Stories - 16 August 2024
Cacing Parasit Jadi Penyebab Paus Terdampar di Pantai?
Parasit pemakan lubang sembur dapat membatasi kemampuan paus untuk bernavigasi sehingga membuatnya tidak sengaja berenang ke pantai.
Context.id, JAKARTA - Mengapa paus terdampar di pantai? Diperkirakan sekitar 2.000 peristiwa paus terdampar terjadi secara global setiap tahunnya.
Hingga kini, peneliti kelautan atau hewan laut belum ada yang bisa memberikan jawaban pasti mengenai peristiwa tersebut.
Namun, sebuah botol berisi cacing parasit putih di museum Tasmania yang sudah tersimpan selama puluhan tahun mungkin saja menyimpan jawabannya. Ya, parasit itu diambil dari paus pilot yang terdampar pada tahun 1973.
Paus itu terinfeksi oleh ribuan nematoda parasit yang mungkin telah memakan lubang semburnya. Cacing-cacing tersebut dikumpulkan dari lubang semburnya.
Botol itu tidak terlalu menarik perhatian sampai peneliti Australia menemukannya dan mengidentifikasi cacing tipis dan panjang itu sebagai nematoda parasit langka.
Sebuah studi dari Universitas Charles Sturt dan Akademi Ilmu Pengetahuan Ceko kini telah memunculkan pertanyaan mengenai peran parasit dalam terdamparnya paus, sebuah fenomena berulang yang sering membunuh puluhan paus di seluruh Australia setiap tahunnya.
"Kita sudah tahu bahwa parasit menyebabkan bunuh diri pada banyak hewan lain," kata rekan penulis dan pakar parasit Dr. Shokoofeh Shamsi, seperti dikutip dari Guardian, Jumat (16/8)
Mengapa parasit tidak boleh terjadi pada paus? Shamsi menduga, parasit cacing yang memakan lubang sembur dapat membatasi kemampuan paus untuk bernavigasi, sehingga secara tidak sengaja berenang ke pantai.
Pandangan itu tentunya belum sepenuhnya benar dan masih terus dikaji. Setidaknya, para penelti memperkirakan beberapa dugaan seperti usia, penyakit, cedera, cuaca buruk, melarikan diri dari predator, atau disorientasi karena suara keras.
Paus pilot sangat rentan terdampar massal, mungkin karena ikatan sosial yang kuat mendorong paus-paus lain untuk mengikuti pemimpin yang tidak sehat menuju pantai.
Dr Olaf Meynecke, peneliti paus di Griffith University, mengatakan keberadaan parasit lebih mungkin merupakan gejala penyakit yang sudah ada sebelumnya, bukan penyebab langsung terdamparnya paus.
Meynecke mengatakan penemuan itu menunjukkan perlunya memeriksa parasit dan menyelidiki lubang sembur paus yang terdampar.
Ilmuwan satwa liar, Dr Vanessa Pirotta, mengatakan penelitian menunjukkan sangat penting untuk mengambil sampel dari paus ketika mereka terdampar, tetapi menekankan teori parasit tidaklah konklusif.
"Kemungkinan, ini bisa jadi penyebabnya," katanya. "Ini adalah satu bagian kecil dari teka-teki yang bisa kita pahami, kemungkinannya, mengapa mereka terdampar."
“Itu adalah salah satu hal di dunia sains yang masih menjadi misteri,” jelas Pirotta.
Penulis : Context.id
Editor : Wahyu Arifin
MORE STORIES
Jam Kerja Rendah Tapi Produktivitas Tinggi, Berkaca dari Jerman
Data OECD menunjukkan bmeskipun orang Jerman hanya bekerja rata-rata 1.340 jam per tahun, partisipasi perempuan yang tinggi dan regulasi bagus mem ...
Context.id | 29-10-2024
Konsep Adrenal Fatigue Hanyalah Mitos dan Bukan Diagnosis yang Sahih
Konsep adrenal fatigue adalah mitos tanpa dasar ilmiah dan bukan diagnosis medis sah yang hanyalah trik marketing dari pendengung
Context.id | 29-10-2024
Dari Pengusaha Menjadi Sosok Dermawan; Tren Filantropis Pendiri Big Tech
Banyak yang meragukan mengapa para taipan Big Tech menjadi filantropi, salah satunya tudingan menghindari pajak
Context.id | 28-10-2024
Dari Barak ke Ruang Rapat: Sepak Terjang Lulusan Akmil dan Akpol
Para perwira lulusan Akmil dan Akpol memiliki keterampilan kepemimpinan yang berharga untuk dunia bisnis dan pemerintahan.
Context.id | 28-10-2024
A modern exploration of business, societies, and ideas.
Powered by Bisnis Indonesia.
Copyright © 2024 - Context
Copyright © 2024 - Context