Stories - 04 April 2024
Palestina Menginginkan Keanggotaan Penuh di PBB
Otoritas Palestina menginginkan agar Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menjadikan Palestina sebagai anggota penuh
Context.id, JAKARTA - Otoritas Palestina menginginkan agar Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menjadikan Palestina sebagai anggota penuh badan dunia tersebut.
Melansir New Arab, Riyad Mansour sebagai pengamat permanen PBB mengumumkan rencana Palestina setelah terjadi perang di Gaza selama 5 bulan yang telah menewaskan 32 ribu orang dan ekspansi besar-besaran Israel di Tepi Barat.
Mansour berharap jika Dewan Keamanan PBB dapat mengambil keputusan dalam Pertemuan Tingkat Menteri 18 April di Timur Tengah meskipun pungutan resmi belum dijadwalkan.
“Aplikasi Palestina sejak 2011 untuk keanggotaan penuh masih tertunda karena dewan beranggotakan 15 tidak pernah mengambil keputusan formal” ucap Mansour, seperti dikutip, Kamis, (4/4).
Tak hanya itu, Mansour juga berniat untuk mengajukan permohonan pemungutan suara ulang di Dewan Keamanan bulan ini untuk mengajukan keanggotaan penuh Palestina di PBB.
BACA JUGA
- Menunggu Keberanian Inggris untuk Akui Kemerdekaan Palestina
- Ahli HAM PBB Serukan Sanksi dan Embargo Senjata Israel
- Keffiyeh, Simbol Perlawanan dan Solidaritas Palestina
Pasalnya perang di jalur Gaza telah berkembang menjadi tekanan global untuk mendukung upaya solusi dua negara antara Palestina dan Israel yang sama-sama merdeka di wilayah tersebut.
Washington selaku sekutu terdekat Israel juga mengecam ekspansi Israel pada bulan Februari terhadap pemukiman baru di wilayah Tepi Barat tidak sesuai dengan hukum dan perjanjian internasional.
Tak hanya itu, Ketua Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk pada bulan Maret juga menyatakan jika pemindahan pemukiman Israel ke wilayah pendudukan merupakan kejahatan perang dan diperlukan solusi kedua negara.
Meskipun demikian, Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan mengatakan jika Otoritas Palestina belum memenuhi kriteria yang diperlukan untuk menjadi keanggotaan penuh PBB.
Dia juga mengatakan jika siapapun yang mendukung pengakuan negara Palestina tidak hanya akan memberikan teror, tetapi juga mendukung langkah sepihak yang bertentangan dengan prinsip negosiasi yang sudah disepakati sebelumnya.
Erdan juga menekankan jika anggota Dewan Keamanan permanen, seperti AS dapat memveto keputusan atas resolusi tersebut.
Meskipun begitu, saat ini pemerintahan Biden dilaporkan mempertimbangkan untuk menarik vetonya terhadap Palestina yang akan menjadi negara berdaulat dan diterima sebagai anggota penuh PBB.
Penulis: Candra Soemirat
Penulis : Context.id
Editor : Wahyu Arifin
MORE STORIES
Peran Penting Internet untuk Pendidikan di Sudut Lain Indonesia
Kehadiran internet di kota-kota besar mungkin sudah menjadi kebutuhan primer. Tapi, bagaimana di desa atau daerah terpencil yang belum terjamah?
Context.id | 19-09-2024
Industri Antariksa Asia Mulai Menyaingi AS dan Eropa
China, India dan Jepang membuka pintu bagi negara-negara Asia ikut dalam persaingan antariksa
Context.id | 19-09-2024
Lepas Tanggung Jawab Iklim, Perusahaan Energi Fosil Jadi Sponsor Olahraga
Lembaga penelitian iklim menemukan aliran dana besar perusahaan migas ke acara olahraga untuk mengelabui masyarakat soal krisis iklim\r\n
Context.id | 18-09-2024
Ini Rahasia Sukses Norwegia Mengganti Mobil Bensin dengan Listrik!
Norwegia, salah satu negara Nordik yang juga penghasil minyak dan gas terbesar di Eropa justru memimpin penggunaan mobil listrik
Context.id | 18-09-2024
A modern exploration of business, societies, and ideas.
Powered by Bisnis Indonesia.
Copyright © 2024 - Context
Copyright © 2024 - Context