Share

Home Stories

Stories 24 Mei 2024

Waspadai Virus Covid-19 FLiRT yang Menyerang Singapura

Varian FLiRT merupakan turunan dari varian JN.1 yakni cabang dari Omicron. Varian ini memiliki penyebaran yang cepat

Ilustrasi virus Covid-19 merebak di Singapura/ Rizki Alghazali

Context.id, JAKARTA - Gelombang infeksi Covid-19 menyerang Singapura dengan lonjakan kasus yang hampir mencapai dua kali lipat dari minggu ke minggu. 

Di Singapura ini terjadi peningkatan kasus yang mencapai 90% atau sama dengan 25.900 kasus pada 5 hingga 11 Mei. Padahal minggu sebelumnya hanya sebanyak 13.700 kasus. 

Virus Covid-19 yang menyerang Singapura ini merupakan varian baru yang disebut sebagai varian FLiRT. FLiRT merupakan julukan yang diberikan para ilmuwan dan varian ini  terdiri dari KP.1 dan KP.2. 

Melansir CNA, varian FLiRT merupakan turunan dari varian JN.1 yakni cabang dari Omicron. Varian ini memiliki penyebaran yang cepat, dengan jangka waktu beberapa bulan varian JN.1 telah menyebar ke seluruh dunia, terutama pada varian KP.2 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengategorikan varian KP.2 ini ke varian dalam pemantauan sejak awal Mei lalu. Alhasil varian ini mendapatkan perhatian lebih dan menjadi prioritas oleh otoritas kesehatan masyarakat Singapura. 



Centers for Disease Control and Prevention atau CDC di Amerika Serikat menjelaskan walaupun KP.2 merupakan varian utama, varian ini tidak memicu penyakit yang lebih parah jika dibandingkan dengan varian lainnya. 

Data CDC juga menjelaskan sebanyak 28% orang telah terinfeksi virus ini sejak pertengahan Mei. Padahal pada pertengahan April, Amerika Serikat hanya sekitar 6% dan 1% di pertengahan Maret. 

Kementerian Kesehatan Singapura juga mengatakan KP.1 dan KP.2 terindikasi mudah menular.  

Bukan hanya di Amerika Serikat dan Singapura, varian KP.2 ini juga telah menyebar di berbagai negara di antaranya China, Thailand, Australia, Selandia Baru, hingga Inggris. 

Untuk gejala yang ditimbulkan pada KP.1 dan KP.2 ini memiliki gejala yang sama dengan varian sebelumnya berupa demam, pilek, sakit tenggorokan, dan kelelahan.

Bukan hanya itu, orang yang terinfeksi juga mengalami gejala gastrointestinal yakni diare, mual, dan muntah. 

Penulis: Diandra Zahra



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 24 Mei 2024

Waspadai Virus Covid-19 FLiRT yang Menyerang Singapura

Varian FLiRT merupakan turunan dari varian JN.1 yakni cabang dari Omicron. Varian ini memiliki penyebaran yang cepat

Ilustrasi virus Covid-19 merebak di Singapura/ Rizki Alghazali

Context.id, JAKARTA - Gelombang infeksi Covid-19 menyerang Singapura dengan lonjakan kasus yang hampir mencapai dua kali lipat dari minggu ke minggu. 

Di Singapura ini terjadi peningkatan kasus yang mencapai 90% atau sama dengan 25.900 kasus pada 5 hingga 11 Mei. Padahal minggu sebelumnya hanya sebanyak 13.700 kasus. 

Virus Covid-19 yang menyerang Singapura ini merupakan varian baru yang disebut sebagai varian FLiRT. FLiRT merupakan julukan yang diberikan para ilmuwan dan varian ini  terdiri dari KP.1 dan KP.2. 

Melansir CNA, varian FLiRT merupakan turunan dari varian JN.1 yakni cabang dari Omicron. Varian ini memiliki penyebaran yang cepat, dengan jangka waktu beberapa bulan varian JN.1 telah menyebar ke seluruh dunia, terutama pada varian KP.2 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengategorikan varian KP.2 ini ke varian dalam pemantauan sejak awal Mei lalu. Alhasil varian ini mendapatkan perhatian lebih dan menjadi prioritas oleh otoritas kesehatan masyarakat Singapura. 



Centers for Disease Control and Prevention atau CDC di Amerika Serikat menjelaskan walaupun KP.2 merupakan varian utama, varian ini tidak memicu penyakit yang lebih parah jika dibandingkan dengan varian lainnya. 

Data CDC juga menjelaskan sebanyak 28% orang telah terinfeksi virus ini sejak pertengahan Mei. Padahal pada pertengahan April, Amerika Serikat hanya sekitar 6% dan 1% di pertengahan Maret. 

Kementerian Kesehatan Singapura juga mengatakan KP.1 dan KP.2 terindikasi mudah menular.  

Bukan hanya di Amerika Serikat dan Singapura, varian KP.2 ini juga telah menyebar di berbagai negara di antaranya China, Thailand, Australia, Selandia Baru, hingga Inggris. 

Untuk gejala yang ditimbulkan pada KP.1 dan KP.2 ini memiliki gejala yang sama dengan varian sebelumnya berupa demam, pilek, sakit tenggorokan, dan kelelahan.

Bukan hanya itu, orang yang terinfeksi juga mengalami gejala gastrointestinal yakni diare, mual, dan muntah. 

Penulis: Diandra Zahra



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025