Stories - 09 February 2024
Pembangunan Infrastruktur Tak Angkat Daya Saing Logistik
Pembangunan infrastruktur yang masif di era kepemimpinan Joko Widodo tidak sanggup mendongkrak kinerja logistik.
Context.id, JAKARTA - Pembangunan infrastruktur yang masif di era kepemimpinan Joko Widodo tidak sanggup mendongkrak kinerja logistik.
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM UI) menilai dua periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum mampu mengerek kinerja logistik Tanah Air.
Padahal, dalam Kabinet Kerja dan Kabinet Indonesia Maju, Jokowi melakukan pembangunan infrastruktur besar-besaran.
Informasi tersebut tertuang dalam publikasi Analisis Makroekonomi Indonesia Economic Outlook yang dikutip Jumat (9/2/2024).
LPEM UI mencatat ketika Jokowi mengucapkan sumpah jabatannya pada 2014, Logistic Performance Index (LPI) yang dirilis Bank Dunia, menempatkan Indonesia pada peringkat ke-53 dengan skor 3,08.
BACA JUGA
- Bakal Disidangkan KPPU, Google Kecewa
- Akademisi Bilang Beban Utang Negara Mengkhawatirkan
- Forum Demokrasi Habibie Serukan Penguatan Demokrasi Indonesia
Terkini, skor LPI Indonesia dilaporkan sebesar 3,0 pada 2023 yang menempatkan Indonesia di posisi ke-63 dari 139 negara. Turun 10 peringkat dalam dua periode pemerintahan Jokowi.
Meski demikian, LPEM UI mengungkapkan bahwa dwelling time atau waktu bongkar muat peti kemas di pelabuhan-pelabuhan utama, seperti Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Emas, Tanjungkarang, dan Makassar berhasil diturunkan.
Hal ini menandakan bahwa bongkar muat dilakukan lebih cepat. Adapun, peran dwelling time menjadi penting mengingat durasi bongkar muat kontainer yang terlalu lama, berpotensi menambah biaya logistik.
Pengamat dari LPEM FEB UI Teuku Riefky melihat terdapat dua kemungkinan yang menyebabkan indeks performa logistik menurun.
Pertama, pembangunan yang dilakukan selama periode 5 tahun, 2018-2023, hampir tidak ada artinya untuk meningkatkan kinerja logistik.
“Kedua, peningkatan kinerja logistik karena pembangunan infrastruktur selama pemerintahan Presiden Jokowi belum terwujud,” ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti dan mendorong sistem logistik yang semakin kompetitif melalui Sistem Indonesia National Single Window (SINSW) yang dinilai sudah ketinggalan dibandingkan dengan negara tetangga di Asean.
Sri Mulyani menyampaikan bahwa LPI Indonesia masih kalah kompetitif jika dibandingkan dengan negara-negara di Asean dan negara berkembang lainnya.
“Oleh karena itu, upaya terus menerus memperbaiki sinergi kementerian dan lembaga dalam rangka menyederhanakan pelayanan itu menjadi salah satu keharusan,” katanya dalam diskusi INSW, pertengahan tahun lalu.
Penulis : Noviarizal Fernandez
Editor : Wahyu Arifin
MORE STORIES
Di Tengah Perang dan Pengungsian: Mengapa Warga Palestina Tak Mau Pergi?
Warga Palestina tetap bertahan di tengah perang karena keterikatan emosional terhadap tanah, identitas budaya, serta harapan akan masa depan yang ...
Context.id | 09-10-2024
Dua Pelopor Kecerdasan Buatan (AI) Raih Nobel Fisika 2024
Dua pelopor kecerdasan buatan (AI) menerima Nobel Fisika 2024 sebagai pengakuan atas kontribusi inovatif mereka dalam mengubah pemahaman kita tent ...
Context.id | 09-10-2024
Kembalinya Pedagang Maut Viktor Bout ke Perdagangan Senjata Global
Kembalinya Viktor Bout menggambarkan perjalanan kontroversialnya dari penjara menuju kembali terlibat dalam perdagangan senjata global yang komple ...
Context.id | 09-10-2024
Krisis Air Global, Tahun-tahun Terkering dalam Tiga Dekade
Krisis air global selama tiga dekade terakhir disebabkan oleh perubahan iklim dan pengelolaan yang buruk, berdampak pada lingkungan, sosial, dan e ...
Naufal Jauhar Nazhif | 09-10-2024
A modern exploration of business, societies, and ideas.
Powered by Bisnis Indonesia.
Copyright © 2024 - Context
Copyright © 2024 - Context