompetisi bisnis pesan-antar makanan daring dengan Grab dan GoTo cukup ketat untuk wilayah Asia Tenggara. Pasalnya, kedua perusahaan tersebut sudah membuka bisnis daring tersebut terlebih dahulu.

Lalu, penutupan tersebut juga disebut sebagai akibat dari sejumlah kondisi ekonomi, seperti inflasi dan kenaikan suku bunga dunia.

 

Bagaimana Kondisi Bisnis Shopee?

Dari sisi kinerja keuangan, Sea Group sebenarnya mengalami perbaikan pendapatan pada kuartal I/2022. Pada periode Januari-Maret, pendapatan Sea Group naik 64,4 persen secara tahunan (yoy) menjadi US$2,9 miliar. Namun, rugi bersih perusahaan juga naik 37,4 persen secara tahunan menjadi US$580,13 juta.

Pasalnya, Sea Group yang terdiri atas perusahan finansial (Sea Money), e-commerce, dan games (Garena) ini, pendapatan utamanya masih didapatkan dari lini bisnis game. Sedangkan untuk Shopee masih mencatat rugi, walaupun sudah mulai membaik.

Pasalnya, transaksi sudah naik 71,3 persen per tahunan menjadi US$1,9 miliar dan total pembelian barang atau jasa (GMV) atau alat ukur kesehatan e-commerce juga naik sebesar 38,7 persen, menjadi US$17,4 miliar.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Perseteruan Trump dan Musk, Bakal Rugikan Amerika?

Ancaman Donald Trump kepada Elon Musk punya dampak sangat besar pada keamanan negara dan juga kedigdayaan Amerika Serikat

Renita Sukma . 09 June 2025

Aplikasi yang Tak Bisa Dilepaskan Para Kreator di 2025

Kira-kira aplikasi apa yang paling penting di ponsel Anda?

Renita Sukma . 05 June 2025

Astronaut, Popok dan Martabat Manusia di Antariksa

Mengapa mengompol di luar angkasa bukanlah aib, tapi keharusan profesional

Renita Sukma . 04 June 2025

Vietnam Blokir Telegram, Antara Keamanan Negara dan Sensor Digital

Pemerintah Vietnam kembali menjadi sorotan setelah memerintahkan pemblokiran Telegram yang sangat populer di negara komunis itu

Renita Sukma . 03 June 2025