Share

Stories 20 Mei 2024

Mengenal HIFI, Orang Kaya tapi Kekurangan

Generasi milenial di kota-kota AS yang berpenghasilan 200.000 atau lebih per tahun hidup dari gaji ke gaji

Ilustrasi HIFI/Insurancenewsnet

Context.id, JAKARTA - Di Indonesia dan Amerika banyak masyarakat yang ingin terlihat kaya di mata publik. Mereka merupakan individu yang berpenghasilan tinggi tapi finansialnya tidak stabil. 
 
Untuk melakukan hal tersebut, beberapa orang mengambil inspirasi dari selebritas favorit mereka dan mengikuti tren yang berubah dengan cepat. Namun yang perlu digarisbawahi, kelompok ini menghasilkan sekaligus menghabiskan banyak uang.

Melansir Business Insider, kelompok ini disebut HIFI atau High Income Financially Insecure yang sebagian besarnya merupakan generasi milenial dan generasi Z. 

Pada 2023, sebanyak 1000 orang disurvei untuk mendefinisikan standar uang yang dimiliki untuk masuk dalam kategori ‘kaya’ di Amerika.

Dari survei itu, sebanyak 48% orang Amerika menganggap dirinya sudah tergolong kaya dengan kekayaan bersih rata-rata yaitu sebesar US$560.000. 

Survei tersebut juga menghasilkan bahwa generasi muda cenderung mengukur kekayaan yang dimiliki dibandingkan dengan rekan kerja sendiri.



Mereka tidak mau ketinggalan untuk memiliki suatu barang yang dipunyai oleh orang sekitar maupun influencer di media sosial. 

Ini berbeda halnya dengan orang-orang dengan usia di bawah 40 tahun yang mengumpulkan lebih banyak kekayaan di awal kehidupan. 

Pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya laporan peningkatan belanja barang mewah yang dilakukan generasi milienial dan generasi Z sebesar 22% menurut Bain & Company.  

Meskipun mereka kaya, pendapatan mereka seringkali tidak cukup untuk menutupi pengeluaran barang mewah dan tingginya biaya hidup sehari-hari.

Banyak HIFI yang berjuang untuk membiayai kenaikan biaya perumahan dan makanan, namun masih menghabiskan sebagian besar pendapatan mereka untuk rekreasi dan perawatan pribadi. 

Firma keuangan dan fintech Pymnts menemukan dalam laporannya Februari-Maret sekitar 36% generasi milenial di kota-kota AS yang berpenghasilan $200.000 atau lebih per tahun hidup dari gaji ke gaji.

Scott Murray, kepala analisis Pymnts mengatakan para HIFI ini memenuhi hasrat belanjanya melalui pinjaman mulai dari pinjaman pribadi, pay later hingga kartu kredit. 

Penulis: Diandra Zahra



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 20 Mei 2024

Mengenal HIFI, Orang Kaya tapi Kekurangan

Generasi milenial di kota-kota AS yang berpenghasilan 200.000 atau lebih per tahun hidup dari gaji ke gaji

Ilustrasi HIFI/Insurancenewsnet

Context.id, JAKARTA - Di Indonesia dan Amerika banyak masyarakat yang ingin terlihat kaya di mata publik. Mereka merupakan individu yang berpenghasilan tinggi tapi finansialnya tidak stabil. 
 
Untuk melakukan hal tersebut, beberapa orang mengambil inspirasi dari selebritas favorit mereka dan mengikuti tren yang berubah dengan cepat. Namun yang perlu digarisbawahi, kelompok ini menghasilkan sekaligus menghabiskan banyak uang.

Melansir Business Insider, kelompok ini disebut HIFI atau High Income Financially Insecure yang sebagian besarnya merupakan generasi milenial dan generasi Z. 

Pada 2023, sebanyak 1000 orang disurvei untuk mendefinisikan standar uang yang dimiliki untuk masuk dalam kategori ‘kaya’ di Amerika.

Dari survei itu, sebanyak 48% orang Amerika menganggap dirinya sudah tergolong kaya dengan kekayaan bersih rata-rata yaitu sebesar US$560.000. 

Survei tersebut juga menghasilkan bahwa generasi muda cenderung mengukur kekayaan yang dimiliki dibandingkan dengan rekan kerja sendiri.



Mereka tidak mau ketinggalan untuk memiliki suatu barang yang dipunyai oleh orang sekitar maupun influencer di media sosial. 

Ini berbeda halnya dengan orang-orang dengan usia di bawah 40 tahun yang mengumpulkan lebih banyak kekayaan di awal kehidupan. 

Pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya laporan peningkatan belanja barang mewah yang dilakukan generasi milienial dan generasi Z sebesar 22% menurut Bain & Company.  

Meskipun mereka kaya, pendapatan mereka seringkali tidak cukup untuk menutupi pengeluaran barang mewah dan tingginya biaya hidup sehari-hari.

Banyak HIFI yang berjuang untuk membiayai kenaikan biaya perumahan dan makanan, namun masih menghabiskan sebagian besar pendapatan mereka untuk rekreasi dan perawatan pribadi. 

Firma keuangan dan fintech Pymnts menemukan dalam laporannya Februari-Maret sekitar 36% generasi milenial di kota-kota AS yang berpenghasilan $200.000 atau lebih per tahun hidup dari gaji ke gaji.

Scott Murray, kepala analisis Pymnts mengatakan para HIFI ini memenuhi hasrat belanjanya melalui pinjaman mulai dari pinjaman pribadi, pay later hingga kartu kredit. 

Penulis: Diandra Zahra



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Peringkat Global Negara dan Kota yang Mendorong Perusahaan Rintisan AI

Jerman menunjukkan peningkatan dalam pemeringkatan baru untuk tempat terbaik bagi perusahaan rintisan AI, sementara Prancis menurun dan AS serta I ...

Context.id . 25 November 2024

Apakah Hologram AI Yesus Bisa Menerima Pengakuan Dosa?

\"Tuhan, ampunilah saya karena telah melakukan kesalahan......\"

Context.id . 25 November 2024

Apakah Flu saat Hamil Meningkatkan Risiko Autisme Anak? Ini Kata Para Ahli

Meskipun belum bisa dipastikan sebagai penyebab langsung, infeksi seperti flu saat hamil bisa berkontribusi meningkatkan risiko gangguan spektrum ...

Context.id . 25 November 2024

Haruskah Tetap Belajar Coding di Dunia AI?

Kamp pelatihan coding dulunya tampak seperti tiket emas menuju masa depan yang aman secara ekonomi. Namun, saat janji itu memudar, apa yang harus ...

Context.id . 25 November 2024