Share

Home Stories

Stories 20 November 2023

Pelayanan Publik Berbasis HAM Harus Digencarkan

Pengarustamaan prinsip-prinsip HAM dalam penyelenggaraan pelayanan publik harus menjadi perhatian pemerintah pusat maupun daerah

Context.id, JAKARTA - Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) terus berupaya mendorong penerapan HAM dalam pelayanan publik yang diselenggarakan lembaga atau instansi pemerintah.

Salah satunya menggagas kerja sama penerapan Pelayanan Publik Berbasis Hak Asasi Manusia (P2HAM) di tataran pemerintah daerah agar bisa terus mendorong pengarustamaan prinsip-prinsip HAM dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah. 

“Melalui Permenkumham Nomor 25 Tahun 2023, sangat diharapkan jumlah satuan kerja yang mengikuti P2HAM dapat meningkat tidak hanya dari internal Kemenkumham tetapi juga dari tingkat kementerian, lembaga dan pemerintah daerah yang menyelenggarakan pelayanan publik secara langsung kepada masyarakat,” ujar Direktur Jenderal HAM, Dhahana Putra, Senin (20/11/2023).

Pada tahun ini, dari 282 Unit Kerja di Lingkup Kemenkumham yang lolos tahap evaluasi, terdapat 241 yang masuk ke dalam tahap penilaian dan menerima Predikat Unit Kerja P2HAM. 

Kemenkumham sejak 2018 lalu telah menginisiasi penerapan prinsip-prinsip di sektor pelayanan publik melalui Peraturan Menteri Hukum dan HAM (Permenkumham) Nomor 27 tahun 2018 tentang Penghargaan Pelayanan Publik Berbasis Hak Asasi Manusia.

Saat itu, Permenkumham tersebut hanya menjangkau jajaran unit pelaksana teknis (UPT) bidang Keimigrasian, Pemasyarakatan, dan Administrasi Hukum Umum.

Revisi peraturan kemudian dilakukan pada tahun lalu dengan adanya Permenkumham No 2 Tahun 2022 tentang Pelayanan Publik Berbasis HAM yang menjangkau seluruh satuan kerja di internal kementerian.

Selain itu, pada revisi pertama Permenkumham tersebut terdapat 5 tahapan yang harus dilalui dalam pelaksanaannya, yaitu pencanangan, pembangunan, evaluasi, penilaian, pembinaan dan pengawasan.

Namun demikian, terdapat sejumlah kendala dalam pelaksanaan Permenkumham No 2 Tahun 2022 sehingga diperlukan penyempurnaan lebih lanjut melalui revisi peraturan yang pada akhirnya melahirkan Permenkumham No 25 Tahun 2023. 

Direktur Jenderal HAM mengungkapkan pembahasan Permenkumham Nomor 25 Tahun 2023 melibatkan banyak pemangku kebijakan terkait. Tidak hanya di internal KemenkumHAM, pihaknya turut mengundang Ditjen Otonomi Daerah Kemendagri, KemenPAN-RB, KemenPUPR dan Ombudsman Republik Indonesia (ORI).



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 20 November 2023

Pelayanan Publik Berbasis HAM Harus Digencarkan

Pengarustamaan prinsip-prinsip HAM dalam penyelenggaraan pelayanan publik harus menjadi perhatian pemerintah pusat maupun daerah

Context.id, JAKARTA - Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) terus berupaya mendorong penerapan HAM dalam pelayanan publik yang diselenggarakan lembaga atau instansi pemerintah.

Salah satunya menggagas kerja sama penerapan Pelayanan Publik Berbasis Hak Asasi Manusia (P2HAM) di tataran pemerintah daerah agar bisa terus mendorong pengarustamaan prinsip-prinsip HAM dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah. 

“Melalui Permenkumham Nomor 25 Tahun 2023, sangat diharapkan jumlah satuan kerja yang mengikuti P2HAM dapat meningkat tidak hanya dari internal Kemenkumham tetapi juga dari tingkat kementerian, lembaga dan pemerintah daerah yang menyelenggarakan pelayanan publik secara langsung kepada masyarakat,” ujar Direktur Jenderal HAM, Dhahana Putra, Senin (20/11/2023).

Pada tahun ini, dari 282 Unit Kerja di Lingkup Kemenkumham yang lolos tahap evaluasi, terdapat 241 yang masuk ke dalam tahap penilaian dan menerima Predikat Unit Kerja P2HAM. 

Kemenkumham sejak 2018 lalu telah menginisiasi penerapan prinsip-prinsip di sektor pelayanan publik melalui Peraturan Menteri Hukum dan HAM (Permenkumham) Nomor 27 tahun 2018 tentang Penghargaan Pelayanan Publik Berbasis Hak Asasi Manusia.

Saat itu, Permenkumham tersebut hanya menjangkau jajaran unit pelaksana teknis (UPT) bidang Keimigrasian, Pemasyarakatan, dan Administrasi Hukum Umum.

Revisi peraturan kemudian dilakukan pada tahun lalu dengan adanya Permenkumham No 2 Tahun 2022 tentang Pelayanan Publik Berbasis HAM yang menjangkau seluruh satuan kerja di internal kementerian.

Selain itu, pada revisi pertama Permenkumham tersebut terdapat 5 tahapan yang harus dilalui dalam pelaksanaannya, yaitu pencanangan, pembangunan, evaluasi, penilaian, pembinaan dan pengawasan.

Namun demikian, terdapat sejumlah kendala dalam pelaksanaan Permenkumham No 2 Tahun 2022 sehingga diperlukan penyempurnaan lebih lanjut melalui revisi peraturan yang pada akhirnya melahirkan Permenkumham No 25 Tahun 2023. 

Direktur Jenderal HAM mengungkapkan pembahasan Permenkumham Nomor 25 Tahun 2023 melibatkan banyak pemangku kebijakan terkait. Tidak hanya di internal KemenkumHAM, pihaknya turut mengundang Ditjen Otonomi Daerah Kemendagri, KemenPAN-RB, KemenPUPR dan Ombudsman Republik Indonesia (ORI).



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025