Stories - 09 June 2022
Jakarta Fair Resmi Dibuka, Seperti Ini Sejarahnya
Jakarta Fair kembali hadir untuk memeriahkan perayaan ulang tahun Kota Jakarta setelah dua tahun absen karena pandemi.
Context, JAKARTA - Pada hari ini, Kamis (9/6) Jakarta Fair kembali hadir untuk memeriahkan perayaan ulang tahun Kota Jakarta setelah dua tahun absen karena pandemi. Pembukaan Jakarta Fair ini dihadiri oleh Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta dan beberapa menteri, salah satunya adalah Menteri BUMN Erick Thohir.
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, ajang pameran dan hiburan terbesar se-Asia Tenggara ini akan dilaksanakan di JIExpo Kemayoran, Kemayoran, Jakarta Pusat. Nantinya Jakarta Fair ini akan berlangsung mulai dari hari ini, 9 Juni 2022 hingga 17 Juli 2022. Dalam periode tersebut, Jakarta Fair akan dibuka setiap hari. Di hari Senin hingga Jumat, pameran ini akan dibuka dari jam 15.30 sampai 22.00 malam. Sedangkan untuk Sabtu dan Minggu, Jakarta Fair akan dibuka mulai dari pukul 10.00 hingga 22.00 WIB.
Kali ini, akan ada 2.500 perusahaan dan 1.500 gerai yang ikut memeriahkan. Selain itu, pengunjung juga akan dihibur oleh konser dari beberapa musisi seperti Pamungkas, Fiersa Besari, Tulus, Fourtwnty, Tipe-X, Slank, Godbless, dan Maliq n D’Essentials.
PERKEMBANGAN JAKARTA FAIR DARI MASA KE MASA
Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta yang kita kenal sekarang ini sangat berbeda dengan Pekan Raya Jakarta di tahun-tahun yang lampau. Kamu gak akan menemukan hiburan dari konser musik seperti yang disebutkan di atas.
Ajang pesta rakyat ini mulai diselenggarakan pada tahun 1989, tepatnya pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Saat itu pemerintahan Gemeente Batavia membuat suatu pesta untuk memperingati penobatan Ratu Belanda Wilhelmina.
Pesta yang dibuat itu berbentuk pasar malam, mirip dengan Jakarta Fair di era modern. Pesta tersebut diselenggarakan di Koningsplein, yang sekarang menjadi kawasan Monumen Nasional (Monas). Bagi pribumi, kawasan itu juga dikenal sebagai Gambir. Sehingga pasar malam tersebut juga disebut sebagai Pasar Malam Gambir. Pesta ini pun akhirnya jadi pesta yang selalu diselenggarakan setiap tahunnya.
Setelah merdeka dari Belanda, tepatnya pada tahun 1968, Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin menghidupkan kembali pesta rakyat ini. Tapi, namanya diubah menjadi Djakarta Fair. Pesta tersebut juga bukan diperuntukkan perayaan penobatan Ratu Belanda lagi, melainkan untuk memperingati hari jadi Jakarta.
Gubernur Ali Sadikin juga membuat peraturan khusus terkait Djakarta Fair. Peraturan ini membuat Jakarta Fair menjadi agenda yang harus diselenggarakan setiap tahunnya untuk memperingati ulang tahun Jakarta. Hal tersebut tertulis pada Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 1968.
Kemudian pada tahun 1992, pesta rakyat ini berubah menjadi ajang pameran besar. Mirip pasar malam, tapi dibuat jadi lebih modern. Selain itu, tempatnya juga mulai berpusat di JIExpo Kemayoran seperti yang diselenggarakan beberapa tahun terakhir ini.
Penulis : Naufal Jauhar Nazhif
Editor : Putri Dewi
MORE STORIES
Jam Kerja Rendah Tapi Produktivitas Tinggi, Berkaca dari Jerman
Data OECD menunjukkan bmeskipun orang Jerman hanya bekerja rata-rata 1.340 jam per tahun, partisipasi perempuan yang tinggi dan regulasi bagus mem ...
Context.id | 29-10-2024
Konsep Adrenal Fatigue Hanyalah Mitos dan Bukan Diagnosis yang Sahih
Konsep adrenal fatigue adalah mitos tanpa dasar ilmiah dan bukan diagnosis medis sah yang hanyalah trik marketing dari pendengung
Context.id | 29-10-2024
Dari Pengusaha Menjadi Sosok Dermawan; Tren Filantropis Pendiri Big Tech
Banyak yang meragukan mengapa para taipan Big Tech menjadi filantropi, salah satunya tudingan menghindari pajak
Context.id | 28-10-2024
Dari Barak ke Ruang Rapat: Sepak Terjang Lulusan Akmil dan Akpol
Para perwira lulusan Akmil dan Akpol memiliki keterampilan kepemimpinan yang berharga untuk dunia bisnis dan pemerintahan.
Context.id | 28-10-2024
A modern exploration of business, societies, and ideas.
Powered by Bisnis Indonesia.
Copyright © 2024 - Context
Copyright © 2024 - Context