Share

Home Originals

Originals 19 Desember 2023

Sampah Plastik Dari Solusi Jadi Masalah

Awalnya, kantong plastik diciptakan untuk menyelamatkan dunia, tapi kemudian menjadi masalah.

Context.id, JAKARTA - Awalnya, kantong plastik diciptakan untuk menyelamatkan dunia, tapi kemudian menjadi masalah.

Ditilk dari sejarah, kantong plastik ditemukan pada 1959 oleh pria berkebangsaan Swedia, Sten Gustaf Thulin.

Mulanya ia punya tujuan mulia, yakni untuk menggantikan penggunaan tas kertas yang terbuat dari pohon. Soalnya sejak 1950-an, pertumbuhan penduduk telah membuat separuh dari hutan hujan tropis menyusut.

Kemunculan plastik mungkin memang telah berdampak baik untuk mengurangi kebergantungan terhadap pohon. Tapi hal ini tidak dibarengi dengan perubahan kebiasaan para penggunanya.

Masalahnya, manusia terbiasa dengan menggunakan benda yang berbahan sekali pakai, seperti daun pisang, ranting, dan sebagainya.

Nah inlah yang jadi masalah, karena dipakainya cuma beberapa menit, tapi penguraiannya bisa menghabiskan ratusan tahun.

Berbeda dengan sampah kertas yang hanya butuh 2 hingga 6 minggu untuk terurai. Sampah plastik bisa membutuhkan waktu 20 hingga 500 tahun untuk terurai.

Baru pada dekade 1960-an, kesadaran akan dampak buruk plastik mulai terbangun. Kemudian kesadaran itu kian masif, sejak 1997, ketika sampah pastik ditemukan di dunia Samudra Pasifik.

Bagaimana kesadaran akan bahaya penggunaan sampah plastik di Indonesia dan penanganannya? Simak yuk di youtube Context ID!.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Home Originals

Originals 19 Desember 2023

Sampah Plastik Dari Solusi Jadi Masalah

Awalnya, kantong plastik diciptakan untuk menyelamatkan dunia, tapi kemudian menjadi masalah.

Context.id, JAKARTA - Awalnya, kantong plastik diciptakan untuk menyelamatkan dunia, tapi kemudian menjadi masalah.

Ditilk dari sejarah, kantong plastik ditemukan pada 1959 oleh pria berkebangsaan Swedia, Sten Gustaf Thulin.

Mulanya ia punya tujuan mulia, yakni untuk menggantikan penggunaan tas kertas yang terbuat dari pohon. Soalnya sejak 1950-an, pertumbuhan penduduk telah membuat separuh dari hutan hujan tropis menyusut.

Kemunculan plastik mungkin memang telah berdampak baik untuk mengurangi kebergantungan terhadap pohon. Tapi hal ini tidak dibarengi dengan perubahan kebiasaan para penggunanya.

Masalahnya, manusia terbiasa dengan menggunakan benda yang berbahan sekali pakai, seperti daun pisang, ranting, dan sebagainya.

Nah inlah yang jadi masalah, karena dipakainya cuma beberapa menit, tapi penguraiannya bisa menghabiskan ratusan tahun.

Berbeda dengan sampah kertas yang hanya butuh 2 hingga 6 minggu untuk terurai. Sampah plastik bisa membutuhkan waktu 20 hingga 500 tahun untuk terurai.

Baru pada dekade 1960-an, kesadaran akan dampak buruk plastik mulai terbangun. Kemudian kesadaran itu kian masif, sejak 1997, ketika sampah pastik ditemukan di dunia Samudra Pasifik.

Bagaimana kesadaran akan bahaya penggunaan sampah plastik di Indonesia dan penanganannya? Simak yuk di youtube Context ID!.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

China Tantang Dominasi AS di Teknologi AI

Persaingan AS dan China di bidang kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) semakin ketat.

Naufal Jauhar Nazhif . 06 February 2025

Mengapa Kita Merasa Sedih Setelah Liburan? Kenali Post-Holiday Blues

Setelah libur panjang, banyak orang akan merasa sedih tanpa sebab yang jelas. Nah, kondisi tersebut lah yang termasuk post-holiday blues. Apa itu?

Naufal Jauhar Nazhif . 05 February 2025

Mengenal Birthright Citizenship, Kebijakan yang Bakal Dihapus Trump

Trump ingin menghapus kebijakan Birthright Citizenship karena dimanfaatkan oleh imigran gelap

Naufal Jauhar Nazhif . 04 February 2025

Menteri Terkaya di Kabinet Prabowo, Siapa Saja?

Menjadi menteri di pemerintahan tentu sebuah tanggung jawab besar. Tapi, bagaimana jika menteri-menteri ini sudah kaya raya sebelum menjabat?

Naufal Jauhar Nazhif . 31 January 2025