Share

Home Stories

Stories 24 Mei 2022

Harga Pangan Melonjak, Gimana Dampaknya di Indonesia?

Harga pangan global sudah naik hampir 0,33 persen, bagaimana dengan Indonesia?

Pekerja membawa gandum yang baru di panen, Mesir, pada (19/5/2022). -Bloomberg-

Context.id, JAKARTA - Jumlah orang yang berada di ambang kelaparan dilaporkan meningkat dua kali lipat dalam dua tahun terakhir. Dan ini akan diperparah dengan adanya pengurangan pasokan makanan. 

Sekretaris Umum PBB António Guterres menyebut, harga pangan global sudah naik hampir 0,33 persen. Oleh karenanya, pengurangan pasokan makanan akan dilakukan beberapa bulan mendatang.

Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran. Angka kelaparan diprediksi meningkat. Sebab, sebelum pandemi saja jumlah orang yang berada di ambang kelaparan sebanyak 135 juta penduduk. Angka ini bahkan melonjak drastis menjadi 276 juta pada tahun 2022. 


Bagaimana Indonesia?

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan dunia saat ini sedang terancam inflasi pangan, terutama soal gandum yang berakibat pada naiknya harga mie. 

“Mereka dapat mengubah harga mie, sehingga akan ada inflasi mie,” ujar Airlangga dalam Indonesia Pavilion: Indonesia Economic Outlook 2022 and The G20 Presidency, pada Senin (23/5/2022). 

Airlangga memperkirakan, kenaikan harga mie di Indonesia akan terjadi di 2022, meskipun para produsen telah membuat kontrak impor gandum hingga September 2022.

Pasalnya, 40 persen dari total kebutuhan gandum Indonesia dalam negeri berasal dari Ukraina yang sedang berkonflik. Selain itu, adapula larangan ekspor gandum India, konflik di negara Ethiopia dan Afghanistan, cuaca ekstrem, serta efek dari pandemi Covid-19 yang memperparah krisis ini.

Namun, Airlangga Hartarto tetap optimistis, kenaikan harga mie dan dampak inflasi pangan yang dirasakan Indonesia tak terlalu besar. Pasalnya, makanan pokok Indonesia adalah nasi. 

Hal ini pun juga didasarkan kebijakan pemerintah dalam tiga tahun terakhir yang sukses membentuk swasembada komoditas beras.

“Untungnya Indonesia dalam tiga tahun terakhir sudah melakukan swasembada komoditas beras. Jadi bahan pokok utama tersedia di dalam negeri,” ujar Airlangga.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 24 Mei 2022

Harga Pangan Melonjak, Gimana Dampaknya di Indonesia?

Harga pangan global sudah naik hampir 0,33 persen, bagaimana dengan Indonesia?

Pekerja membawa gandum yang baru di panen, Mesir, pada (19/5/2022). -Bloomberg-

Context.id, JAKARTA - Jumlah orang yang berada di ambang kelaparan dilaporkan meningkat dua kali lipat dalam dua tahun terakhir. Dan ini akan diperparah dengan adanya pengurangan pasokan makanan. 

Sekretaris Umum PBB António Guterres menyebut, harga pangan global sudah naik hampir 0,33 persen. Oleh karenanya, pengurangan pasokan makanan akan dilakukan beberapa bulan mendatang.

Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran. Angka kelaparan diprediksi meningkat. Sebab, sebelum pandemi saja jumlah orang yang berada di ambang kelaparan sebanyak 135 juta penduduk. Angka ini bahkan melonjak drastis menjadi 276 juta pada tahun 2022. 


Bagaimana Indonesia?

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan dunia saat ini sedang terancam inflasi pangan, terutama soal gandum yang berakibat pada naiknya harga mie. 

“Mereka dapat mengubah harga mie, sehingga akan ada inflasi mie,” ujar Airlangga dalam Indonesia Pavilion: Indonesia Economic Outlook 2022 and The G20 Presidency, pada Senin (23/5/2022). 

Airlangga memperkirakan, kenaikan harga mie di Indonesia akan terjadi di 2022, meskipun para produsen telah membuat kontrak impor gandum hingga September 2022.

Pasalnya, 40 persen dari total kebutuhan gandum Indonesia dalam negeri berasal dari Ukraina yang sedang berkonflik. Selain itu, adapula larangan ekspor gandum India, konflik di negara Ethiopia dan Afghanistan, cuaca ekstrem, serta efek dari pandemi Covid-19 yang memperparah krisis ini.

Namun, Airlangga Hartarto tetap optimistis, kenaikan harga mie dan dampak inflasi pangan yang dirasakan Indonesia tak terlalu besar. Pasalnya, makanan pokok Indonesia adalah nasi. 

Hal ini pun juga didasarkan kebijakan pemerintah dalam tiga tahun terakhir yang sukses membentuk swasembada komoditas beras.

“Untungnya Indonesia dalam tiga tahun terakhir sudah melakukan swasembada komoditas beras. Jadi bahan pokok utama tersedia di dalam negeri,” ujar Airlangga.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Paus dari Chicago, Leo XIV dan Langkah Baru Gereja Katolik

Dikenal cukup moderat tapi tetap memegang teguh doktrin gereja

Context.id . 09 May 2025

Diplomasi Olahraga RI-Inggris: Sumbangsih BritCham untuk Anak Indonesia

Program GKSC diharapkan dapat menjadi langkah awal perubahan positif anak-anak dalam hidup mereka.

Helen Angelia . 08 May 2025

Bobby Kertanegara Dapat Hadiah Spesial dari Pendiri Microsoft

Dari boneka paus untuk kucing presiden, hingga keris untuk sang filantropis. Momen yang memperlihatkan diplomasi tak selalu kaku.

Noviarizal Fernandez . 07 May 2025

Siap-siap, Sampah Antariksa Era Soviet Pulang Kampung ke Bumi

Diluncurkan Uni Soviet pada 1972, sayangnya wahana ini gagal menuju Venus karena roket pengangkutnya gagal total

Noviarizal Fernandez . 06 May 2025